Opini
Pemilih Muda: Saatnya Cerdas Berpolitik
Oleh: Nai Ummu Maryam
(Tim Redaksi Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Aroma tahun politik sudah tercium. Bukan hanya baliho dan papan reklame saja yang ramai dengan gambar paslon capres-cawapres hingga caleg. Dunia maya pun juga dipenuhi dengan konten-konten terkait pemilu. Bahkan, ada capres-cawapres yang rela untuk diroasting oleh salah satu komika Indonesia. Komentar warganet pun beragam ada yang menganggap ini sebatas hiburan atau hanya kegiatan kampanye berbalut lawakan.
Khususnya, sebagai pemilih muda atau para Gen Z, ada penelitian lain yang mengatakan bahwa banyak remaja yang menyatakan sikap politik mereka sebagai golput. Bahkan tidak sedikit yang bersikap apatis dan pasif meskipun mereka berada di lingkungan politik yang sedang memanas (BBC Indonesia, 24-10-2023).
Berdasarkan penilaian pengamat politik Universitas Malikussaleh, Teuku Kemal Fasya, menyimpulkan bahwa pemuda saat ini, yakni Gen Z lebih cenderung menyenangi bekerja di dunia kreatif dan teknologi dibanding terjun ke kancah dunia partai atau perpolitikan.
Pemuda Wajib Melek Politik
Tidak bisa dimungkiri semua kondisi kehidupan hari ini sangat dipengaruhi oleh dunia perpolitikan. Sebagai pemilih muda kita harus melihat perpolitikan dari kacamata Islam. Dalam Islam, makna politik itu sendiri adalah mengurusi urusan umat. Semua urusan umat wajib dikembalikan kepada syariat Islam. Semua orang berhak untuk berpolitik. Tidak hanya para pemimpin di sebuah wilayah atau negara saja. Misalnya mengurusi urusan umat dalam berpakaian, yakni mengajaknya untuk menutup aurat, menjauhi riba dan maksiat atau mengajarkan kepadanya tentang Islam secara menyeluruh. Itu juga dinamakan berpolitik.
Berbeda dengan wajah sistem demokrasi hari ini, menganggap bahwa politik adalah perebutan kursi singgasana, tahta, dan kuasa. Menebar janji manis dan menghalalkan berbagai cara serta saling sikut untuk mencapai tujuan kelompoknya. Kepentingan hawa nafsu juga sangat kental sampai melupakan orientasi dari kepemimpinan yakni mengajak warga negaranya taat kepada Allah Swt..
Pemilih muda, harus melek politik agar tidak salah arah dalam menentukan pilihan. Tidak terjerat politik pragmatis atau sekadar ikut-ikutan. Melihat dan menimbang dengan akal, dari program yang disusun para calon, apakah ada yang ingin menerapkan syariat Islam dalam peraturannya atau hanya menebar omong kosong belaka.
Penilaian kepada calon pemimpin juga bukan hanya disandarkan pada kecerdasan retorikanya saja. Namun penilaian juga bersandarkan kepada pola pikir, pola sikap dan peraturan yang diterapkan sesuai dengan Islam atau tidak.
Pemuda Cerdas dalam Islam
Betapa hebatnya para pemuda di zaman Rasulullah. Mereka menghabiskan masa mudanya untuk Islam. Mereka berpolitik dan selalu siap untuk berjihad. Seperti Mush'ab bin Umair, sosok pemuda yang piawai dalam berdiplomasi dan negoisasi Ia diutus Rasulullah untuk menjadi duta/perwakilan Rasulullah mengontak para tokoh-tokoh pembesar di Madinah dan memberi kabar bagaimana gejolak dan penerimaan Islam di Madinah.
Kemudian ada Zaid bin Haritsah, Ja'far bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Rawahah mereka adalah panglima perang pada Perang Mu'tah yang dengan gagah melawan pasukan Romawi. Mereka tegak berdiri demi Islam. Maka sebagai pemilih muda, kita juga harus meneladani akhlak dan perjuangan para sahabat. Kita juga diharuskan melek dengan kondisi perpolitikan dengan cara pandang Islam. Pun, bersikap ideologis dengan membawa perubahan menuju ketaatan yang hakiki.
Wallahu'alam.
Via
Opini
Posting Komentar