Opini
Muharam, Momentum Hijrah dari Sistem Jahiliah Menuju Islam Kafah
Oleh: Naila Ahmad Farah Adiba
(Siswi MAN 1 Batam)
TanahRibathMedia.Com—Tak terasa dua belas bulan telah terlewati, kini kita bersiap untuk menyambut datangnya tahun baru 1445 Hijriah di bulan Muharam ini. Bulan ini selalu berkaitan erat dengan perihal hijrah dan sebagainya. Baik hijrah tempat maupun hijrah yang lainnya.
Dalam sirah nabawiyah telah diceritakan bahwa hijrahnya Rasulullah saw. dan para sahabat dari Makkah menuju Madinah itu dilakukan pada bulan Muharam tahun pertama hijriah. Pada peristiwa hijrah inilah kalender hijriah pertama kali ditetapkan.
Sebenarnya apa sih, pengertian dari hijrah itu sendiri? Hijrah memiliki dua makna yakni yang pertama adalah berarti meninggalkan semua perbuatan yang dilarang dan yang dimurkai oleh Allah Swt. untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik yang telah diperintahkan oleh Allah Swt.. Sebagaimana yang telah tertera dalam sebuah hadis yang artinya, "Orang yang berhijrah itu ialah orang yang meninggalkan segala apa yang dilarang oleh Allah Swt." (HR Imam Bukhari)
Contohnya seperti fenomena hijrah para artis saat ini yang awalnya berbuat maksiat menjadi pribadi dan hamba yang lebih taat. Atau bertaubatnya kita ketika melakukan sebuah dosa atau kesalahan dengan taubat yang sebenarnya dan berjanji tidak akan mengulanginya kembali.
Bisa juga diambil contoh dari kisah masuk Islam nya para sahabat seperti Umar bin Khattab, Mush'ab bin Umair, Bilal bin Rabah, dan lain sebagainya. Atau para shahabiyah seperti Ummul mukminin Khadijah, syahidah pertama Sumayyah binti Khayyath, dan lain sebagainya. Kisah mereka bisa menjadi inspirasi kita untuk juga berhijrah menuju arah yang lebih baik lagi daripada sebelumnya.
Kemudian makna kedua dari hijrah ini adalah perpindahan dari suatu negeri ke negeri yang lainnya karena di negeri tersebut umat Islam selalu mendapat tekanan, ancaman, dan kekerasan sehingga tidak memiliki kebebasan dalam berdakwah dan beribadah. Sebagaimana kisah hijrahnya Rasulullah dan para sahabat menuju kota Madinah.
Hijrah bukanlah hal yang mudah karena ia membutuhkan niat yang bulat dan tekad yang kuat. Untuk istikamah dalam sebuah proses hijrah adalah sebuah hal yang cukup sulit untuk dilakukan. Jangan dibayangkan bahwa hijrah ke Madinah adalah suatu hal yang mudah, di sana adalah medan berat yang harus para sahabat lalui untuk bisa menetap di tempat yang bisa menjadi pijakan awal berdirinya Daulah Islam di sana.
Bahkan untuk melakukan hijrah ke Madinah, para sahabat harus sembunyi-sembunyi agar tidak diketahui oleh orang Quraisy yang lain. Jika mereka ketahuan, maka akan dilarang untuk melakukan hijrah. Walaupun banyak juga yang bisa dengan bebas pergi berhijrah. Akan tetapi bukan berarti mereka bebas dari ujian dan cobaan. Medan perjalanan yang mereka lalui begitu gersang dan tak ada tumbuhan satu pun di atas padang pasir yang makin hari makin panas itu.
Bahkan ada yang sampai terluka kakinya, sakit, meninggal, tetapi itu tidak menyurutkan langkah mereka untuk tetap berhijrah menuju tempat yang lebih baik. Semua yang terjadi tak lagi mereka rasakan, karena mereka hanya mencari rida Allah Swt. semata.
Nah, begitupun dengan saat ini. Kehidupan yang tidak berjalan dengan semestinya karena yang digunakan adalah sistem buatan manusia, banyak menimbulkan ketimpangan dan kesenjangan di berbagai lapisan masyarakat. Telah banyak peristiwa yang menjadi bukti bahwa sistem yang digunakan saat ini belum bisa menyejahterakan seluruh rakyatnya. Oleh karenanya, kembalilah pada sistem Islam yang mampu membawa solusi terhadap segala problematika yang kita hadapi saat ini.
Wallahu a'lam bisshowwab.
Via
Opini
Posting Komentar