Nafsiyah
Ruh Senantiasa Dekat dengan Sang Pencipta
Oleh: Sunaini Ummu Habil
(Pengasuh Rumah Tahfidz Habil Bilal)
TanahRibathMedia.Com—Allah Ta'ala telah menganugerahi dalam diri setiap manusia ghorizah (naluri) diantaranya naluri untuk beragama, yakni keinginan untuk mengagungkan yang lebih kuat atau yang lebih besar dari dirinya sendiri. Ingin mentakdiskan sesuatu, ini pasti ada pada setiap individu meski bukan penganut ajaran Islam sekalipun.
Sebagai umat yang beragama Islam, agama yang mulia, satu-satunya agama yang diridai-Nya. Maka, sudah sepantasnya kita mengangungkan Sang Pencipta yang Azali (bersifat kekal) lagi hidup terus-menerus mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk dan tidak pula tertidur. Keyakinan seperti ini harus tertancap kuat dalam hati sanubari hingga terinternalisasi dalam diri.
Hal ini sebagaimana terdapat dalam ayat kursi.
بسم الله الر حمن الر حيم
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ
Artinya:
“Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.”
Keyakinan dan keimanan terhadap adanya Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Mengatur seisi langit dan bumi sudah sedari kini disadari. Bukan hasil dari doktrinisasi, melainkan karena belajar memahami kalamullah ataupun melalui segala sesuatu yang terindra atas ciptaan-Nya.
Ketika melihat luasnya daratan yang tidak kan pernah terjelajahi, tingginya langit tanpa pasak, dalamnya lautan hingga kapal titanic pun yang konon katanya kokoh hilang tanpa terlihat.
Sungguh, sudah sepantasnya kita menyadari bahwa diri kita adalah manusia yang sangatlah lemah, butuh bantuan orang lain. Ada masanya punah dan berkalang tanah.
Sungguh manusia hina tatkala ia menyombongkan diri seolah tidak butuh Allah. Berlalai dalam sandiwara dunia. Sibuk mengais rezeki untuk perut sendiri. Padahal kata hati kecilnya selalu ingat pada nur kebenaran. Itulah idrak sillah billah yaitu kesadaran hubungan dengan Sang Pencipta. Ambil kesadaran itu menjadi tingkah laku. Senantiasa terikat pada aturan-Nya. Takut akan dosa. Bersemangat meraih pahala. Wallahu a’lam.
Via
Nafsiyah
Posting Komentar