SP
Proyek Moderasi Beragama, Benarkah untuk Kemajuan Dunia?
TanahRibathMedia.Com—Praktik moderasi beragama di Indonesia menjadi contoh dan bahasan di Forum Lintas Agama G20 tahun 2023 di New Delhi, India. Negara-negara yang tergabung dalam G20 berharap kemajuan ekonomi tidak melupakan nilai kemanusiaan dan pelestarian lingkungan. (11/5). Benarkah praktiknya seperti yang diharapkan?
Indonesia menjadi salah satu negara yang berharap moderasi beragama bisa memberikan solusi problem kemanusiaan dan kerusakan lingkungan. Nilai-nilai agama tanpa aturan dianggap bisa menghentikan problem kemanusiaan semisal human traficking misalnya. Atau contoh lainnya, nilai agama diharapkan juga bisa membereskan problem lingkungan atas dasar nilai agama yang diakui di suatu negara.
Penting diketahui bahwa nilai-nilai agama tidak cukup ampuh menyelesaikan problem kecuali tegak aturan sistem yang diterapkan di suatu negara. Nilai agama di sini realitanya hanya himbauan, yang tidak mengikat apalagi menjadi solusi.
Alih-alaih menjadi solusi traficking dan kerusakan lingkungan, moderasi beragama justru memunculkan problem baru karena sistem saat ini menjauhkan agama dari aturan kehidupan (khususnya aturan publik). Sistem saat ini tidak terlalu peduli bahkan akan membiarkan sindikat perdagangan manusia dan perusak lingkungan jika di balik itu ada keuntungan atau kepentingan. Oleh karenanya, mustahil moderasi beragama bisa diandalkan untuk menyelesaikan problem. Jadi dari sisi mana moderasi beragama menjadi solusi?
Tanpa adanya peran agama dalam negara, problem apapun tidak akan terselesaikan secara tuntas. Satu-satunya agama yang memiliki aturan publik adalah Islam. Akidah Islam dijadikan sebagai asas dan umat paham terhadap agamanya. Disertai amalan dengan penuh kesadaran dalam penjagaan negara. Negara dalam Islam memiliki kewajiban untuk menerapkan Islam secara kafah dan mendakwahkannya ke seluruh penjuru dunia.
Ummu Jiddan
Bangkalan-Madura
Via
SP
Posting Komentar