Straight News
Ilmu Tetap Kekal Setelah Kematian
TanahRibathMedia.Com—Pengasuh Kajian Mutiara Ummat, Ustazah L. Nur Salamah, S.Pd., membacakan syair bahwa saudara ilmu akan tetap kekal setelah kematiannya.
"Saudaranya ilmu, dia akan tetap kekal setelah kematiannya," ujarnya saat mengawali kajian, Selasa (17-10-2023) di Batam.
Orang yang berilmu atau penuntut ilmu, imbuhnya, akan tetap kekal, seolah-olah masih tetap hidup meskipun tubuhnya berada di dalam tanah dan hancur.
Ia kembali melanjutkan dengan membaca syair yang menceritakan bahwa kebodohan itu hakikatnya telah mati meskipun jasadnya masih berjalan di atas tanah.
"Orang yang memiliki kebodohan hakikatnya telah mati, padahal walaupun jasadnya berjalan di atas tanah. Dia menyangka bagian dari orang yang masih hidup. Padahal ada dan tiada dirinya sama saja tidak berarti apa-apa," ungkapnya.
Ustazah Nur, selaku pengasuh kajian kembali melanjutkan membacakan syair lainnya yang bercerita tentang anjuran menuntut ilmu dan meninggalkan kebodohan.
"Kehidupan hati adalah ilmu, maka dapatkanlah! Sedangkan kematian hati adalah kebodohan, maka hindarilah!" tegasnya.
Ilmu adalah Kedudukan Tertinggi
Masih merujuk pada kitab yang sama, Bunda, sapaan akrabnya melanjutkan dengan membaca syair bahwa ilmu memiliki kedudukan tertinggi dalam sebuah tingkatan.
"Sesungguhnya ilmu itu adalah kedudukan yang paling tinggi dalam sebuah tingkatan yang ada. Terlebih lagi jika ilmu itu diajarkan kepada yang lain (disebarkan). Maka, akan semakin tinggi dari yang lainnya dalam kedudukan-kedudukan yang ada," paparnya.
Kemudian Ustazah Nur melanjutkan membaca syair baris berikutnya tentang kemuliaan orang berilmu itu berlipat ganda.
"Orang yang berilmu akan selalu kekal, bahkan berlipat-lipat kemuliaannya. Sedangkan orang bodoh setelah kematiannya dia hanya berada di dalam tanah," tukasnya.
Orang yang berilmu atau penuntut ilmu lanjutnya, dia akan tetap abadi dan berlipat-lipat kemuliaannya. Karena meskipun jasadnya berada dalam tanah, kebaikan-kebaikan akan senantiasa diingat oleh banyak orang, ilmu yang diajarkan akan diikuti banyak orang dan selalu disebut dalam doa oleh orang-orang yang mengikuti jejaknya.
Terakhir, ia menegaskan perbedaan ilmu dan kebodohan. "Maka, sungguh jauh bedanya antara ilmu dan kebodohan. Tidak akan pernah mendapatkan ilmu tadi kecuali orang-orang yang yang mengejar atau menuntut dengan sungguh-sungguh. Dia tidak bisa didapatkan begitu saja, sekalipun orang yang menjadi wakil raja ataupun panglima bagi pasukan," pungkasnya. []Bey
Via
Straight News
Posting Komentar