Opini
Ajang Miss Universe: Kapitalisasi Peran Perempuan, Dampak Penerapan Kapitalisme
Oleh: Yuke Octavianty
(Forum Literasi Muslimah Bogor)
TanahRibathMedia.Com—Miss Universe dijadikan ajang bergengsi yang dianggap mampu memberdayakan perempuan secara optimal. Peran perempuan dipandang memiliki peran strategis di segala bidang. Kecerdasan dan bentuk fisik menjadi obyek sasaran yang diincar demi mendongkrak perekonomian.
Pusaran Kapitalisasi Perempuan
Miss Universe, menjadi ajang tahunan yang dijadikan harapan bagi kaum perempuan. Namun, faktanya jauh dari ekspektasi. Dilansir dari kompas.com (14-8-2023), diduga terjadi pelecehan seksual yang menimpa beberapa peserta Miss Universe Indonesia 2023. Beberapa peserta diduga dipotret tanpa busana dengan alasan body checking oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab. Tentu saja, peristiwa tersebut membuat para peserta marah dan kecewa. Mereka pun melaporkan pada pihak kepolisian. Peristiwa ini berujung pada pencabutan lisense ajang bergengsi tersebut di Indonesia oleh Miss Universe Organization (MOU).
Kontes kecantikan selalu menarik perhatian para perempuan. Sebab kontes ini dianggap mampu mewadahi potensi yang dimiliki. Mereka mampu memperlebar sayap di ranah hiburan, bisnis, atau bidang lainnya. Hak atas tubuhnya dipahami sebagai bagian atas hak asasi manusia yang harus dihormati. Atas dasar paham tersebut, pihak lain tak dibenarkan turut campur atas keputusan dirinya memperlakukan tubuhnya tersebut.
Lebih buruknya lagi, perempuan yang menginginkan eksistensi diri karena kecantikan atau kepintarannya justru menjadi sasaran empuk para kapitalis oportunis. Para pemilik modal, yaitu korporasi yang menjadikan para perempuan sebagai objek eksploitasi. Dengan dalih mendongkrak ekonomi atau sebagai sumber penghasilan yang menjanjikan, eksistensi perempuan dimanfaatkan untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya. Tanpa memedulikan akibat yang ditimbulkan. Alhasil, keadaan perempuan makin terpuruk. Nasib pun kian memburuk.
Hal tersebut menjadi bukti betapa kacaunya tata kelola kehidupan ala sistem kapitalisme. Sistem yang hanya mengutamakan keuntungan materi. Asasnya yang sekuler, benar-benar memisahkan setiap aturan kehidupan dari aturan agama. Agama dianggap tabu dan konservatif. Buruknya lagi, agama sama sekali tak dianggap ada. Proses eksploitasi pun tak disadari oleh perempuan itu sendiri karena eksploitasi itu sendiri bertopeng kemewahan dan kesenangan yang menipu. Namun, ternyata semua konsep tersebut menjadikan perempuan tak mulia dan tak mampu terjaga.
Islam Menjaga Kemuliaan Perempuan
Syariat Islam satu-satunya aturan yang menjaga kemuliaan perempuan. Allah Swt. menjaga peran perempuan sebagai pembangun umat, pendidik generasi. Bukan sebagai obyek yang dikapitalisasi, apalagi dieksploitasi.
Rasulullah saw. bersabda,
"Aku wasiatkan kepada kalian agar berbuat baik kepada para wanita." (HR Muslim)
Perempuan adalah fondasi generasi. Apa yang terjadi jika perempuan terpuruk dan tereksploitasi? Generasilah yang menjadi korban utama dan pertama.
Islam menjadikan perempuan sebagai makhluk yang mulia dan terjaga. Terjaga agamanya, kemuliaannya, haknya, akal, serta jiwanya. Semua diatur sempurna dalam syariat Islam. Penodaan terhadap kehormatan seorang perempuan adalah suatu perbuatan yang dilarang Allah Swt..
Demi meraih kehormatan sempurna, seoramg muslimah wajib menaati setiap aturan syariat yang mampu menjaga dari segala bentuk keburukan.
Salah satu aturan yang wajib dipatuhi perempuan dalam syariat Islam, yakni menutup aurat. Dengan menutup aurat, para perempuan menjadi makhluk terjaga kehormatannya. Dengan syariat tersebut, perempuan pun menjadi sosok yang mulia. Tak hanya menutup aurat, syariat Islam juga memerintahkan agar para perempuan tak bercampur baur (ikhtilat) tanpa mahram dalam pergaulan. Demi menjaga kehormatannya sebagai seorang muslimah dan sebagai bentuk ketundukannya kepada setiap perintah Allah Swt..
Semua aturan tersebut hanya mampu efektif terlaksana dalam sistem Islam berwadahkan institusi Khil4f4h. Dengan Khil4f4h, kemuliaan dan kehormatan wanita terjaga. Seperti yang dikisahkan dalam kisah Khalifah Mu'tashim Billah pada masa Kekhilafahan Abbasiyyah (837 M). Peristiwa Amuriyyah yang termasyur, yakni saat seorang wanita muslimah dilecehkan oleh seorang pria Romawi sehingga akhirnya Khalifah Mu'tashim Billah menjawabnya dengan menurunkan puluhan ribu pasukan untuk menyerbu kota Amuriyyah. Kota Amuriyyah pun terkepung selama lima bulan dan akhirnya takluk di tangan khalifah.
Betapa sempurnanya penjagaan syariat Islam terhadap muslimah. Hanya dengan penerapan syariat Islam yang menyeluruh, kehidupan penuh rahmat pun tercurah untuk seluruh umat manusia.
Wallahu a'lam bisshawwab.
Via
Opini
Posting Komentar