Nafsiah
Semangat Berdakwah
Oleh: Nuristika Sari Dewi
TanahRibathMedia.Com—Kalau kita bicara tentang dakwah, sepertinya tidak akan berjalan semulus dugaan kita. Karena kalau kita berdakwah maka kita harus persiapkan mental terlebih dahulu. Mengapa?
Karena banyak tantangannya, yang terpenting adalah kita niatkan karena Allah Swt..
Jangankan kita manusia biasa, sekelas Nabi pun ikut merasakan tantangan dalam berdakwah. Nabi Muhammad saw., ketika beliau berdakwah secara terang-terangan, beliau mengumpulkan semua kepala suku Mekkah, Abu Lahab pun turut hadir di dalamnya. Rasulullah saw. berkata: "Jika saya katakan kepada kamu bahwa sebelah bukit ada pasukan berkuda yang akan menyerang kalian, apa kalian percaya? Mereka pun menjawab: Kami semua percaya karena kamu orang yang jujur dan tidak pernah kami dapati berdusta. Rasulullah pun kembali berkata: Saya ingatkan kamu akan siksa hari kiamat, Allah Swt. menyuruhku untuk mengajak kamu menyembah kepada-Nya, yaitu Tuhanku dan Tuhanmu juga, yang menciptakan alam semesta. Maka tinggalkanlah Latta dan Uzza dan berhala- berhala lain sesembahanmu. Mendengar seruan tersebut Abu Lahab marah sambil berkata: Hari ini kamu Muhammad celaka! Apa hanya untuk ini engkau mengumpulkan kami semua?"
Mulai hari itu pemimpin-pemimpin kafir berusaha untuk menggagalkan dakwah Nabi. Meminta Abu Thalib sebagai paman Nabi untuk membujuk agar Nabi menghentikan dakwahnya, dengan diiming-imingi harta, tahta, dan wanita. Tapi semua itu ditolak oleh Nabi Muhammad saw..
Apa yang kita alami di kala kita berdakwah sekarang, sesungguhnya Rasulullah sudah pernah mengalaminya. Jadi kita harus bisa meneladani Rasulullah. Apalagi di zaman sekarang ini yang sudah terikat sistem sekuler. Orang yang berdakwah akan di anggap asing. Seperti yang disabdakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam
يأتي على النَّاسِ زمانٌ الصَّابرُ فيهم على دينِه كالقابضِ على الجمرِ
Artinya: "Akan datang suatu masa, orang yang bersabar berpegang pada agamanya, seperti menggenggam bara api.” (HR Tirmidzi no. 2260, disahihkan Al-Albani dalam Shahih At-Tirmidzi).
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam juga bersabda,
بدأَ الإسلامُ غريبًا، وسيعودُ كما بدأَ غريبًا، فطوبى للغرباءِ
Artinya: "Islam muncul dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah ghuraba (orang-orang yang asing).” (HR Muslim no. 145)
Maka beruntunglah kita dalam keadaan terasing. Kita harus semangat tuk menyampaikan kebenaran walaupun besar tantangannya. Orang bermaksiat secara terang-terangan aja semangat. Apalagi kita menyampaikan kebenaran harus lebih semangat.
"Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung." (QS Ali’Imran:173)
Wallahu a'lam
Via
Nafsiah
Posting Komentar