Surat Pembaca
Fenomena Ibu Ida Dayak ke Batam
TanahRibathMedia.Com—Siapa yang tidak kenal dengan Ibu Ida Dayak. Setiap kali membuka media sosial, kerap kali yang muncul di beranda adalah tayangan Ibu Ida Dayak yang sedang mengobati pasiennya. Tayangan Ibu Ida Dayak ini dengan konten sedang melakukan pengobatan dengan metode nonmedis atau disebut juga pengobatan alternatif. Adapun spesifiknya, adalah pengobatan pada sakit patah tulang, keseleo, beragam level struk, kaki atau tangan yang bengkok, dan lain sebagainya.
Menariknya lagi, dengan kelihaiannya ini, ia mengobati dengan santai sambil menari kadang bercanda dengan penonton sekeliling dan pasien. Ia pun, kerap menyampaikan tidak memungut biaya, kecuali dengan membeli minyak urut andalannya saja.
Tentu saja dengan aksinya yang memukau serta informasi terkait akan kedatangan Ibu Ida Dayak ke Batam, tidak sedikit warga yang tinggal di Kota Batam, Kepulauan Riau, dibuat histeris menunggu kedatangan Ibu Ida Dayak. Warga yang ingin berobat diminta untuk mengisi formulir, mulai dari mencantumkan nomor KTP, nomor kontak, dan jenis penyakit.
Namun, tidak sedikit pula yang khawatir karena maraknya modus penipuan berkedok minta data identitas atau KTP melalui pesan berantai yang dikirimkan melalui whatsapp.
Menanggapi pesan berantai ini, pihak polisi Kasat Reskrim Polresta Barelang Kompol Budi Hartono, meminta masyarakat untuk lebih waspada dan berhati-hati akan modus penipuan, karena tidak jarang adanya pihak yang mencari keuntungan dari pengisian identitas tersebut (batampos.co.id, 5/6/2023).
Antusiasme masyarakat tersebut menggambarkan kepada kita bahwa kondisi pelayanan kesehatan yang sangat buruk terutama yang didapatkan oleh masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
Begitu banyak kasus, baik yang kita dengar di media internet, berita televisi, maupun pernyataan masyarakat sulitnya mengurus biaya kesehatan. Meskipun sudah memiliki kartu jaminan kesehatan masyarakat, akan tetapi prosedur administrasi pengobatan yang begitu panjang dan dianggap rumit. Oleh karenanya, banyak kasus pasien yang meregang nyawa di saat masih mengurus surat-menyurat.
Walhasil, informasi mengenai kedatangan Ibu Ida Dayak ke Batam ini menjadi secercah harapan untuk ikhtiar pengobatan. Disebabkan tidak adanya patokan biaya seperti berobat jalur medis.
Hal ini tampak secara gamblang bahwa dalam kapitalisme yang dianut oleh negara, keadilan dalam pemenuhan aspek kesehatan itu tidak ada. Artinya, fasilitas kesehatan itu hanya diperoleh oleh orang atau kelompok yang memiliki uang yang banyak atau memiliki kedudukan yang tinggi saja.
Berbeda, saat Islam menjadi asas negara yang pernah diterapkan lebih kurang 13 abad Hijriah. Sejarah mencatat bahwa fasilitas itu dapat dimiliki siapa saja yang membutuhkan tanpa ada embel-embel administrasi yang rumit.
Aturan Islam sangat memperhatikan kesejahteraan masyarakat, dimulai dari kebutuhan pangan, papan maupun sandang. Sehingga ketika asupan gizi terpenuhi, maka angka kesehatan masyarakat pun menjadi baik. Hal ini tentu dikontrol oleh pemimpin-pemimpin yang amanah, yang bekerja sesuai aturan Islam. Pastinya dalam rangka menjaga agama di bidang kesehatan. Jadi kesehatan itu tidak lagi ditanggung oleh individu, tapi negaralah yang menjamin. Betapa sempurnanya Islam dan aturannya yang bersumber dari Allah yang Maha Kuasa atas segala ciptaan-Nya.
Sunaini, S.Pd., CTrQ.
Via
Surat Pembaca
Posting Komentar