Opini
Rasisme dan Sikap Hipokrit HAM
Oleh: Titin Kartini
TanahRibathMedia.Com—Demonstrasi besar terjadi di negeri Prancis, setidaknya 1.311 orang ditangkap dalam peristiwa tersebut. Hal tersebut dilatarbelakangi terbunuhnya seorang remaja berusia 17 tahun keturunan Afrika Utara, Nahel M. Sang remaja ditembak dari jarak dekat oleh seorang polisi pada Selasa (27-6-2023) di daerah pinggiran Nanterre, Paris.
Meski polisi tersebut sudah ditahan, bahkan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyampaikan keprihatinannya atas penembakan brutal oleh polisi dan meminta Prancis untuk menangani "isu rasisme dan diskriminasi yang mendalam" di lembaga penegakan hukum mereka (internasional.republika.co.id, 22-6-2023).
Peristiwa ini tentunya membuat Prancis membara, adanya rasisme begitu kental mewarnai peristiwa tersebut. Hal yang seharusnya tidak terjadi, tetapi nyatanya persoalan rasisme dan ketidakadilan kerap dirasakan oleh kulit hitam dan tentunya hal ini pun selalu menimpa umat muslim. Seruan PBB hanyalah seruan belaka tanpa langkah nyata, tak ada tindakan tegas terhadap negeri-negeri kafir yang melanggar hak asasi manusia. Lantas pada siapa kaum minoritas bisa bergantung? Hal tersebut terus terjadi tanpa adanya penyelesaian yang hakiki dalam arti memberikan keadilan seadil-adilnya.
Hak asasi manusia yang digadang-gadangkan negara-negara kafir Barat hanyalah isapan jempol belaka karena pada kenyataannya mereka pelanggar HAM terbesar. Begitu mudahnya mereka menghilangkan nyawa manusia atas dasar perbedaan suku, fisik, dan agama. Terlebih untuk umat Islam, kafir Barat dengan mudahnya menghilangkan nyawa mereka dengan seribu satu alasan untuk melegalkan perbuatan mereka karena pada kenyataannya benci menjadi alasan utama. Namun, tak ada pembelaan yang sungguh-sungguh dilakukan untuk membela umat Islam yang merasakan kezaliman. Slogan menjunjung tinggi kebebasan tidak berlaku bagi kulit hitam dan muslim, mereka akan tetap dipandang sebagai makhluk yang pantas dizalimi.
Islam sebagai ideologi begitu memuliakan manusia. Islam melarang siapapun menghilangkan nyawa manusia tanpa alasan yang dibenarkan syarak. Islam mengajarkan arti toleransi yang sesungguhnya sehingga agama, warna, ras, suku bangsa bukanlah tolak ukur untuk menilai keagungan manusia. Islam memberikan dan menghormati kebebasan selama tidak bertentangan dengan hukum syarak.
Islam menghormati agama lain bahkan mengharamkan mengganggu mereka baik secara lahir maupun batin selama kafir tersebut tunduk dan patuh pada aturan Islam, darah dan hartanya haram untuk dibunuh dan dirampas. Begitupun untuk umat muslim, Allah Swt. berfirman, "Siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah jahanam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya." (QS An-Nisaa'[4]: 93).
Miris, saat ini tak ada satupun institusi yang membela kaum muslim ketika mereka terzalimi baik lahir maupun batin. Hak asasi manusia tak berlaku untuk ras kulit hitam dan muslim. Organisasi dunia yang katanya menjunjung HAM hanya mengeluarkan kecaman tanpa langkah nyata, alhasil hal tersebut tak membuat jera para pelaku serta tak adanya sanksi tegas akan peristiwa-peristiwa yang menimpa ras kulit hitam dan muslim.
Tentunya kita butuh satu perisai umat untuk melindungi hak-hak kaum muslim sehingga darah dan hartanya terlindungi secara hakiki. Satu institusi yang melindungi manusia tanpa melihat perbedaan ras, suku, bangsa, dan agama, tetapi menghormati mereka sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Namun, tentunya ini tidak akan pernah didapatkan dalam sistem saat ini, di mana tidak ada satupun pemimpin yang mampu melakukannya karena ideologi kapitalisme yang sekuler dan liberal, yang memang tindak dan tanduknya hanya sebatas permasalahan yang dapat memberikan keuntungan semata. Ideologi kapitalisme lahir dari manusia yang serba terbatas,lemah, dan kurang, maka wajar umat manusia terutama umat muslim akan selalu teraniaya baik lahir maupun batin.
Menghadapi semua ini tentunya kita butuh satu institusi politik yang lahir dari ideologi yang berasal dari Sang Pencipta Allah Swt. sebagai perisai umat Islam yang akan menjadi garda terdepan untuk melindungi umat sehingga kebahagiaan yang hakiki lahir maupun batin akan dirasakan umat. Institusi politik itu bernama Khil4f4h. Satu-satunya sistem dengan ideologi yang berasal dari Sang Pencipta Allah Swt. yang sesuai fitrahnya manusia yang akan menegakkan dan menerapkan aturan sesuai perintah Allah dan Rasul-Nya yaitu Islam kafah dalam bingkai Daulah Khil4f4h berdasar Al-Qur'an dan Sunah yang akan menjaga, melindungi jiwa manusia terkhusus umat uslim.
Wallahu a'lam.
Via
Opini
Posting Komentar