Sastra
Pahitnya Perbudakan
Oleh: Ummu Habil
TanahRibathMedia.Com—Berkisah tentang umat Nabi Musa
Tangan tak henti menampi padi
Memisahkan gandum dan kulit
Gandum tumbuh di punggung para budak
Dari kapal-kapal Nil ke pesisir
Tak henti mereka menanam gandum
Dan kembali untuk lebih
Panen emas untuk mesin tebah
Gandum diselamatkan untuk memberi makan para tuan
Kegetiran untuk makan para budak
Jerami pun untuk bahan mengaduk bata
Dibawa punggung para wanita
Menuruni lembah penderitaan tak berujung
Bermil-mil jauhnya tanpa beralaskan kaki
Panas tubuh berlumur lumpur
Kaki-kaki para penginjak
Mencampur bahan bata untuk kota Firaun
Cambuk mandor yang mengawasi
Siap menyengat punggung yang lelah
Sabit memotong jerami
Beliung memotong tanah liat
Lingkaran pekerjaan tanpa henti
Dari kaki para penginjak
Hingga tangan penuang lempung bata
Bergerak aliran lumpur tak hentinya
Hari demi hari, tahun ke tahun
Abad ke abad
Perbudakan tanpa istirahat
Hukuman tanpa imbalan
Inilah anak penderitaan
Sakit tak tertahankan
Bani Isril keturunan bangsa Ibrani
Yakin datangnya sang pembebas
Di hatinya tetap ada Tuhan
Pasti menjawab segala doa
Meski tidak mengetahui waktunya datang
Begitulah pahitnya perbudakan
Namun imannya tak tergoyahkan
Menjadi hikmah dalam perjuangan
Umat di masa sekarang
Kota Teh Obeng, 5 Muharam 1445H
Via
Sastra
Posting Komentar