Nafsiah
Pesona Jam Tangan
Oleh: Maman El Hakiem
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Jam tangan, pada masanya menjadi ukuran status sosial seseorang. Sebelum kehadiran sarana pengingat waktu yang serba digital, jam tangan memiliki sejarah dan cerita tersendiri sebagai salah satu penemuan yang ajaib. Meskipun sering dianggap sepele, sejatinya menjadi simbol yang mengandung hikmah dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih dari sekadar alat untuk melihat waktu, jam tangan mencerminkan kedisiplinan seseorang. Dalam dunia yang terus berubah dan bergerak cepat, memiliki jam tangan mengajarkan nilai pentingnya menghargai setiap detik.
Jam tangan juga merupakan penanda posisi seseorang dalam lingkungan sosial. Pesona alat pengingat waktu yang melingkar di tangan tersebut, seakan memancarkan gaya dan kepribadian seseorang. Pemilihan jam tangan tidak hanya sekadar soal fungsi, tetapi juga menjadi ekspresi diri yang menyiratkan kesan profesionalisme, keanggunan, atau bahkan petualang.
Sebagai Pengingat Waktu
Dalam kesibukan modern, jam tangan menjadi pengingat untuk tetap fokus dan terorganisir. Ia bukan hanya menunjukkan waktu, tetapi juga mengingatkan pada keteraturan dan tanggung jawab. Dengan kedisiplinan yang diwakili oleh jam tangan, seseorang mampu mengoptimalkan waktu dengan lebih efisien. Pada salah satu Qur'an Surah Al Ashr: 1-2, disebutkan oleh Allah Swt. , "Dan demi waktu. Sesungguhnya manusia itu ada dalam kerugian."
Terlepas dari kecanggihan teknologi yang menyediakan berbagai cara untuk melihat waktu, jam tangan tetap memegang peran khusus sebagai simbol keberlanjutan tradisi. Keuntungan ini tidak hanya bersifat praktis, tetapi juga mengandung makna mendalam tentang apresiasi terhadap nilai-nilai yang telah ada sejak dulu.
Dengan memakai jam tangan, seseorang dapat menghargai setiap momen dan merangkum makna waktu dengan indah. Oleh karena itu, meskipun terkadang dianggap ketinggalan zaman, jam tangan sejatinya membawa pesona hikmah tentang kedisiplinan, posisi sosial, dan penghargaan terhadap nilai-nilai kepercayaan yang tak ternilai harganya.
Mereka yang pandai memanfaatkan waktu dengan penuh keimanan, dan berbagai aktivitas amal saleh lainnya, itulah yang akan beruntung dalam memanfaatkan waktu hidup yang serba singkat di dunia ini. Namun, bukan kesalehan individual itu saja, mereka yang beruntung adalah mereka yang dengan kesalehannya berdakwah di tengah masyarakat, sebagaimana petikan Qur'an Surah Al Ashr: 3, " ...Serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran."
Wallahu'alam bish Shawwab.
Via
Nafsiah
Posting Komentar