Teenager
Mengenal Karakter Pemuda yang Bercita-cita Surga
Oleh: Yulida Hasanah
(Aktivis Muslimah Brebes)
TanahRibathMedia.Com—Siapa yang tidak tahu bahwa pemuda merupakan sosok yang memliki peranan penting dalam hampir setiap perjuangan meraih cita-cita. Lihatlah bagaimana di masa perjuangan melawan penjajahan di negeri ini juga dipanaskan oleh perjuangan kaum mudanya. Dalam sejarah perjuangan dunia, ada Revolusi Perancis yang digerakkan oleh para pemudanya hingga mampu menumbangkan kekuasaan monarki. Para pengikut Lenin dan Stalin di awal kemenangan komunisme di Rusia juga didominasi oleh para pemuda. Dan jika kita ingat sejarah tumbangnya kekuasaan Orde Baru di Indonesia, dilakukan oleh kalangan mahasiswa yang notabene juga adalah pemuda.
Begitulah gambaran pemuda sepanjang sejarah perjuangan di negeri-negeri yang ada di dunia. Tidak terkecuali juga yang terukir dalam sejarah perjuangan Islam, pemuda adalah pemegang peranan penting di dalamnya. Para Nabi dan Rasul yang diutus Allah Swt. untuk menyampaikan risalah, mereka adalah dari kalangan pemuda yang rata-rata berusia sekitar 40 tahun. Ibnu Abbas ra., pernah berkata, “Tidak ada seorang Nabi pun yang diutus Allah melainkan ia dipilih dari kalangan pemuda saja (usia 30-40 tahun). Begitu juga tidak seorang alim pun yang diberi ilmu melainkan hanya dari kalangan pemuda saja.”(Tafsir Ibnu Katsir III/63).
Dalam Al-Qur’an pun, terdapat banyak kisah keberanian pemuda. ada pemuda Ashahbul Kahfi, pemuda Musa, pemuda Ibrahim, Yusuf dan sebagainya. Kesemuanya bukanlah pemuda sembarangan. Mereka semua telah Allah abadikan kisahnya hingga hari kiamat.
Mereka adalah potret pemuda yang bercita-cita surga, bahkan surgapun merindukannya. Berikut beberapa karakter para pemuda yang bercita-cita surga.
Pertama, pemuda yang mengimani Allah dengan iman yang benar. Tidak sekadar bermodal iman fitri yang muncul dari hati nurani saja, tetapi juga menghadirkan akal sebagai rujukan saat mengimani Allah Swt.. Sebagaimana pemuda Ibrahim mengimani Allah dan mengajak manusia untuk berpikir menggunakan akalnya agar tidak bertaklid buta tanpa ilmu dalam beriman. Hal ini telah diabadikan dalam Al-Qur'an surat Asy Syu’ara ayat 72 dan 77, dan surat Al Anbiya’ ayat 60-65, dan iman inilah yang menjadikan pemuda memiliki tujuan hidup yang benar dan orientasi yang jelas dalam kehidupannya.
Kedua, orientasi hidup yang jelas yang lahir darinya keimanan yang kuat kepada Allah Swt. menjadikan para pemuda tidak mudah terbawa arus kerusakan yang ada di sekitar mereka. Ketaatannya pada syariat Allah adalah perkara terpenting dalam hidupya setelah keimanan. Bahkan keberadaan mereka adalah sebagai agen perubahan. Mereka aktif melakukan amar makruf nahi munkar. Hal inilah yang tergambar dalam kehidupan pemuda-pemuda di masa Rasulullah.
Rasulullah mendedikasikan hidupnya di jalan Islam dan perjuangan menegakkan panji-panji Islam. Seperti contoh Usamah bin Zaid, ketika dia berusia 18 tahun, dengan gagah berani menjadi komandan pasukan Islam saat menyerbu Syam.
Begitu juga Abdullah bin Umar, saat usianya masih 13 tahun yang datang kepada Rasulullah saw. meminta untuk diterima jadi anggota pasukan Islam. Meskipun Rasulullah menolaknya karena dia masih kecil. Namun Abdullah bin Umar tidak putus asa, ditahun berikutnya dia datang lagi dengan permintaan yang sama kepada Rasulullah. Tetapi Rasul menerimanya menjadi anggota pasukan saat perang Ahzab. (Shahih Bukhari VII/hal. 226 dan 302).
Ketiga, pemuda-pemuda yang bercita-cita surga adalah yang konsisten di dalam jalan perjuangan. Siap memikul beban di jalan dakwah dan perjuangan, bersabar saat menghadapi berbagai ujian dakwah. Merekalah yang mendapatkan kebaikan, ampunan dari Allah dan surga yang nikmatnya tak terkira. Merekalah yang disebut sebagai orang yang beruntung(muflih). Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an surat At Taubah ayat 88,
“Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh bermacam-macam kebaikan dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Maka, jika hari ini kita menyaksikan perjuangan dan aktivitas jihad para pemuda muslim Palestina. Merekalah contoh para pemuda yang gagah berani, tidak takut dengan ancaman zionis Yahudi. Mereka adalah bagian dari pemuda yang bercita-cita surga.
Adapun jika kita menyaksikan para pemuda sekarang yang hidupnya dikelilingi dengan kebebasan, hedonisme, terjerat narkoba, seks bebas dan menjadi pelaku kriminalitas. Meski sebenarnya mereka beragama Islam, namun cara hidupnya sangat jauh dari tuntunan Islam dan perjuangan penegakan Islam. Sesungguhnya ini menjadi tamparan keras bagi umat Islam di negeri ini bawah lingkungan sekuler kapitalislah yang mencetak para pemuda-pemuda yang jauh dari karakter bercita-cita surga. Bahkan mereka tanpa malu meminta izin pada Tuhannya untuk berbuat dosa. Na’udzubillah. Sejatinya, tidak ada pemuda yang bercita-cita surga jika ‘senang’ berbuat dosa.
Wallaahua’lam
Via
Teenager
Posting Komentar