Opini
Pacaran, Bolehkah?
Oleh: Naila Ahmad Farah Adiba
(Santriwati Peduli Generasi Muda)
TanahRibathMedia.Com—Pacaran. Sebuah fenomena yang kini telah dianggap lumrah bagi sebagian orang atau masyarakat. Terlebih para generasi muda, mereka banyak yang melakukan hal ini, seolah tanpa pacaran mereka tidak bisa mengikuti tren dan tidak akan bisa eksis. Padahal tahu gak sih kalian, bagaimana hukum pacaran di dalam Islam?
Telah ditegaskan dalam Al-Qur'an surah Al-Isra' ayat 32 yang artinya, "dan janganlah kamu mendekati zina, itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk." Coba perhatikan firman Allah di atas. Segala hal yang mendekati zina saja dilarang, apalagi perbuatan zinanya.
Sebelum membahas lebih lanjut, aku mau bertanya kepada siapapun yang membaca tulisan ini. Apa sih manfaat dari pacaran? Atau aku ganti model pertanyaannya, pacaran itu ada manfaatnya atau malah rugi?
Menurut aku pribadi, pacaran itu membuat kita rugi sekali karena kita jadi sering keluar bareng doi sehingga waktu yang seharusnya kita gunakan untuk belajar dan hal-hal produktif lainnya malah terbengkalai.
Herannya masih ada aja yang gak terima, mereka bilang pacaran itu nambah semangat belajar lho, nambah semangat ibadah juga karena saling mengingatkan jadi dapat pahala. Duh, ada-ada saja. Mana ada berpahala dalam hal maksiat. Sebagaimana air dan minyak. Selamanya tidak akan pernah bercampur. Antara yang haq dan bathil tidak akan pernah bersanding.
Aku juga gak tahu pasti ya, karena aku, alhamdulillah gak pernah pacaran dan gak akan pernah mau. Akan tetapi, mungkin menurut beberapa orang hal itu menyenangkan di awal, semangat belajar dan sebagainya. Namun, coba ketika putus atau kalian yang laki-laki pacaran dengan perempuan yang mata duitan, wah pasti habis duit kalian kalau sering jalan bareng dia. Nah, rugi kan kalau uangnya habis cuma untuk doi yang belum tentu dapat pahala, tetapi sudah pasti dapat dosanya.
Kelebihan rezeki yang kalian punya lebih baik disedekahkan atau diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan. Seperti orang miskin di pinggir jalan, pemulung, atau membeli dagangan orang lansia, seperti nenek maupun kakek. Itu jelas lebih berpahala ya, Guys. Akan tetapi, niatnya harus diluruskan untuk semata-mata menolong orang yang membutuhkan agar Allah Swt. rida.
Dari sini sudah terlihat bahwa pacaran ini sangat merugikan baik dari pihak laki-laki maupun perempuan. Terlebih jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Duh, pasti si perempuan malunya gak akan bisa digambarkan lagi. Tentu akan mencoreng nama baik keluarga dan sekolah.
Memang sih, gak semua pacaran berujung pada zina, tetapi zina itu pasti berawal dari pacaran. Nah, setelah memahami hal itu, masih mau melakukan pacaran yang jelas-jelas mendatangkan dosa kepada para pelakunya? Kalau kalian bisa berpikir rasional, aku jamin kalian pasti tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Untuk pilihan itu, kalian sendiri yang menentukan karena life is choice.
Daripada masa muda ini kita habiskan hanya untuk menabung dosa, kenapa kita tidak menggunakannya untuk mendapatkan dan memperoleh pahala yang bisa menjadi bekal kelak di akhirat? Banyak contoh para pemuda atau remaja di zaman keemasan Islam yang menghabiskan masa mudanya untuk hal-hal yang bermanfaat dan menghasilkan pahala di sisi Allah Swt..
Contohnya seperti Ali bin Abi Thalib yang masuk Islam dan ikut berjuang di usianya yang masih belia, yakni sekitar sepuluh tahun. Ada juga Usamah bin Zaid yang ditunjuk Rasulullah saw. sebagai komandan perang di usianya yang baru tujuh belas tahun.
Imam Syafi'i yang sejak belia telah menjadi hafiz Qur'an dan ulama. Muhammad Al Fatih yang terkenal sebagai penakluk Konstantinopel di usianya yang baru memasuki kepala dua, tepatnya dua puluh satu tahun. Dan masih banyak lagi para pemuda yang hingga kini menjadi inspirasi terbesarku untuk selalu berjuang demi kejayaan Islam di masa mendatang.
Oleh karenanya, sudah cukup melakukan pacaran, lebih baik kita tata masa depan. Jangan sia-siakan waktu yang telah diberikan untuk sekadar kemaksiatan. Gunakanlah ia selalu untuk menebar kebaikan ke seantero dunia agar dunia menyadari dan memahami bahwa Islam bukanlah ancaman melainkan rahmat bagi seluruh alam.
Wallahu a'lam bisshawwab
Via
Opini
Posting Komentar