Opini
Bukan karena Lemah Iman Semata Kriminalitas Merajalela
Oleh: Sunaini, S.Pd., CTrQ
TanahRibathMedia.Com—Kriminalitas adalah perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai hukum tertentu sehingga akibat perbuatannya tersebut merugikan dirinya sendiri, orang lain, masyarakat, bangsa, dan negara.
Kasus kriminalitas ini sepanjang tahun makin melonjak naik. Sepertinya tak ada habis-habisnya. Beragam motif, mulai dari pembunuhan, pemerkosaan, pengeroyokan bersenjata tajam, korupsi (maling), dan lain sebagainya.
Sebagaimana yang diberitakan melalui www.antaranews.com (11-7-2023), Polda Metro Jaya meringkus pelaku kasus pembunuhan yang dilakukan oleh tersangka berinisial WA (20) kepada korban (50) di sebuah kotrakan Kampung Muka Ancol. Selain itu ada pula kasus pengeroyokan bersenjata atas motif cemburu.
Di lain laman, www.cnnindonesi.com (16-7-2023) memberitakan bahwa ditemukan mayat diduga mahasiswa di salah satu Sekolah Tinggi Yogyakarta sebagai korban mutilasi. Polisi pun masih mendalami motif mutilasi yang dilakukan tersangka.
Kasus di atas hanyalah bagian kecil dari kasus kriminalitas yang diangkat. Masih banyak lagi seperti pembunuhan tetangga, pembacokan, preman begal, apalagi korupsi atau lebih tepatnya menggunakan istilah maling kekayaan yang bukan menjadi haknya, kesemuanya sangat mengganggu keamanan dan kenyaman, serta merugikan banyak pihak.
Mengulik Akar Penyebab Kriminal
Begitu kompleknya persoalan kriminal yang terjadi di berbagai wilayah. Tidak hanya dilakukan oleh orang kelas bawah, tetapi juga dilakukan oleh orang kelas atas. Dengan beragam motif yang terbilang mengerikan. Lalu apakah benar hanya karena faktor lemahnya iman saja yang mendasari seseorang bisa melakukan perbuatan keji tersebut?
Beberapa hal yang menjadi penyebab tindakan kriminal adalah sebagai berikut:
Pertama, individu yang kurang iman. Iman adalah faktor internal seseorang yang berguna untuk mengontrol perbuatan yang akan dilakukan oleh individu. Ketika ia menyadari bahwa segala perbuatan terikat kepada hukum halal atau haram, maka ia akan berpikir sebelum berbuat. Ingatannya tertuju pada hari akhirat yang mana segala perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban. Ia akan takut membunuh, akan tidak tenang hidupnya ketika memutilasi korban. Sebelum berbuat, ia sudah dinasihati oleh iman di dalam dadanya. Akan tetapi, sebaliknya jika iman tidak melekat di dada dan tidak mau tunduk kepada kebaikan, maka kemungkaran akan merajalela seperti kasus kriminal yang sudah dipaparkan di atas.
Kedua, sempitnya lapangan pekerjaan dan kebutuhan hidup yang mahal. Faktor ini tidak kalah penting menjadi pemicu seseorang bertindak kriminal. Seperti biaya sekolah yang mahal, harga kebutuhan harga yang cenderung naik, biaya listrik dan air naik, sehingga untuk memenuhi kehidupannya ia bertindak melawan arus. Atau karena desakan keluarga, apalagi memang kondisinya tidak bekerja. Otak tidak sehat ditambah himpitan ekonomi apalagi ada kesempatan.
