Jurnalis: Peran Shahabiyah pada Awal-awal Dakwah Islam

Jurnalis, Achmad Mu'it, mengungkapkan peran shahabiyah pada awal-awal dakwah Islam.

"Meski tidak dijelaskan secara rinci dalam kitab Daulah Islamiyah karya Syeikh Taqiyyudin an Nabhani, namun peran shahabiyah pada awal-awal dakwah Islam, banyak ditemui dalam sirah dakwah Nabi SAW," tuturnya kepada Tanah Ribath Media, Selasa (13/06/2023).

Kaum Muslimin tidak akan lupa, kata Achmad Mu'it, bahwa yang pertama kali mengimani kenabian dan kerasulan Muhammad ibnu Abdullah adalah Khadijah binti Khuwailid ra. Khadijah adalah seorang perempuan pilihan yang selanjutnya dijadikan Allah SWT sebagai istri Rasulullah SAW. 

Selanjutnya ia menjelaskan sosok Khadijah dalam membantu dan men support dakwah nabi secara all out. 

"Khadijah  all out membantu Rasulullah SAW dalam berdakwah, membelanya, dan mengeluarkan harta bendanya untuk dakwah. Ia sangat mencintai suaminya di saat banyak orang mengucilkan dan membencinya. Ia mendampingi Nabi dan membela dakwah Muhammad SAW dengan kesabaran dan ketegaran yang luar biasa, tanpa surut sampai Allah memanggilnya kembali tiga tahun sebelum hijrah," bebernya.

Inilah Ummul Mukminin, imbuhnya, wanita yang sangat layak dan sangat pantas dijadikan Muslimah sebagai teladan.

Mas Mu'it, sapaan akrabnya juga menceritakan kisah shahabiyah yang lain yaitu Saudah binti Zam'ah. "Selain Khadijah, ada Saudah binti Zam'ah, yang setelah memeluk Islam, Saudah segera mendakwahi keluarganya hingga suaminya pun ikut masuk Islam. Bahkan keduanya saling mendukung dalam dakwah dan  turut berhijrah ke Habasyah," ujarnya.

Demi dakwah, imbuhnya, sang suami meninggal di negeri Najasyi itu. Saudah pun akhirnya Allah SWT tetapkan sebagai ummul mukminin, sebagai istri Rasulullah SAW.

Mas Mu'it juga mengisahkan shahabiyah lain, yang meregang nyawa demi mempertahankan akidah Islam yaitu Sumayyah Ummu 'Ammar.

"Kita pun tidak boleh melupakan Ummu 'Ammar (istri Yasir, ibunya 'Ammar bin Yasir). Muslimah pertama yang terbunuh di jalan dakwah karena mempertahankan keislamannya, yang kemudian diikuti oleh suaminya, dan seluruh keluarganya," terangnya.

Kemudian, lanjutnya, ada Fatimah binti Al Khattab, adiknya Umar bin Khaththab. Dia yang mendampingi suaminya ketika berdiskusi dengan kakaknya Umar bin Khaththab yang akhirnya Allah memberikan hidayah dengan masuknya Umar ke dalam Islam. 

Tidak hanya itu, jurnalis ini juga menceritakan tentang perjuangan dan kecerdasan Asma'binti Abu Bakar dalam membela dakwah Nabi.

"Kita juga kenal Asma binti Abu Bakar yang mengantarkan makanan bagi ayahandanya (Abu Bakar) dan Rasulullah SAW ketika tengah bersembunyi di gua Sur dalam perjalanan hijrah ke Madinah. Tentu saja ini sangat berbahaya bagi keselamatan dirinya. Namun, kepandaiannya, Asma berjalan menuju bukit itu sambil menggembalakan kambing. Ia berjalan di depan dan kambing-kambing gembalaannya di belakang sehingga jejak kakinya terhapus oleh jejak kambing. Akhirnya Rasul dan Abu Bakar pun selamat hingga tiba di Madinah," paparnya.

Ia juga mengungkapkan tentang sosok muslimah yang ingin ikut serta bersama Nabi dalam Perang Khaibar untuk berkontribusi dalam hal minuman maupun obat-obatan.

"Saat Nabi dan para sahabatnya hendak pergi ke Khaibar untuk berjihad, ada seorang Muslimah, namanya Ummu Sinaan. Ia pergi menghadap Nabi dan meminta disertakan dalam pasukan guna keperluan menjaga minuman, mengobati orang sakit dan orang luka, dan menjaga perbekalan," jelasnya.

Baru-baru ini, katanya, ada pernyataan dari ketua partai yang mengatakan, dirinya sosok wanita terkuat di dunia. Namun umat Islam mesti sadar bahwa sosok ini, tidak ada apa-apanya, bila dibandingkan dengan para shahabiyah di awal dakwah Rasulullah.

Terakhir, ia menekankan bahwa para shahabiyah lah yang seharusnya patut dijadikan contoh dan teladan bagi seluruh kaum muslimah khususnya para pengemban dakwah.

Merekalah, para shahabiyah yang seharusnya dijadikan contoh dan teladan bagi seluruh Muslimah khususnya para pengemban dakwah. Para shahabiyah inilah, sosok wanita-wanita terkuat di dunia," pungkasnya. []Nur Salamah