Opini
Akibat Perang, Ekonomi Israel Terguncang
Oleh: Khasanah Isma
(Praktisi Pendidikan dan Pemerhati Sosial)
TanahRibathMedia.Com—Perang dan genosida yang dilakukan oleh Zionis Yahudi sejatinya telah membuat ekonomi mereka lumpuh. Dikutip dari laman berita Ibrani News (16-12-2023), akibat dari invasi tersebut telah mengalami kerugian, seperti hilangnya saham hingga 11 persen, mata uang turun hampir 6 persen, tiga perusahaan besar gulung tikar, pengangguran mencapai 1 juta orang, pendapatan negara menurun, pariwisata 0 persen, 76 persen bandara berhenti beroperasi.
Anehnya, meski dalam kondisi terpuruk, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu bersikukuh untuk tetap melanjutkan invasi ke Gaza. Keputusan tersebut membuat suhu politik di negara haram tersebut pun memanas. Silang pendapat PM Netanyahu dengan beberapa petinggi militer Israel pun terjadi. Pihak militer menginginkan agar perang dihentikan dikarenakan stok tentara militer menipis.
Dampak dari enam puluh dua hari perang, di mana ribuan pasukan Israel tewas dengan bau busuk menyengat akibat serangan yang mematikan dari pihak Hamas. Banyak dari tentara Israel yang mengundurkan diri dan mengaku tak kuat lagi untuk melanjutkan perang melawan tentara Hamas serta sayap militer lainnya di jalur Gaza. Sebagian mereka mengatakan bahwa yang mereka temui di medan perang bukanlah tentara Hamas, melainkan hantu. Mereka juga mengaku bahwa mereka bukan perang melawan orang tapi melawan makhluk hantu berjubah putih, dengan suara yang menakutkan.
Namun PM Netanyahu memberi sanksi tegas bagi siapapun tentara yang mengundurkan diri dari wajib militer ini. Di mana Israel memberlakukan wajib militer selama 2,5 tahun bagi warga negara mulai usia 18 tahun. Disisi lain, presiden Amerika memberikan pernyataan yang mengejutkan, bahwa Amerika menghentikan sementara bantuan perang kepada Israel karena Parlemen Gedung Putih menolak tegas pengeluaran anggaran yang menyokong perang tersebut, ditambah lagi gelombang unjuk rasa rakyat Amerika yang mendukung Palestina makin kuat, lengkap sudah kebangkrutan Israel yang hanya mampu mengemis bantuan perang pada negara sekutunya.
Dilansir dari CNBCIndonesia (08-12-2023), diketahui bahwa Amerika beberapa waktu lalu telah mengirim bantuan peralatan perang kepada Israel berupa peluru seberat 2500 ton, alat berat buldoser, kapal tank dan pesawat tempur canggih ber jumlah total 187 unit. Namun, kesemuanya berhasil dilumpuhkan oleh ara snipper canggih dan terlatih dari sayap militer Hamas dan Al aqsha.
Kekalahan musuh Islam ini menjelaskan kepada kita bahwa betapa pun banyaknya jumlah tentara yang diturunkan dan canggihnya peralatan perang yang digunakan, nyatanya tak mampu menjadikan musuh lebih unggul, namun berkat keyakinan akan pertolongan Allah-lah yang menjadikan musuh melemah. Inilah yang tidak dimiliki tentara kafir Barat sehingga selalu muncul rasa takut di dalam dada mereka.
Walaupun ketika mereka terjun di medan perang, meski sudah dibekali alat perang yang canggih dan pasukan yang berjumlah banyak. Mereka tidak memiliki keimanan kepada Allah Swt. dan semangat jihad.
Maka benarlah apa yang Allah katakan didalam firmannya QS Al-Baqarah ayat 249,
"Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar."
Begitu pula dengan keyakinan kita akan pertolongan-Nya dalam memperjuangkan tegaknya hukum Islam secara kafah, meski banyak yang menolak, meski jumlah kita tak banyak, tapi percayalah bahwa ujung dari jalan yang kita tempuh ini adalah kemenangan yang telah dijanjikan.
Jangan sampai kita rapuh. Jika rapuh, maka akan mudah di pecah belah oleh musuh, sedikit namun jika dihuni oleh barisan pejuang yang istikamah, sabar dan militan maka gempuran dari kaum kafir dan munafik itu akan terasa ringan kita lewatkan, maka yang sedikit kelak dengan izin Allah akan menjadi banyak dalam satu kesatuan (satu perasaan, satu pemikiran dan satu aturan). Semua akan diikat oleh syariat Islam. Inilah yang membuat kafir Barat gentar menyaksikan fajar kebangkitan Islam nantinya.
Allahu Akbar!
Via
Opini
Posting Komentar