SP
Esensi Hari Santri
TanahRibathMedia.Com—22 Oktober kerap kali diperingati sebagai hari santri nasional. Banyak kegiatan dan acara yang dilakukan untuk memperingati hari santri tersebut. Pawai, tabligh Akbar, dan lain sebagainya. Namun, ternyata perayaan tersebut hanya sekadar seremonial semata tanpa ada aksi nyata untuk melakukan perubahan menuju arah yang lebih baik.
Padahal di zaman dahulu, para santri adalah bukti nyata perlawanan terhadap para penjajah yang bercokol di negara ini. Sedangkan di masa sekarang, para santri hanya sekadar sebagai seorang siswa, tanpa ada tanggung jawab di pundaknya. Padahal seorang santri itu yang mayoritas adalah pemuda, adalah sebuah aset berharga untuk menuju masa yang gemilang di masa depan.
Tidak adanya rasa atau gelora perjuangan di dalam diri para pemuda saat ini dikarenakan sikap mereka yang makin hari makin individualis, menjadi pribadi yang tidak peka terhadap urusan umat. Padahal saat ini banyak permasalahan atau problematika yang tengah terjadi di seantero nusantara, bahkan dunia. Namun, mereka bersikap seolah tidak ingin ikut campur dalam masalah orang dewasa.
Dalam Islam hanya mengenal dua fase dalam kehidupan manusia, yakni sebelum akil baligh dan setelah akil baligh. Nah, ketika seseorang telah menjadi seorang mukallaf atau yang terbebani hukum, tak peduli, apakah ia masih remaja atau telah dewasa, maka harusnya bertanggung jawab atas segala problematika yang terjadi, terlebih urusan umat.
Ketika terjadi problematika seperti saat ini, sudah seharusnya kita sebagai pemuda ikut andil dalam hal tersebut. Karena sesungguhnya kita telah dewasa meski menurut orang kebanyakan masih usia remaja yang tidak tahu apa-apa.
Nah, oleh karena itu, sudah seharusnya di hari santri tahun ini, kita jadikan sebagai momentum perubahan menuju pribadi yang lebih baik lagi. Agar kehidupan kita juga terbawa menuju arah yang lebih baik lagi dengan diterapkannya syariat Islam secara sempurna.
Wallahu a'lam bisshawwab.
Naila Ahmad Farah Adiba
(Siswi MAN Batam)
Via
SP
Posting Komentar