Opini
Rendahnya Minat Menulis di Kalangan Remaja
Oleh: Naila Ahmad Farah Adiba
(Siswi MAN 1 Batam)
TanahRibathMedia.Com—Guys, kali ini aku akan sedikit menceritakan pengalaman ketika masa ta'aruf siswa madrasah kemarin. Jadi aku mendapati sedikit sekali peminat di dunia tulis menulis ini. Bahkan dari ratusan orang, hanya ada dua orang yang mengacungkan tangan, yaitu aku dan seorang siswa lainnya. Padahal sejatinya melalui kegiatan tersebut kita bisa mengabadikan karya kita bahkan hingga kita tiada kelak.
Menulis juga bisa menjadi sarana kita untuk menyebarkan kebenaran dan kebaikan kepada orang lain. Walaupun zaman serba canggih seperti sekarang, masih banyak lho, orang yang tetap mencintai tulisan maupun buku-buku.
Bagi aku pribadi, menulis itu memiliki esensi tersendiri. Terlebih apabila aku bisa menyebarkan kebaikan dan kebenaran, lalu kemudian orang itu tercerahkan menuju yang lebih baik, itu adalah sebuah kebahagiaan tersendiri bagi aku sebagai seorang penulis.
Padahal kalau kita memutar ulang memori ketika masa kejayaan Islam, akan didapati bahwa sebagian besar para ilmuwan dan ulama atau orang-orang yang lain, mereka mengabadikan atau menyimpan catatan ilmu mereka dalam sebuah tulisan bahkan hingga menciptakan buku-buku yang begitu banyak dan bahkan abadi hingga saat ini.
Wajar saja apabila di zaman dahulu orang-orang banyak yang berlomba-lomba dalam mengabadikan karyanya karena orientasi mereka bukan hanya sekadar duniawi semata, melainkan juga akhirat yang akan kita hadapi setelah kematian. Oleh karenanya, mereka fokus mengejar akhirat bukan hanya pujian manusia.
Sebenarnya, menurunnya minat menulis ini bisa juga terjadi karena faktor turunnya minat baca pelajar di negari tercinta ini. Bayangin aja, minat baca kita termasuk yang terendah dibanding negara lainnya, wajar aja, sih.
Ditambah lagi dengan makin canggihnya teknologi sekarang, membuat generasi muda saat ini menjadi generasi yang pemalas. Walaupun gak semuanya,tetapi sebagian besar sudah terkena dari dampak negatif penggunaan teknologi yang berlebihan ini.
Salah satu dampaknya yang terlihat jelas adalah minat baca dan menulis di kalangan remaja menurun. Padahal seharusnya teknologi yang ada ini bisa kita gunakan untuk kebaikan dan membantu kita untuk terus menjadi remaja yang produktif, bukan yang mageran alias malas gerak.
Contoh nyatanya seperti aku yang menggunakan teknologi untuk memudahkan dalam menulis dan berdakwah. Jadi bisa langsung tulis di ponsel misalnya, gak perlu lagi menulis dahulu di kertas lalu dipindahkan. Lebih efektif dan efisien bukan? Tentu saja. Masalahnya tidak semua teman memiliki pemikiran yang sama seperti aku, mereka mungkin lebih memilih menggunakan ponsel untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.
Nah, mau gak sih, kalau akhir zaman ini seperti masa kejayaan Islam dahulu? Pasti mau lah ya. Zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan wawasan yang sangat luas. Tentu membuat pelajar di zaman tersebut tergerak untuk terus menimba ilmu dengan membaca dan mengikatnya dengan tulisan.
Oleh karena itu, kita sebagai remaja pembawa perubahan, maka ciptakanlah perubahan itu mulai dari diri kita sendiri. Cobalah untuk perlahan menyukai dunia literasi yakni membaca dan menulis karena dengan itulah kita akan bisa membawa perubahan menuju arah yang lebih baik.
Jangan pernah berharap mendapat cuan atau harta dari menulis tersebut karena niat kita dalam menulis itu adalah untuk menyebarkan kebenaran dan keadilan Islam kepada seluruh umat dan berharap umat tersadarkan dari sistem yang salah menuju sistem Islam yang hakiki.
Niatkanlah menulis itu untuk mengharapkan rida Allah Swt. semata agar kelak bisa menjadi amal baik penyelamat kita di akhirat. Apabila kita telah meluruskan niat, insyaallah, apa pun yang terjadi kita tetap akan menulis, menyebarkan kebenaran ke seluruh penjuru alam.
Ketika nanti ada rezeki yang kita dapat dari hasil menulis tersebut, anggap saja itu adalah bonus dari Allah Swt. karena kita telah berusaha maksimal dalam menyebarkan agama Islam ini. Terakhir, tetap semangat dalam menulis sebagai salah satu cara dalam berdakwah, menyampaikan kebenaran dan keadilan di dalam Islam. Tulisan mengenai kebaikan itu akan abadi dan menjadi pahala jariyah ketika kita telah tiada kelak.
Wallahu a'lam bisshawwab.
Via
Opini
Posting Komentar