Sastra
Merdeka tetapi Merana
Oleh: Maman El Hakiem
TanahRibathMedia.Com—Merdeka, mereka, merana.
Berkilau seperti fajar, asa merdeka itu diraih lewat darah dan nanah.
Namun, di antara mereka masih ada hati yang merana, dalam senyap yang kelam.
Berjuang membebaskan diri dari belenggu lara, di saat alam telah merdeka. Ada derai air mata yang tersembunyi.
Bendera merah putih berkibar dengan gagah.
Namun, kibarannya masih menyayat hati jutaan rakyat yang mengais remah di tanah yang gemah ripah.
Semangat juang membara dalam tumpahan darah di masa lalu. Tapi nyatanya masih terjajah oleh mereka yang merampas kekayaan alam ini.
Merdeka, sebuah kata yang membangkit semangat.
Namun, mereka menggarami luka rakyat yang semakin dalam.
Bersatu kita berdiri, dalam cahaya kebersamaan,
Namun merana terasa, di tengah perpecahan yang membelah.
Oh, merdeka yang merana, kau mengajar arti perjuangan,
Mengingatkan bahwa kemerdekaan tak selalu penuh gemilang.
Tetapi dari keterpurukan itu, kita bangkit kembali,
Mencari makna yang sesungguhnya, dalam merdeka yang sejati. Membebaskan negeri dari cengkeraman oligarki.
Kota Angin, 12-08-2023
Via
Sastra
Posting Komentar