Nafsiyah
Perjalanan Panjang nan Melelahkan
Oleh: Sunaini Ummu Habil
(Aktivis Muslimah Kota Batam)
TanahRibathMedia.Com—Teringat ketika saya untuk kali pertama menumpangi kendaraan roda empat menuju kota perantauan. Perjalanan yang ditempuh sangat jauh, melewati kelokan sebanyak empat puluh empat (kelok 44).
Belum habis kepala mobil memiringkan badannya, sopir sudah kembali memutar setirnya. Pastinya mengaduk isi perut dan adu kepala dengan jendela mobil. Sangat melelahkan. Sangat membosankan. Sudahlah tidak hobi travelling. Cukup satu kalimat yang cocok untuk mengambarkan kondisi saya kala itu.
Perjalanan panjang nan melelahkan. Meskipun begitu, tidak akan mungkin perjalan itu dihentikan karena pasti saya tidak akan sampai pada kota yang hendak saya tuju. Meski badan lemas, muntah berkali-kali. Akan tetapi, tetap saja ingin melanjutkan perjalanan. Artinya ketika memahami tujuan, pasti kita akan melewati sekeras apapun rintangan dan kelelahan itu.
Dakwah adalah jalan yang melelahkan tetapi patut diperjuangkan.
Siapa saja yang sudah mengaku dirinya sebagai pengemban dakwah, pastinya harus memahami rute dan medan dakwah yang sedang dijalani. Banyak rintangan yang menghadang. Banyak kerikil yang menimpa. Kadang badai dari dalam diri pun ikut menghalangi.
Akan tetapi, sebanyak apapun hambatan itu, tidaklah menyurutkan langkah akan perjalanan untuk meraih tujuan yang hakiki yakni meraih rida Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam rangka memperjuangkan kembali kehidupan Islam di muka bumi.
Tatkala kita memahami tujuan yang hendak dicapai, sebesar gunung Uhud pun cobaan itu, pastilah kita dapat melewatinya. Artinya, medan dakwah yang lurus itu memang punya konsekuensi.
Sejauh inipun, perjuangan kita dalam menolong agama Allah belum seberapa. Belum menyamai perjuangan sahabat, keluarga, dan Rasulullah dalam berdakwah.
Belum ada kata kelaparan, belum ada ujian hingga merenggut nyawa. Memang semua itu tidak kita inginkan. Setidaknya fakta ini dapat memicu semangat juang kita dalam menyerukan kebaikan Islam. Tidak denga lisan, dengan tulisan pun jadi. Artinya, setiap diri kita punya potensi yang harus digali dengan bersungguh-sungguh saat belajar.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
ÙŠٰٓاَÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِÙŠْÙ†َ اٰÙ…َÙ†ُÙˆْٓا اِÙ†ْ تَÙ†ْصُرُوا اللّٰÙ‡َ ÙŠَÙ†ْصُرْÙƒُÙ…ْ ÙˆَÙŠُØ«َبِّتْ اَÙ‚ْدَامَÙƒُÙ…ْ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman. Jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”
(QS Muhammad: 7)
Ayat di atas sudah pantaslah kita jadikan pedoman dalam melewati medan dan perjalanan dakwah yang panjang, tiada kata melelahkan, yang ada di depan nan jauh di sana, ada surga yang disediakan. Masyaallah. Allahu Akbar.
Wallahu 'alam. [TRM/Nai]
Via
Nafsiyah
Posting Komentar