SP
Hujan, Berkah atau Musibah?
Oleh: Naila Ahmad Farah Adiba
(Santriwati Peduli Generasi Muda)
TanahRibathMedia.Com—Setelah beberapa waktu Batam dilanda cuaca cukup panas, kini saat tulisan dibuat hujan mengguyur dengan derasnya. Gimana menurut kalian, Guys? Lebih enak cuaca panas atau dingin? Pasti beragam kan jawabannya. Akan tetapi, apapun itu harus tetap bersyukur ya. Sebenarnya di sini aku hanya ingin berbagi sedikit tentang sebuah pembahasan yang sepertinya menarik.
Hujan adalah salah satu peristiwa alam yang sering terjadi di wilayah-wilayah tropis. Dan semuanya terjadi karena Allah Swt. berkehendak. Nah, hujan ini bisa menjadi rahmat atau bahkan bisa menjadi azab.
Ketika hujan tersebut menimbulkan banjir atau dampak buruk lainnya maka coba kita telisik kembali apakah ada kemaksiatan yang terjadi di wilayah tersebut? Atau bisa jadi banjir itu karena ulah manusia sendiri. Hutan dihabisi, air dicemari, pohon-pohon ditebangi, yang akhirnya menyebabkan air tak bisa diserap lagi oleh tanah.
Dalam sebuah firman Allah Swt. yang telah tertulis di dalam Al-Qur'an surat Ar-Rum ayat 41 yang artinya, "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
Dengan demikian, ayat di atas telah menegaskan bahwa terkadang musibah yang terjadi itu karena akibat atau dampak dari perbuatan manusia itu sendiri yang tidak memperhatikan keseimbangan lingkungan.
Oleh karenanya, tanpa disadari perbuatan tersebut menimbulkan dampak yang tidak sedikit bahkan hingga menjadi problem atau krisis multidimensi. Kini ketika hujan turun, terkadang ada perasaan cemas yang menyusup ke dalam hati dan jiwa. Padahal sejatinya hujan itu rahmat dari Allah Swt. untuk kita dan juga salah satu waktu di mana doa-doa yang dipanjatkan mustajab.
Nah, banyaknya berita bencana alam menjadi alarm bagi kita semua terutama diri aku pribadi agar jangan sampai melalaikan kewajiban dan melakukan perbuatan maksiat yang akan menimbulkan dosa, karena ketika banyak maksiat yang terjadi maka Allah tak akan segan-segan untuk menurunkan azab-Nya kepada kita. Nauzubillahi min dzalik.
Salah satu ulama pernah mengatakan bahwa introspeksilah sebelum Allah yang memberikan, karena ketika Allah yang menurunkannya, maka bisa dipastikan kita tidak akan selamat dari hal tersebut.
Nah, bagaimana caranya agar hujan yang Allah turunkan ini bukan sebagai azab, tetapi tetap sebagai rahmat dan berkah? Tentunya kita harus bisa meminimalkan kemaksiatan yang terjadi, dimulai dari diri kita sendiri yang harus selalu berada dalam kondisi taat dan bertakwa kepada Allah Swt.. Jangan sampai kita malah melakukan hal yang telah dilarang oleh Allah Swt..
Akan tetapi, namanya manusia pasti ada masanya ia khilaf dan salah. Di sinilah dibutuhkan kontrol masyarakat untuk saling mengingatkan dalam kebaikan. Agar ketika kita belok, ada yang meluruskannya kembali.
Namun, hal itu tidak akan berjalan sempurna dan konsisten apabila tidak ada yang memberi arah selanjutnya dan tidak ada yang meriayah lebih lanjut. Nah, disinilah dibutuhkan sebuah pemimpin yang mampu menjadi perisai dan penegak hukum Islam secara keseluruhan agar tidak ada lagi kezaliman dan kemaksiatan yang terjadi sehingga azab tidak akan turun kembali kepada kita.
Wallahu a'lam bisshawwab.
Via
SP
Posting Komentar