Nafsiah
Di Balik Kacamatamu
Oleh: Maman El Hakiem
TanahRibathMedia.Com—Mata adalah salah satu anugerah terbesar yang diberikan kepada manusia. Dengan mata, kita dapat melihat dunia di sekitar kita, mengeksplorasi keindahan alam, dan berkomunikasi dengan orang lain. Namun, tidak semua orang diberkahi dengan penglihatan yang sempurna. Inilah saatnya fungsi kacamata muncul sebagai penyelamat bagi banyak individu. Kacamata bukan hanya alat bantu, tetapi juga simbol dalam cara kita memandang masalah dalam kehidupan.
Menjaga Kesehatan Mata
Tidak dapat dimungkiri bahwa fungsi kacamata berperan dalam menjaga kesehatan mata. Mata adalah organ yang kompleks, dan gangguan pada mata dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Beberapa masalah mata umum termasuk rabun jauh, rabun dekat, astigmatisme, dan presbiopia. Kacamata dirancang khusus untuk memperbaiki masalah ini.
Kacamata membantu fokus cahaya dengan benar pada retina, sehingga gambar yang kita lihat menjadi lebih tajam dan jelas. Mereka juga dapat melindungi mata dari efek buruk sinar UV, debu, dan polusi. Dengan demikian, kacamata membantu menjaga kesehatan mata kita dengan meminimalkan tekanan dan ketegangan yang dapat memicu berbagai masalah mata serius.
Cara Pandang Kehidupan
Selain sebagai alat untuk kesehatan mata, kacamata juga memiliki makna simbolis dalam cara kita memandang kehidupan. Cara pandang hidup seseorang sangat ditentukan dari pemahamannya. Dari kacamata kehidupan, manusia akan menyadari, bahwa hidup kita tidak selalu sempurna, dan kita harus siap untuk menghadapi tantangan yang datang. Kacamata adalah simbol kerendahan hati, kesadaran diri, dan penerimaan bahwa kita memiliki kekurangan.
Ketika kita memakai kacamata, kita juga dapat merasakan perubahan dalam persepsi kita tentang dunia di sekitar. Apa yang sebelumnya buram dan kabur menjadi tajam dan jelas. Inilah analogi yang indah tentang bagaimana kita dapat memandang masalah dalam hidup kita. Kadang-kadang, masalah terasa seperti penghalang besar yang menghalangi pandangan kita, tetapi dengan pendekatan yang benar, kita dapat mengatasi hambatan tersebut, sama seperti kacamata membantu kita melihat lebih baik.
Kacamata Syariat Islam
Menjaga pandangan dalam syariat Islam akan dapat membersihkan hati dan menjaga kehormatan diri. Terlebih dalam interaksi dengan lawan jenis, harus pandai menundukkan pandangan. Ada beberapa interaksi yang dibolehkan secara umum, semisal muamalah jual beli, pendidikan dan dunia medis atau kesehatan.
Namun, interaksi tersebut juga tetap tidak membolehkan adanya khalwat. Beberapa dalil yang menunjukkan pentingnya menjaga pandangan dalam Islam antara lain:
Surah An-Nur (24:30-31): "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.'"
Surah An-Nur (24:30-31): "Katakanlah kepada wanita yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya.'"
Sedangkan di dalam hadis, terdapat juga keutamaan menjaga pandangan, seperti sabda Rasulullah saw.:
"Aku bersumpah atas tiga perkara: Demi Allah, tidaklah seorang hamba memandang kepada seorang wanita lalu ia menahan pandangannya (berarti tidak memandang terus), melainkan Allah akan mengalirkan kepadanya rasa manis di dalam hatinya hingga ia melihat wajahnya pada hari kiamat. Dan demi Allah, tidaklah seorang hamba memandang kepada seorang wanita lalu ia menahan pandangannya karena takut kepada Allah, melainkan Allah akan mengisi hatinya dengan iman, kemurnian, dan kebahagiaan."
Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa dalam Islam, menjaga pandangan adalah tindakan penting dan dianjurkan. Ini dilakukan untuk menjaga kemurnian hati, menjaga kehormatan diri sendiri, dan menghindari godaan serta dosa. Ternyata, di balik kacamatamu tersimpan banyak pesona untuk terjaganya pandangan.
Wallahu'alam bish Shawwab.
Via
Nafsiah
Posting Komentar