Ketiga, faktor lemahnya kontrol masyarakat dan aturan hukum yang tidak menjerakan. Sudah menjadi pajangan yang nampak terlihat jelas, bahwa selama aturan yang diambil adalah aturan buatan manusia pasti memiliki kelemahan dari banyak sisi. Sistem kapitalisme sekularisme menjadikan kebebasan sebagai asas kehidupan. Asas inilah yang membuat manusia bebas "nyolong" uang negara, bebas memutilasi, bebas melakukan aniaya, tidak takut akan peradilan, dan sebagainya. Peradilan pun kian tidak adil, tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Alhasil, pelaku kriminal yang keluar dari penjara pun, tidak jarang melakukan pengulangan kriminal lainnya. Dapat dikatakan akibat hukum yang tidak menjerakan menjadi faktor penyebab kriminal tidak dapat diberantaskan hingga ke akar-akarnya.
Islam Memberikan Solusi Tuntas
Islam adalah agama yang memiliki seperangkat aturan yang akan memancarkan cahaya untuk seluruh alam. Meyakini Islam sebagai ideologi adalah cerminan keimanan seseorang. Islam diturunkan untuk mengatur kehidupan manusia dalam segala bidang termasuk bidang akidah, ibadah, akhlak, ekonomi, pergaulan, pernikahan, pendidikan, sosial-politik, hubungan antar negara dan umat beragama, sampai pada aturan mengurus sumber daya alam. Begitu lengkapnya aturan yang sudah ada dalam Islam.
Menjadikan Al-Qur'an dan Hadis Rasulullah sebagai panduan kehidupan. Dengannya, manusia akan memahami benar bahwa Islam adalah aturan yang sempurna. Hal ini sebagaimana yang difirmankan dalam surah berikut ini,
ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَىٰ شَرِيعَةٍ مِنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
“Kemudian, Kami jadikan engkau (Nabi Muhammad) mengikuti syariat dari urusan (agama) itu. Maka, ikutilah ia (syariat itu) dan janganlah engkau ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.” (TQS Al-Jasiyah (45):18)
Begitupun konsekuensi dari keimanan adalah masuk ke dalam Islam secara totalitas, tidak ragu, yakin sepenuh hati, bahwa apa pun yang dikatakan oleh Allah dan Rasulullah pasti benar. Keyakinan inilah yang harus dimiliki oleh setiap kaum muslim yang beriman.
Dalam kehidupan bermasyarakat (life public), aturan Islam adalah aturan yang membawa kemaslahatan baik untuk pemeluk agama Islam maupun nonmuslim.
Saat Islam diterapkan dalam bingkai Daulah Islamiah mulai dari pembentukannya pada awal di kota Madinah dan Rasulullah Muhammad sebagai kepala Daulah Islamiah hingga runtuh pada abad IX M, maka perilaku kriminal ini bahkan kemudian sangat jarang dijumpai.
Hal ini disebabkan struktural pemerintahan Daulah Islamiah hanya menjalankan aturan sesuai syariat Islam. Dilihat dari sisi terpenuhinya segala kebutuhan umat oleh pemerintah, fasilitas kesehatan gratis alias diberikan secara cuma-cuma, pendidikan gratis, air listrik gratis, gaji karyawan melebihi kebutuhan. Ketika semuanya sudah terpenuhi, tindakan criminal pun tidak mendapat peluang.
Akan tetapi, ketika segala sesuatunya sudah dipenuhi, lalu kemudian masih saja ada yang melakukan tindakan kriminal, maka di sinilah berlaku hukum hudud, qishas, jilid, dan dera yang dilangsungkan di depan umum. Kesemuanya ini berdasarkan pertimbangan dalil syarak yang apabila diterapkan akan dapat menebus dosa dan sebagai efek jera bagi pelaku dan orang lain.
Begitulah mulianya Islam. Dengan diterapkan Islam, maka agama akan terjaga, akal akan selalu sehat, harta akan tetap pada haknya, dan kelangsungan hidup menjadi aman dipenuhi oleh rahmat dari Allah Ta'ala untuk alam semesta. Oleh sebab itu, hanya Islam satu-satunya aturan yang dapat menuntaskan persoalan kriminal hingga ke akarnya.
Wallahu a’lam bisshawab.
Via
Opini
Posting Komentar