SP
Menjaga Lisan
Oleh: Naila Ahmad Farah Adiba
(Siswi MAN 1 Batam)
TanahRibathMedia.Com—"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata baik atau diam."
Tulisan di atas merupakan terjemahan dari hadis arba'in an-nawawiyah yang ke lima belas. Yang juga diriwayatkan oeh Imam Bukhari dan Muslim.
Hadis tersebut menjadi sebuah pengingat bagi diri kita bahwa lisan ini bahkan bisa dibilang lebih tajam daripada pedang maupun pisau. Mengapa? Karena ketika ada luka terkena pedang, masih ada obatnya. Namun, jika hati manusia yang terluka tersebab perkataan kita, maka sulit untuk menyembuhkannya. Ibarat piring yang telah pecah, walaupun telah direkatkan ia tak akan bisa kembali seperti semula.
Kita mungkin pernah mendengar kata pepatah bahwa mulutmu harimaumu. Hal ini selaras dengan salah satu pesan Imam Ghazali yakni bahwa yang paling tajam di dunia adalah lidah manusia, karena dengan lidah tersebut kita mudah untuk menyakiti hati orang lain, padahal obat untuk hati yang tersakiti itu tidak ada.
Nah, sebagai seorang muslim, kita dianjurkan untuk tidak melukai atau menyakiti orang lain termasuk dalam hal perasaan atau hati. Oleh karena hal itu bukanlah perbuatan yang baik melainkan suatu hal yang buruk. Sebagaimana dalam sebuah hadis disebutkan bahwa , "Tersenyum di hadapan saudaramu adalah sedekah."
Bukan malah menampakkan wajah muram atau bahkan hingga menyakiti hati orang lain dengan kata-kata yang telah diucapkan oleh lisan kita.
Selain menjaga lisan kita dari menyakiti orang lain, kita juga harus menjaga lisan kita dari berkata yang tidak baik atau berkata kotor. Selain karena tidak sopan, perilaku tersebut juga tidak disenangi oleh Allah Swt., karena Allah itu menyukai kalimat thayyibah atau kalimat yang baik, bukan sebaliknya.
Sejatinya apapun yang kita ucapkan atau yang keluar dari lisan kita itu karena terpancar dari pola pikir atau sudut pandang yang kita miliki. Ketika kita mengeluarkan kata-kata yang kotor, maka orang akan beranggapan bahwa pola pikir kita tidak beres, pasti ada yang tidak sesuai.
Dan ketika kita hanya mengucapkan dan seharusnya kita memang hanya berkata perkataan yang baik-baik saja, maka orang pasti akan memiliki pendapat bahwa didikan dan pengajaran yang kita dapatkan adalah yang baik. Bahaya lisan itu sangat tinggi bahkan melebihi pedang maupun pisau. Oleh karenanya, ketika kita bisa menjaga lisan dengan sangat baik, maka kita akan menyelamatkan orang lain dari bahaya yang disebabkan oleh lisan kita.
Oleh sebab itu, sebenarnya apa sih manfaat kita ketika mengucapkan perkataan yang buruk ataupun menyakiti orang lain? Tidak ada bukan. Bahkan malah membuang-buang waktu dengan hal yang tidak bermanfaat. Padahal Rasulullah saw. bersabda dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah bahwasanya, "Di antara ciri baiknya keislaman seseorang adalah ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya." Hadis hasan diriwayatkan oleh Tirmidzi dan lainnya.
Dari terjemahan hadis di atas kita bisa mengambil ilmu bahwa ketika kita seorang muslim yang baik, maka gunakanlah waktu yang kita miliki untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat. Agar masa muda yang kita miliki saat ini bisa menjadi masa yang sangat produktif untuk melakukan berbagai hal yang bermanfaat.
Oleh karenanya, jagalah selalu lisan kita untuk tidak berkata kotor dan menyakiti orang lain. Alangkah baiknya jika kita gunakan lisan kita untuk senantiasa berzikir kepada Allah Swt. agar lebih berpahala. Jangan sekali-kali kita menyalahgunakan apa yang telah Allah berikan kepada kita. Jagalah lisan kita bersama karena ia lebih berbahaya daripada pedang yang tajam.
Wallahu a'lam bisshawwab.
Via
SP
Posting Komentar