Straight News
Ustazah L. Nur Salamah: Penuntut Ilmu Tidak Boleh Memaksakan Diri di Luar Kemampuannya
TanahRibathMedia.Com—Ustazah L. Nur Salamah menjelaskan bahwa seorang penuntut ilmu tidak boleh memaksakan diri di luar kemampuannya. Penjelasan ini masih merupakan pembahasan dalam pasal kelima yakni kesungguhan, kontinuitas, dan niat yang bulat bagi penuntut ilmu yang bersumber dari Kitab Adab Ta'limu Al-Muta'alim Thoriqotu Ta'lum, Selasa (27-06-2023) di Batam.
"Penuntut ilmu tidak boleh memaksakan diri di luar kemampuannya," ungkapnya.
"Jika pasal sebelumnya membahas tentang perjuangan, semangat diri, mengurangi makan agar mampu menghidupkan malam-malam untuk belajar, sedangkan dalam pasal ini menjelaskan bahwa penuntut ilmu tidak boleh memaksakan diri di luar kemampuannya karena hal itu akan melemahkan diri hingga berhenti belajar," bebernya.
Pengasuh Kajian Mutiara Ummat ini memberikan nasihat bahwa sebagai penuntut ilmu juga harus mampu melihat kemampuan diri, tidak memaksakan keadaan diri dalam belajar. Misalnya, jika kondisi sedang tidak enak badan maka beristirahatlah, jangan memaksakan diri hingga jatuh sakit. Bijaklah dalam melihat kondisi diri, jangan sampai menjadi orang yang zalim terhadap diri sendiri.
"Sebaliknya, seorang penuntut ilmu harus bersikap bijaksana, ar-rifqu (lembut dan kehati-hatian) dalam hal tersebut," tegasnya.
"Sebagaimana Allah memperlakukan hamba-Nya dengan sangat lembut. Maka, kita pun hendaknya harus bersikap lemah-lembut kepada manusia, khususnya kepada anak-anak kita, pelajar kita, dan tetangga kita. Lemah-lembut bukan berarti membiarkan yang salah," jelasnya.
"Dan kelembutan adalah pondasi dalam segala perkara. Termasuk dalam memperlakukan tubuh kita juga harus penuh kelembutan dan berhati-hati. Jangan terlalu memaksakan diri," ungkapnya.
Sebagaimana Rasulullah saw., bersabda: "Ingat, sesungguhnya agama Islam ini kokoh, maka jalankanlah dengan bijaksana (lemah- lembut) dan jangan kau buat ibadah kepada Allah itu tak disukai oleh jiwamu. Karena orang yang telah terhenti di tengah perjalanan itu, tak bisa lagi menempuh perjalanan di muka bumi dan tiada pula kendaraan yang ditungganginya." (HR Ahmad)
Begitu pun Islam adalah agama yang penuh dengan kelembutan, tidak mengajarkan kekerasan apalagi bertindak teroris. Allah Swt. menurunkan syariat bukan hendak memaksakan kemampuan hamba-Nya. Allah Maha Tahu syariat apa yang pantas untuk dijalankan para hamba-Nya.
"Sebagai contoh, Allah mensyariatkan untuk berpuasa. Jangan sampai ibadah puasa menjadi beban atau alasan ketidaksanggupan. Sungguh, Allah Maha Tahu dan Maha Lembut," ucapnya.
Sebagai penutup, Bunda sapaan akrabnya membacakan sebuah hadis. Jiwamu adalah kendaraanmu atau modalmu, maka santunlah padanya," pungkasnya. [] Nai
Via
Straight News
Posting Komentar