Opini
Bumi Palestina Terjajah, Umat Islam Butuh Junnah
Oleh: Sunaini, S.Pd, CTrQ
TanahRibathMedia.Com—Kilauan cahaya di atas langit biasanya tanda banyaknya bintang muncul. Wajah gembira dan terpukau bagi siapa saja yang menyaksikan. Akan tetapi, sangat jauh berbeda dengan cahaya yang ada di langit Palestina. Cahaya yang dapat mematikan apa saja yang mengenainya. Bombardir, genosida yang menghanguskan, meluluhlantakkan gedung dan manusia di sekitarnya. Sungguh cahaya yang tidak diharapkan kehadirannya.
Bombardir dan gencatan senjata yang dilakukan oleh Zionis Israel itu mengenai kaum muslimin melalui jalur udara. Merenggut puluhan ribu nyawa tanpa ada rasa kemanusiaan. Serangan udara itu berlangsung sejak 7 Oktober 2023 hingga sekarang, menyisakan luka, simbahan darah, bahkan mayat bergelimpangan dimana-mana. Tidak ada rasa kasihan sedikitpun dari para tentara Zionis itu, agar dapat mendengar tangisan bayi, anak-anak, kaum perempuan dan lansia. Namun, malah terlihat membabi buta hingga menyerang rumah sakit dan kawasan sipil. Kode etik perperangan sudah nyata dilanggar.
Beragam media sosialpun terus mengabarkan kondisi terkini terkait kondisi Palestina. Baik media pro Palestina juga tak ketinggalan media mainstream yang terlihat menyudutkan pejuang Hamas. Hingga esensi penjajahan atas bumi Palestina dibelokkan menjadi isu lainnya. Tentu, sebagai muslim yang beriman melihat perang ini haruslah dari sudut pandang Islam.
Tanah Palestina adalah Tanah yang Diberkahi
Sebagai seorang muslim yang beriman bahwa Allah Ta'ala telah mengabarkan di dalam banyak ayat Al-Quran bahwa wilayah Palestina adalah tempat yang pernah ditempati sebagai bagian dari dakwah para Nabi dan Rasul, diantaranya, Nabi Ibrahim, Ishak, Luth, Ya’kub, Musa, Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa, Isa as. hingga Nabi Muhammad saw. Tentunya tidak bisa terbantahkan lagi bahwa Palestina adalah negeri yang diberkahi oleh Allah.
Diantaranya Firman Allah dalam surat Al-Isra' ayat 1, yang artinya "Mahasuci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjid Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan ke arah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Mahamendengar lagi Mahamengetahui.” (TQS Al-Isra':1).
Banyak ulama yang mengatakan bahwa bumi yang diberkahi tersebut adalah Syam yang meliputi Yordania, Suriah, Lebanon, dan Palestina. Umat Islam Palestina saat inipun masih menempati bumi yang sama. Apalagi tanah tersebut adalah tanah milik seluruh kaum muslim di dunia atau disebut tanah kharajiah (yang didapatkan tanpa perperangan). Walhasil tanah tersebut mutlak milik kaum muslim, bukan milik Zionis Israel.
Umat Islam Butuh Junnah
Kehadiran Zionis Yahudi bernama Theodore Hezl, dimulai dari mulut manisnya meminta tanah kepada Sultan Abdul Hamid II yang pada itu menjadi pemimpin Daulah Islam, dengan tegas sultan tidak memberikan sejengkal tanahpun. Sultan mengetahui bahwa tanah itu milik kaum muslim. Begitulah ketegasan Khalifah kepada orang-orang zalim. Khalifah selalu melindungi hak-hak kaum muslim dari penjajahan.
Kelicikan dan kebusukan Zionis Yahudi memang telah berhasil menduduki sebagian wilayah Palestina. Namun, perlu diketahui bahwa karena ketiadaan Khalifah (Pemimpin umat Islam sedunia) inilah yang memperpanjang penderitaan umat Islam Palestina. Palestina sejatinya telah dijajah, dirampas hak-haknya. Semua ini terjadi juga karena sejak tahu 1924 M. Daulah Islam dengan adidayanya telah diruntuhkan. Kemudian berdirilah negara bagian (nation state) dengan gerakan nasionalisme. Negara bagian ini berkumpul dalam Persatuan Bangsa-bangsa (PBB). PBB tentunya berkuasa atas negara-negara yang saat ini berada di tangan Amerika. Maka, mustahil PBB akan melindungi Palestina yang terjajah.
Umat Islam harus menyadari bahwa sekat nasionalisme telah menghalangi pemimpin negeri Islam dalam mengirimkan pasukan militernya. Ikatan nasionalisme pula yang membuat Pemimpin negeri muslim saat ini menjadi hubbuddunya. Khawatir hubungan diplomatik diputus oleh PBB dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu kehadiran khalifah sangat urgensi sebagai junnah yang dapat melindungi seluruh umat Islam di dunia untuk dapat menghapuskan penjajahan. Serta harus ada sebuah Institusi Daulah Islam yang superpower untuk mengemban dakwah Islam dan melaksanakan aturan Islam secara totalitas.
Wallahu 'alam bisshawab.
Via
Opini
Posting Komentar