Opini
Frustasi, Cari Solusi Bukan Bunuh Diri
Oleh: Safitri,S.Pd.
(Aktivis pendidikan)
TanahRibathMedia.Com—Hidup itu memang banyak masalah. Jangankan orang hidup, orang mati pun punya masalah yaitu masalah bagaimana dia mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya selama hidup di dunia.
Setiap orang berbeda-beda dalam menanggapi setiap permasalahan yang dia miliki. Ada yang dengan optimis menanggapi banyaknya masalah yang dihadapi, ada juga yang pesimis dan bahkan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Seperti kasus yang baru-baru ini ditemukan di Kota Banjar Patroaman, Jawa Barat. Seorang pria berinisial R (39) ditemukan tewas dengan kondisi tergantung di dekat kamar mandi, Selasa (6/6/2023). R diduga nekat mengakhiri hidupnya lantaran putus asa karena penyakit yang dideritanya tak kunjung sembuh.
Ini hanya sekelumit kasus yang terjadi di daerah yang kecil apabila dibandingkan dengan kota-kota besar seperti Jakarta. Kasus bunuh diri seolah sudah menjadi hal yang biasa terjadi dan seakan bukan hal yang harus diwaspadai. Padahal di dalam Islam nyawa seorang muslim itu sangat penting dan berharga jika dibandingkan dengan hancurnya dunia beserta dengan isinya. Begitu rapuhnya individu di zaman sekarang.
Padahal, seorang hamba bisa belajar dari kisah hidup Nabi Ayyub as.. Nabi Ayyub as. merupakan nabi yang sangat kaya yang dikenal sebagai orang yang baik, bertakwa, dan menyayangi orang miskin. Beliau selalu bersyukur akan segala kenikmatan yang telah Allah berikan, lalu kemudian Allah berikan cobaan yakni berupa penyakit judzam (kusta atau lepra) serta musibah yang membuat hartanya habis dan anaknya pun hilang. Beliau dijauhi oleh semua orang karena penyakitnya.
Namum, Nabi Ayyub as. justru tak henti berzikir kepada Allah karena beliau menganggap apa yang Allah berikan padanya semuanya adalah suatu tanda bahwa dia adalah hamba yang sangat dicintai oleh Allah, karena semakin Allah menyayangi hambanya maka, Allah akan mengujinya. Cobaan yang Allah berikan kepada beliau bukan dalam waktu yang sebentar melainkan dalam jangka waktu yang sangat lama yakni 18 tahun.
Berdasarkan surah Al Anbiya ayat 83:
ÙˆَاَÙŠُّÙˆْبَ اِØ°ْ Ù†َادٰÙ‰ رَبَّÙ‡ٗٓ اَÙ†ِّÙŠْ Ù…َسَّÙ†ِÙŠَ الضُّرُّ ÙˆَاَÙ†ْتَ اَرْØَÙ…ُ الرَّاØِÙ…ِÙŠْÙ†َ ۚ
Artinya: “Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.”
Dengan kesabaran yang dimiliki oleh Nabi Ayyub inilah maka Allah kemudian memberikan kesehatan yang sempurna tanpa rasa sakit lagi.
Inilah salah satu contoh yang bisa dijadikan panutan dalam menjalankan setiap aktivitas. Masalah tentu ada dan pasti ada, maka carilah solusi atau penyelesaian masalah itu dengan lebih mendekatkan kita kepada Sang Pencipta. Jangan sebaliknya, larut dalam masalah hingga akhirnya makin jauh dari Sang Pencipta dan memutuskan untuk mengakhiri hidup.
Padahal ketika mengetahui ada kehidupan lagi setelah kehidupan dunia ini yakni kehidupan yang kekal, maka seharusnya mempersiapkan bekal sebanyak-banyaknya agar kehidupan kita kelak akan menjadi lebih bermakna.
Begitulah Islam memandang kehidupan dan arti kehidupan. Islam mengatur semua aspek kehidupan, menentramkan hati, sesuai dengan fitrah manusia, dan memanusiakan manusia. Umat diajarkan untuk senantiasa memandang perbuatan manusia dari dari segi keridaan Allah Swt. semata. Apabila Allah meridai maka perbuatan tersebut pastilah akan mendatangkan kebaikan. Namun, jika Allah Swt. tidak meridai maka pastilah itu akan mendatangkan keburukan.
Allah Swt. itu bagaimana sangkaan hamba-Nya, kalau seorang hamba berprasangka Allah Swt. itu baik maka Allah itu baik. Pun sebaliknya jikasesorang berprasangka bahwa Allah itu jahat, ya Allah akan jahat. Karena sejatinya apa yang diucapkan adalah doa untuk diri sendiri.
Jadikan Allah Swt. sebagai tujuan utama kehidupan dan jangan memandang segala sesuatu hanya berdasarkan materi semata. Mungkin materi bisa membuat bahagia tetapi ketentraman dan kenyamanan seseorang tidaklah bisa diukur dengan hal itu.
Wallahu a’lam bisshawab.[TRM/Nai]
Via
Opini
Posting Komentar