Motivasi
Oase Kebahagiaan
Oleh: Naila Ahmad Farah Adiba
(Siswi MAN 1 Batam)
TanahRibathMedia.Com—Hai Sobat, bagaimana kabarnya? Semoga Allah selalu melimpahkan rahmatnya dan kemudahan untuk segala urusan dan rencana kita. Aamiin ya rabbal 'alamiin. Sebelum berbincang lebih jauh, aku ingin bertanya tentang sebuah hal kepada teman-teman semua. Menurut kalian, apa sih makna kebahagiaan yang hakiki? Apakah cukup hanya dengan memiliki mobil mewah dan rumah megah? Atau bagaimana?
Kebanyakan dari remaja saat ini memiliki pemahaman tentang sebuah kebahagiaan hanya sekadar kehidupannya di dunia yang sangat beruntung. Mereka berlomba-lomba untuk membeli barang-barang dengan harga yang cukup fantastis. Berusaha mengikuti trend agar tidak di cap kudet alias kurang update, dan bahkan rela menjual keperawanannya demi sebuah iPhone. Miris banget gak, sih?
Belum selesai permasalahan tersebut, kembali tersiar kabar bahwa telah terjadi tindakan kriminal yang dilakukan oleh seorang remaja. Astaghfirullah hal adzim. Mereka mengira ketika mereka mengikuti hawa nafsu, maka mereka akan bahagia. Padahal tidak demikian kenyataan yang sebenarnya, sebaliknya ketika kita patuh terhadap hawa nafsu, maka ia yang akan melumat habiskan kita di dalam kehidupan dunia yang fana dan hina ini. Kita akan tenggelam di dalam lubang kemaksiatan dan kehinaan.
Banyak yang menyebutkan bahwa keadaan generasi muda saat ini sedang tidak baik-baik saja. Mereka tengah dirasuki oleh pemikiran Barat yang makin hari makin bercokol di hati kaum muslim saat ini. Oleh karenanya, jiwa para pemuda saat ini mudah sekali untuk rapuh dan patah karena sejatinya mereka hanyalah seorang pengekor bukan sebagai pelopor.
Gen z saat ini seiring disebut dengan generasi stroberi, ibarat buah tersebut yang ketika ditekan sedikit saja, maka ia akan hancur karena begitu rapuh badannya. Seperti itulah penggambaran remaja saat ini yang tengah di ambang kehancuran. Mereka begitu mengejar dunia sehingga lupa bahwa ini hanya kehidupan sementara, sedangkan yang abadi adalah kelak di akhirat.
Namun, hingga kini belum banyak yang sadar dan berubah bahwa kebahagiaan yang hakiki itu sejatinya adalah ketika kita taat atas perintah yang telah diberikan oleh Allah Swt. dan meninggalkan segala larangan-Nya karena kebahagiaan yang sejati itu akan datang karena keridaan Allah Swt. terhadap kita.
Coba kita kilas balik ke zaman Rasulullah saw. dengan para sahabat yang hidup dengan kehidupan yang sangat sederhana. Mereka bukanlah orang yang kaya, tetapi mereka bahagia. Salah satu contoh dari para sahabat adalah Mush'ab bin Umair, seorang bangsawan keturunan kaya raya yang begitu dikagumi penduduk Makah kala itu. Ia hidup dengan bergelimang harta dan kekayaan, tetapi ia lebih memilih jalan dakwah yang ia tahu pasti akan berjumpa dengan yang namanya kesusahan dan pengorbanan.
Seorang Mush'ab bin Umair saja rela meninggalkan kebahagiaan fananya demi mengejar yang lebih baik dan lebih pasti. Padahal sudah menjadi rahasia umum bahwa kehidupannya sangat layak, tetapi itulah kebahagiaan yang hakiki. Suci tanpa intervensi apa pun.
Bahkan Mush'ab rela disiksa dan dianiaya oleh ibunya sendiri karena lebih memilih Allah dan Rasul-Nya. Ia sudah tak peduli dengan kekayaan karena baginya kekayaan yang selama ini ia miliki hanya sementara. Bahkan karena hal itulah, ketika Mush'ab syahid pada perang Uhud, ia tak memiliki sehelai kain pun untuk menutupi tubuhnya selain kain yang apabila ditarik ke atas maka terlihatlah kakinya dan ketika ditarik ke bawah maka terlihatlah kepalanya.
Lihatlah, kebahagiaan Mush'ab bukanlah ketika ia memiliki kekayaan dan kemewahan, tetapi kebahagiaan itu ia dapat ketika ia memeluk iman di dadanya dengan sekuat tenaga dan jiwa. Bahkan ia rela wafat ketika memeluk agar Panji Rasulullah saw. tidak terjatuh. Subhanallah, akhir dari seorang Mush'ab begitu indah. Itulah balasan bagi seseorang yang lebih memilih Allah dan Rasul-Nya dari pada kehidupan dunia yang hanya sementara.
Oleh karenanya, sebagai remaja muslim yang baik kita juga harus mengikuti teladan terbaik kita beserta para sahabat-sahabatnya yang telah memahami hakikat kebahagiaan dengan benar. Agar hidup kita yang hanya sekejap ini mampu menorehkan sejarah yang baik dan bermanfaat untuk generasi yang akan datang.
So, setelah mengetahui tentang makna kebahagiaan yang hakiki, maka kini saatnya untuk kita berusaha melakukan yang telah kita pelajari dan berusaha untuk selalu istikamah di jalan dakwah ini agar kehidupan ini lebih bermakna dan selalulah mengingat Allah di mana pun kamu berada. Oke?
Takbir!
Wallahu a'lam bisshawwab
Via
Motivasi
Posting Komentar