Opini
Harapan Pasti
Oleh: Umi Hanifah
(Aktivis Muslimah Jawa Timur)
TanahRibathMedia.Com—Tahun politik bagi bacaleg dijadikan momen memberikan harapan terhadap masyarakat jika ia terpilih. Harapan hidup sejahtera, ganyang korupsi, pemerataan pembangunan, bekerja untuk rakyat, dan sejuta harapan diobral.
Sebenarnya masyarakat sudah jengah dan tahu kebohongan para calon pejabat tersebut. Namun, di sisi lain masih berharap dengan memilihnya, kehidupan menjadi lebih baik. Dengan berbagai iming-iming bantuan sembako, diperbaikinya jalan, diberi seragam dan lainnya, para calon berharap meraup banyak suara untuk meraih kursi kekuasaan.
Padahal harapan yang dijanjikan adalah palsu, tak lebih dari sekadar hembusan sihir yang membius sesaat. Kemiskinan, putus sekolah, stunting, pengangguran, pembunuhan, korupsi, dan segudang masalah lain yang tak pernah kunjung usai. Yang mengherankan jika sudah duduk dalam kekuasaan, nyatanya mereka sendiri yang korupsi. Janji tinggal janji, tak lebih dari bualan yang menjijikkan.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sudah menangani sebanyak 1.351 kasus tindak pidana korupsi untuk periode 2004-2022. Jika dilihat berdasarkan wilayahnya, kasus korupsi paling sering terjadi di wilayah pemerintah pusat (Cnbcindinesia.com, 18/4/2023).
Inilah watak asli pemimpin dalam sistem demokrasi kapitalisme, pembohong dan zalim. Mereka biasa bermuka dua, saat belum menjabat bersikap manis pada ulama untuk meminta doa serta nasihat, menghadiri majelis taklim, menyapa masyarakat bawah, membantu keuangan, dan sikap baik lain. Namun ketika telah duduk di kursi jabatan, mereka berubah 180 derajat. Para ulama yang menasihati dikriminalisasi dengan cap radikal dan pemecah belah bangsa, majelis taklim dan pesantren dikatakan sarang teroris, pajak naik pura-pura tidak tahu, harga sembako melambung mereka masih bisa tersenyum, banyak anak-anak dan janda kelaparan mereka tetap makan enak dan kenyang.
Sistem demokrasi kapitalisme sama sekali tidak memberi harapan, sebaliknya membuka peluang rakyat hidup susah dan sengsara. Bagaimana tidak, kursi jabatan yang super mahal menjadikan mereka menggandeng pemodal untuk meraihnya. Maka tidak heran setelah mendapatkan jabatan, kebijakan yang dikeluarkan pro pemberi modal. Kesehatan, pendidikan, listrik, jalan, dan berbagai fasilitas umum dikomersialkan. Artinya para pemodal yang diuntungkan, rakyat tetap terkatung-katung dalam ketidakpastian.
Harapan pasti hidup tenang dan berkah hanya ketika lslam diterapkan menyeluruh. Mengapa seperti itu? Karena ada dua hal:
Pertama, para pejabat yang dipilih aalah orang yang bertakwa. Karena jabatan adalah amanah berat dan kelak ada pertanggungjawaban di akhirat. Maka dipilihlah orang yang kuat, adil, dan punya kapasitas sebagai pemimpin.
Sebaliknya dalam sistem demokrasi kapitalisme, siapa saja bisa menjadi pemimpin asal ada modal besar dan terkenal. Pemimpin dalam sistem ini bisa saja pemabuk, pezina, pembunuh, pembohong, dan lainnya. Oleh karenanya, kebijakannya amburadul serta menyusahkan rakyat, karena dipimpin oleh orang yang tidak punya kemampuan.
Kedua, sistem yang dijalankan harus baik. Islam adalah sistem yang baik karena berasal dari Zat Pencipta alam semesta pasti cocok untuk siapa saja dan kapan saja.
Syariat-Nya yang menyeluruh dan sempurna menjadikan jiwa tenteram dan memuaskan akal. Hal itu terbukti dengan penerapannya yang sangat panjang selama 14 abad dan bisa menaungi berbagai suku, warna kulit, dan bangsa yang berbeda bisa hidup berdampingan dan sejahtera.
Namun, berbeda jauh dengan sistem demokrasi kapitalisme saat ini. Penerapannya yang belum 2 abad, tetapi kerusakannya di berbagai bidang dan menyengsarakan. Pembunuhan, bullying, kemiskinan, perampokan, aborsi, HIV/AIDS merajalela, tawuran, bunuh diri, dan berbagai masalah yang menyedihkan.
Hal tersebut wajar karena sistem ini berasal dari akal manusia yang terbatas kemampuannya dan lemah. Adalah Cleisthenes, warga Athena Yunani mendirikan negara yang umum dianggap sebagai negara demokrasi pertama pada tahun 507-508 SM. Ia dianggap sebagai bapak demokrasi.
Fakta dengan gamblang membuktikan demokrasi kapitalisme adalah sistem lemah dan salah, jelas tidak akan bisa mewujudkan harapan hidup menjadi lebih baik. Dan hanya lslam yang bisa memberi harapan pasti hidup bahagia di dunia dan selamat di akhirat.
Wallahu a’lam.
Via
Opini
Posting Komentar