Opini
Cuaca Batam Cukup Ekstrem, Faktor Iklim atau Sistem?
Oleh: L. Nur Salamah, S.Pd.
(Penulis, Pengasuh Kajian Mutiara Ummat)
TanahRibathMedia.Com—Masih teringat dalam benak, meskipun tidak begitu jelas. Sekitar 10 tahun yang lalu, saat penulis mengikuti sebuah pelatihan, semacam simulasi bencana. Disampaikan bahwa, sebenarnya Batam termasuk salah satu daerah yang jauh dari bencana alam, termasuk tsunami. Walaupun dikelilingi oleh lautan.
Lain dulu lain sekarang. Batam kini menjadi daerah yang rawan bencana, baik banjir maupun tanah longsor. Apalagi akhir-akhir ini cuaca Batam cukup ekstrem. Sebelum Ramadan, cuaca sempat dingin. Hampir setiap hari, hujan mengguyur wilayah Batam. Oleh karenanya mengakibatkan beberapa daerah terendam banjir.
Kemudian saat Ramadan menyapa, cuaca di Batam sangat panas. Seperti tidak ada hembusan angin, kipas pun serasa tidak berarti. Menurut catatan BMKG, suhu tertinggi mencapai 33°c, yang biasanya hanya berkisar pada 31°c. Sungguh, menjadi ujian tersendiri bagi umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa. Belum lagi gangguan mati air selama dua pekan. Kondisi yang demikian jelas cukup mengganggu dalam setiap aktivitas dan ibadah.
Pembangunan yang Kapitalistik dan Eksploitatif Penyebab Pemanasan Iklim Global
Beberapa faktor yang menyebabkan Batam terasa panas dan gerah, antara lain penguapan air laut akibat suhu yang tinggi dan kelembaban yang rendah. Di samping itu juga disebabkan karena pemanasan dan perubahan iklim global.
Akan tetapi, perlu kita sadari bersama bahwa cuaca panas ekstrem tidak semata faktor alam, tetapi justru erat kaitannya dengan faktor manusia. Faktor cuaca ekstrem, berkaitan dengan perubahan iklim yang dipicu oleh perilaku manusia, yang tidak ramah terhadap alam. Termasuk akibat kebijakan pembangunan yang kapitalistik dan eksploitatif, seperti pembangunan gedung-gedung pencakar langit yang tidak memperhatikan aspek dan daya dukung lingkungan. Oleh karenanya, berbagai macam kerusakan/ ketidakseimbangan alam pun terjadi. Sebagaimana yang terjadi di Batam dan belahan bumi yang lain.
Sebagaimana firman Allah dalam surah Ar-Rum ayat 41, yang artinya, "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
Untuk mengembalikan tatanan dunia yang ideal butuh sistem Islam. Karena pola pikir dalam sistem Islam sangat bertentangan dengan sistem kapitalis yang diterapkan sekarang ini. Kapitalisme, kebijakan penguasa atau pemerintah lebih condong kepada kepentingan para pemilik modal, padahal jelaslah ini menjadi sumber kerusakan.
Sementara Islam, adalah sistem yang paripurna. Ketundukan mutlak hanya pada Sang Pencipta dan pemelihara seluruh alam. Sistem Islam jika diterapkan secara keseluruhan dalam seluruh aspek kehidupan termasuk hukum-hukumnya, maka akan mewujudkan keharmonisan dan keseimbangan antara alam semesta dan makhluk hidup yang ada di dalamnya.
Islam sangat tegas, tidak boleh melakukan perusakan ekosistem yang mengganggu keseimbangan alam, jika ada yang melakukan, maka dianggap sebagai pelaku kejahatan dan dinilai sebagai bentuk kemaksiatan.
Penguasa dalam Islam betul-betul berperan sebagai pelayan dan penjaga umat melalui penerapan aturan Islam secara totalitas. Islam dengan tegas melarang eksplorasi dan eksploitasi alam, sebagaimana biasa dilakukan dalam sistem sekarang ini. Maka wajar, apabila hujan turun yang seharusnya menjadi rahmat malah menjadi musibah. Begitu juga terik matahari juga membawa malapetaka.
Islam Solusi dari Berbagai Musibah
Oleh karena itu, untuk mencegah berbagai musibah yang mungkin terjadi kapan saja, maka tidak ada cara lain kecuali dengan memperbaiki keimanan dan ketakwaan penduduknya yaitu dengan menerapkan aturan Allah yaitu menerapkan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan manusia di manapun berada, sembari mencampakkan aturan-aturan buatan akal manusia, karena sejatinya inilah yang akan membuka keberkahan hidup bagi kita.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an surah Al-A'raf ayat 96, yang artinya, "Sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, akan tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami, sehingga Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."
Wallahu a’lam bisshowwab.
Via
Opini
Posting Komentar