Opini
Milisi Saja Tidak Cukup untuk Melawan Zionis Yahudi
Oleh: Anggi Angraini
(Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta)
TanahRibathMedia.Com—Akhir-akhir ini beranda sosial media dipenuhi dengan aksi genosida yang dilakukan oleh Zionis Yahudi kepada rakyat Palestina. Agresi zionis ini semakin membabi buta ke jalur Gaza akibat peperangannya dengan kelompok Hamas yang memuncak pada 7 Oktober lalu.
Tak hanya itu, dikutip dari CNN Indonesia, milisi Hizbullah di selatan Lebanon menembakkan puluhan roket ke Kota Kiryat Shmona Israel pada Kamis, 2 November 2023. Sebelumnya sebuah pesawat tak berawak (drone) Amerika Serikat ditembak jauh di lepas pantai Yaman oleh pemberontak Houthi pada Selasa (31-10-2023).
Milisi Jihad Islam yang menggempur zionis pada 7 Oktober yang lalu masih melakukan perlawanan berlangsung hingga hari ini. Gerakan perlawanan milisi-milisi Islam ini dibentuk atas dasar kesadaran mereka karena kewajibannya membela Palestina sebagai saudara sesama muslim yang teraniaya.
Meskipun sangat disayangkan negara mereka sendiri bersikap berbeda akan hal ini. Seperti yang kita ketahui tidak ada satu pun negeri muslim yang mengirimkan tentara mereka, termasuk Yaman dan Lebanon. Bahkan mirisnya, penguasa Palestina berlindung di balik OKI dan PBB.
Penjajahan oleh Zionis Yahudi terhadap Palestina ini telah memantik berbagai gerakan pro Palestina di negara-negara Timur Tengah, seperti: Iran, Lebanon dan Yaman dan Jalur Gaza dengan Palestinian Islamic Jihad (PIJ) yang merupakan kelompok bersenjata terbesar kedua di Gaza.
Keberadaan PIJ ini sering membuat zionis kewalahan terhadap berbagai serangan. Tujuan PIJ adalah memerdekakan wilayah Palestina yang dirampas tanahnya oleh zionis. PIJ turut dalam memerangi zionis laknatullah pada 7 Oktober lalu.
Namun, keberadaan milisi-milisi di atas belum menjadi solusi atas penjajahan yang terjadi di Palestina saat ini. Buktinya, kejahatan dan penjajahan zionis terhadap Palestina semakin nyata dengan adanya penyerangan terhadap warga sipil, anak-anak, dan balita. Namun, hal itu tidak membuka mata dunia jika ini bukan lagi tentang agama melainkan adalah rasa kemanusiaan yang telah hilang. Penguasa negeri muslim mengabaikan realita pahit ini demi mempertahankan kekuasaan mereka dan hanya melakukan kecaman-kecaman.
Ada yang lebih menyakitklan lagi, penguasa Arab Saudi justru melakukan pesta tahunan sementara saudara mereka sedang dibantai habis-habisan oleh musuh Allah. Penguasa muslim lainnya seperti Turki masih menjalin hubungan diplomatik dengan Zionis Yahudi. Bahkan, beberapa dari mereka melakukan “normalisasi” atas semua yang terjadi.
Sikap ini menunjukkan pengkhianatan yang begitu besar kepada Muslim Palestina. Tak sampai di situ penguasa negeri muslim juga mengabaikan realita pada kondisi peperangan yang terjadi antara Zionis Yahudi dan Hamas. Posisi mereka tidak seimbang karena Hamas adalah milisi independen tanpa dukungan negara. Sementara Zionis Yahudi didukung oleh negara sekutunya yaitu AS, Inggris, dan beberapa negara Eropa lainnya.
Inilah yang menjadikan Zionis Yahudi berani untuk melakukan penjajahan secara terang-terangan kepada Palestina dikarenakan mereka mendapatkan dukungan dari berbagai negara, mulai dari dukungan senjata, dana, dan sejenisnya. Sehingga jelas ini adalah peperangan antara negara dan milisi padahal seharusnya peperangan itu negara melawan negara.
Islam Solusi atas Palestina
Dalam menghadapi ini, Islam menjadikan pembelaan sebagai kewajiban bagi sesama muslim dan negeri muslim. Apalagi ketika musuh bertindak sudah di luar batas kemanusiaan dan hal itu tidaklah wajar, serta menghilangkan nyawa kaum muslim.
Allah Swt. berfirman, “Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka, dan usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu. Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Dan janganlah kamu perangi mereka di Masjidilharam, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu, maka perangilah mereka. Demikianlah balasan bagi orang kafir.” (QS Al-Baqarah: 191)
Negeri muslim tidak ada yang mengikuti langkah milisi dalam melakukakn serangan balasan kepada Zionis Yahudi karena adanya rasa nasionalisme di negeri kaum Muslimin. Padahal dulu, kaum muslimin bersatu di bawah naungan Daulah Khil4f4h tapi dengan adanya perjanjian Sykes-Picot membuat kaum muslimin terkotak-kotak dalam nation state agar mereka tidak memiliki perasaan bersatu kembali karena merasa lebih mementingkan nasionalisme pada negaranya masing-masing dibandingkan untuk tegaknya daulah khil4f4h.
PAN Arabisme adalah salah satu cikal bakal nasionalisme yang membuat kaum muslimin merasa berbeda dengan kaum muslimin lainnya yang berbeda negara. Dengan nasionalisme ini Barat akan mudah mengendalikan kaum muslimin sesuai kemauannya.
Sejatinya nasionalisme tidak pernah dikenal oleh Islam karena kaum muslimin itu satu dan tidak tersekat-sekat layaknya satu tubuh yang bila satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain juga merasakan kesakitan. Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu bersaudara….” (QS al-Hujurat :10).
Daulah Khil4f4h kunci dari bersatunya kaum muslimin. Khil4f4h adalah negara yang menerapkan syari’at Islam secara kafah (menyeluruh). Khil4f4h akan menjadi perisai bagi kaum muslimin dalam menghadapi serangan dan bahaya yang mengancam dari musuh. Dengan adanya Khil4f4h, Palestina tidak akan mengalami penderitaan seperti hari ini karena mereka akan mendapatkan kesejahteraan hidup dan perlindungan Khil4f4h. Sebab kita semua mengetahui jika tanah Palestina adalah tanah milik kaum muslimin.
Via
Opini
Posting Komentar