Tsaqofah
Sang Pemutus Kenikmatan
Oleh: Naila Ahmad
(Santri Peduli Generasi)
(Kontributor Tetap TanahRibathMedia.Com)
TanahRibathMedia.Com—"Tiap-tiap yang berjiwa, akan merasakan mati." Penggalan surah Ali Imran ayat 185 di atas menjadi sebuah pengingat bagi kita semua bahwa dunia ini hanyalah kehidupan yang fana. Bahkan usia kita di dunia ini tak lebih hanya 1,5 jam saja. Itupun jika usia kita mencapai 63 tahun, jika tidak berarti lebih singkat dari pada itu.
Segala hal di dunia ini adalah sementara, termasuk kenikmatan dan kebahagiaan. Semua itu tidak ada yang kekal abadi. Sungguh mengherankan apabila kebanyakan manusia saat ini begitu membanggakan seluruh harta kekayaan yang mereka miliki, memperebutkan jabatan, seolah itu adalah kenikmatan yang hakiki. Padahal semua itu akan berakhir ketika telah tiba masanya.
Masa yang akan memutus segala kenikmatan dan kesenangan kita di dunia ini. Ketika masa itu telah tiba, kita tak akan bisa memundurkan atau memajukannya barang sesaat pun, itulah ajal atau biasa disebut dengan kematian. Ajal merupakan sebuah kepastian bagi setiap makhluk yang bernyawa, sebagaimana yang telah tertera dengan jelas di dalam surah Ali Imran ayat 185 di atas.
Seharusnya, ayat di atas selalu menjadi pengingat kita agar selalu bermuhasabah atau introspeksi diri dan mempersiapkan bekal untuk menyambut ajal tersebut. Sebenarnya banyak amal-amal yang bisa kita lakukan untuk memperbanyak pahala sebagai pemberat kelak di hari perhitungan.
Bukan hanya ibadah wajib saja, amalan dunia bisa juga membuahkan pahala atau bernilai akhirat. Semua itu tergantung pada niat kita pribadi. Sebagaimana hadis masyhur yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim yang artinya, "Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya."
Oleh karenanya, kita sebagai seorang muslim wajib mempersiapkan bekal untuk di akhirat kelak. Walaupun kita masih muda, hal itu tak menghalangi kita untuk tetap berbuat baik. Karena ajal tak menunggu tua atau sakit untuk tiba.
Nah, walaupun ajal adalah sebuah keniscayaan, dan hal itu akan memutus kenikmatan di dunia yang hanya sementara, tak mengapa. Sebab di akhirat, Allah telah mempersiapkan segala kenikmatan yang abadi di dalam surga bagi hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertakwa.
Oleh karena itu persiapkanlah amal kita dengan sebaik-baiknya, agar kelak kita bisa mendapatkan kenikmatan hakiki yang tak ada bandingannya di dunia, yakni surga yang di dalamnya tak ada kesengsaraan dan kesulitan. Semoga kelak Allah mudahkan kita semua untuk masuk dan kekal berada di dalamnya. Aamiin.
Wallahu a'lam bisshawwab.
Via
Tsaqofah
Posting Komentar