Nafsiah
Belajar dari Sapu Lidi
Oleh: Maman El Hakiem
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Sapu lidi, sekilas mungkin terlihat sebagai benda sederhana, namun sebenarnya memiliki makna mendalam sebagai simbol persatuan dan ikatan dalam kehidupan berkeluarga. Dinamakan sapu lidi karena lidi-lidi tersebut menyatu, jika berserakan tidak lagi dinamakan sapu, mungkin hanya dianggap batang lidi yang menjadi mainan anak-anak yang mudah dipatahkan.
Simbol ini mencerminkan komitmen untuk tidak bercerai berai, dan karena berkumpul dalam satu ikatan maka benda tersebut jadi sangat berguna dan tidak akan mudah orang mematahkannya. Inilah simbol bahwa ketika kita masuk dalam ikatan yang kokoh tentu tidak akan mudah diremehkan oleh lawan karena akan berpikir dua kali untuk mengganggunya.
Hikmah Sapu Lidi
Sapu lidi terdiri dari serangkaian batang yang, meskipun terpisah, bersatu padu membentuk sebuah alat yang kuat. Demikian pula, dalam rumah tangga, setiap anggota keluarga, meskipun memiliki perbedaan, bersatu untuk membentuk ikatan yang tak terpisahkan. Adanya tali pernikahan menjadikan terjaganya garis keturunan. Inilah yang dinamakan ikatan darah atau nasab.
Proses pembuatan sapu lidi memerlukan kerjasama dan kolaborasi. Begitu juga dalam kehidupan berumah tangga, kebersamaan dalam menghadapi segala cobaan menjadi kunci utama untuk membangun fondasi yang kokoh. Tidak salah jika pernikahan dikatakan sebagai simpul atau ikatan yang kokoh antara dua keluarga yang sebelumnya mungkin tidak saling mengenal.
Dari sapu lidi juga belajar bagaimana tentang ketahanan dan keuletan. Dalam pernikahan, ketahanan terhadap godaan dan keuletan dalam melewati masa-masa sulit menjadi fondasi yang menguatkan hubungan. Pernikahan bukan sekadar menyatukan dua insan yang saling jatuh cinta, melainkan pula dua keluarga yang kemudian akan menjadi saudara karena adanya sebab pernikahan . Inilah hikmah bagaimana Islam telah memberikan syariat menikah untuk menjaga kemuliaan nasab manusia.
Adanya ikatan pernikahan akan menjadikan hati manusia menjadi tenteram, sebagaimana makna firman Allah Swt.:
"....Supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (QS Ar-Rum: 21)
Jagalah kuat-kuat tali pernikahan, dan hindari perceraian. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.: "Menceraikan istri adalah hal yang paling dibenci oleh Allah di antara yang halal." (HR Abu Dawud).
Belajar dari sapu lidi, kita diingatkan akan keindahan persatuan dan kekuatan dalam kebersamaan. Dengan merawat ikatan yang terbentuk, kita dapat merasakan keberkahan dalam perjalanan kehidupan berumah tangga sebagai fondasi kekuatan umat, terlebih jika aturan yang diterapkan di masyarakat adalah syariat Islam secara kafah sudah pasti akan mengokohkan rasa persaudaraan karena berada dalam satu ikatan, yaitu ikatan akidah.
Wallahu'alam bish Shawwab
Via
Nafsiah
Posting Komentar