Opini
Perundungan di Kalangan Anak Makin Sadis
Oleh: Normah Rosman
(Pemerhati Masalah Anak)
TanahRibathMedia.Com—MHD (9), bocah kelas 2 di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Sukaharja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar) meninggal dunia akibat dikeroyok oleh kakak kelasnya. Korban mengalami kritis selama tiga hari, dan korban dinyatakan meninggal pada hari Sabtu, 20 Mei 2023 (kompas.com, 20/5/2023).
Penyebab Perundungan
Perundungan alias bullying makin marak terjadi, bahkan telah merambah ke Sekolah Dasar. Bullying yang dilakukan juga semakin sadis dan bengis. Anak yang masih sangat muda dari segi usia sudah berani melakukan perbuatan yang tidak sepantasnya dan merugikan pihak lain. Tentu saja kejadian ini menjadi pukulan telak bagi dunia pendidikan. Terlebih kejadian bullying ini kerap kali terjadi di lingkungan sekolah.
Dengan maraknya bullying di kalangan pelajar, tentu saja membuat orang tua merasa makin was-was ketika anak mereka ke sekolah menuntut ilmu. Apalagi bullying itu sendiri sering terjadi di sekolah. Peran guru juga turut dipertanyakan dalam mengawasi anak didik mereka di lingkungan sekolah.
Banyak hal yang menyebabkan terjadinya bullying di kalangan pelajar dan lingkungan sekolah, di antaranya kurikulum pendidikan maupun pola asuh di lingkungan keluarga dan masyarakat serta maraknya tontonan yang tidak layak bagi anak, serta mudahnya dalam mengakses tontonan tersebut. Negara yang mempunyai wewenang dalam hal ini seakan tidak peduli akan pertumbuhan dan perkembangan generasi penerus bangsa. Kurikulum pendidikan hanya fokus pada laporan dan cenderung mengabaikan para anak didiknya karena tuntutan kerja. Lingkungan masyarakat pun seolah tidak peduli akan bullying yang terjadi di sekitar mereka, selama tidak mengusik kepentingan pribadi maupun golongan mereka.
Islam Melindungi Hak dan Keselamatan Tiap Individu
Islam menjadikan keimanan sebagai landasan dalam setiap perbuatan, sehingga menjadi benteng dari perilaku jahat dan sadis. Islam selalu mengutamakan solusi yang sesuai dengan masalah yang dihadapi bukan membuat inovasi baru yang hanya menjadi beban ke depannya tanpa ada penyelesaian masalah dari masalah utama. Sebagaimana Allah berfirman dalam Surah Al-Hujarat ayat 11, “Hai orang-orang beriman janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.”
Pemahaman dan sikap demikian jelas tidak hadir dengan sendirinya tanpa adanya bimbingan dan teladan. Ada banyak upaya yang harus dilakukan agar pemahaman, tolok ukur penerimaan masyarakat sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Upaya ini tentu saja tidak dibebankan hanya kepada individu atau keluarga saja, tapi negara juga turut berperan dalam mewujudkannya. Negara turut bertanggungjawab dalam mendidik dan membentuk karakter yang sesuai dengan syariat Islam. Orang tua akan mengambil peran memberikan contoh dan teladan dalam bersikap dan berkata.
Islam memerintahkan amar makruf dan nahi mungkar dengan mencegah berbagai tontonan atau adegan kekerasan baik itu secara langsung maupun melalui televisi dan sosial media, dengan begitu masyarakat akan memiliki kepekaan dan tidak segan-segan untuk saling menasihati. Tidak segan dalam mengajak pada kebaikan dan mencegah terjadinya tindakan tercela.
Masyarakat dituntut agar tidak abai terhadap permasalahan umat di sekitarnya. Dengan begitu semua bibit pelanggaran dan kejahatan dapat terdeteksi dengan mudah. Masyarakat akan bertindak lebih cepat untuk melapor kepada pihak yang berwenang tanpa harus menunggu viral.
Tugas keluarga dan masyarakat akan lebih mudah dan kuat dengan hadirnya peran negara Khil4f4h. Ini dikarenakan Khil4f4h mempunyai banyak instrumen, mulai dari memastikan pondasi akidah mereka, membangun kepribadian Islam, menjaga agar selalu taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, sehingga terwujudlah individu yang beriman, berakhlak mulia, dan terampil di semua lapisan usia.
Sistem pendidikan Islam yang berbasis pada akidah Islam akan membentuk generasi yang memiliki kepribadian Islam, yakni setiap individu mampu berpikir dan bersikap sesuai dengan syariat Islam. Alhasil, setiap individu mampu berpikir dan bersikap sesuai dengan syariat Islam.
Wallahu a'lam.
Via
Opini
Posting Komentar