Opini
Fenomena Bunuh Diri, Bukti Dangkalnya Akidah Generasi
Oleh : Naila Ahmad Farah Adiba
(Siswi MAN Batam)
TanahRibathMedia.Com—Akhir-akhir ini, berita tentang bunuh diri semakin santer dibicarakan. Terbaru, ada seorang mahasiswa yang melakukan bunuh diri, padahal saat kelulusan ia mendapatkan predikat cumlaude. Ada lagi satu keluarga yang bunuh diri karena terlilit utang. Dan masih banyak kasus-kasus lainnya yang rasanya tak cukup jika saya tuliskan semuanya di sini.
Semakin hari, kehidupan makin sulit dan permasalahan makin rumit. Para remaja seolah kehilangan jati diri mereka sebagai seorang pemuda muslim yang seharusnya bertakwa pada Allah Swt..
Mereka dengan mudahnya mengakhiri hidup mereka dengan bunuh diri. Seolah nyawa tak ada harganya lagi di mata mereka. Tidakkah mereka membuka mata dan pikiran sejenak saja? Lihatlah kerusakan telah terjadi di mana-mana.
Para pemuda yang diharapkan mampu untuk membawa perubahan bagi bangsa dan negara ini, malah terjerumus ke dalam banyak masalah dan akhirnya tenggelam serta berlumur dosa. Bahkan yang membuat makin miris, bocah SD sudah mencoba untuk melakukan bunuh diri. Padahal masa depan mereka masih panjang dan perlu untuk diperjuangkan. Tapi sayangnya nyawa mereka harus terlepas di tangan mereka sendiri yang mencoba bunuh diri.
Mengapa hal ini terus-menerus terulang di negeri ini? Yang katanya mayoritas muslim terbanyak di dunia. Generasi mudanya kehilangan arah dan tujuan hidup, sehingga dengan mudahnya menghabisi nyawa diri sendiri dengan bunuh diri. Nauzubillahi min dzalik.
Salah satu faktor utamanya adalah dangkalnya akidah para generasi muda, sehingga dengan mudahnya mengakhiri kehidupan dunia. Padahal bunuh diri adalah salah satu perbuatan yang Allah benci dan berdosa besar.
Wajar saja, apabila akidah seorang muslim tidak tertancap kuat di benak seorang pemuda, maka ia tidak akan pernah memahami esensi dari beribadah dan taat kepada Allah Swt. . Sehingga ia akan dengan mudahnya melakukan sebuah dosa atau kemaksiatan kepada Tuhannya.
Islam adalah Solusi
Fakta ini membuktikan, bahwa di sini dibutuhkan kesadaran dan pemahaman akidah Islam secara utuh dan sempurna dalam diri seorang pemuda muslim. Ketika sebuah akidah telah tertancap kuat, maka ia akan berusaha untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Termasuk bunuh diri ini, ia akan berpikir ulang dan merenunginya. Apakah perbuatan ini Allah sukai atau malah Allah benci.
Seharusnya sebagai seorang muslim kita sadar bahwa di setiap kesulitan pasti ada kemudahan sebagaimana yang telah tercantum di dalam Al-Qur'an (94:5-6). Maka, ketika kita yakin akan janji Allah, kita akan selalu berusaha untuk menjalani setiap cobaan dengan ikhlas dan menerimanya dengan lapang dada. Sehingga tidak akan ada lagi yang namanya bunuh diri karena utang, masalah hidup, dan lain sebagainya. Karena kita yakin bahwa kebahagiaan sejati bukan karena banyaknya harta ataupun jabatan, melainkan ketika Allah rida atas apa yang telah kita lakukan selama ini.
Namun, hal itu tidak mudah dilakukan ketika setiap individu hanya menjalankannya seorang diri tanpa ada masyarakat yang mendukung atau mengingatkannya kala ia sedang terlena sesaat oleh gemerlap dunia atau dengan kemaksiatan.
Karena tanpa disadari, lingkungan juga mempengaruhi pola pikir dan pola sikap seseorang. Masyarakat berperan sangat penting untuk membuat sebuah masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.. Oleh karenanya penting di sini untuk mengkondisikan masyarakat yang juga bertakwa, sehingga bisa saling beramar makruf nahi mungkar, memerintahkan kepada kebaikan dan melarang dari keburukan. Agar setiap individu bisa terjaga ketakwaannya kepada Allah Swt..
Dan yang terakhir tentu saja peran negara sangat dibutuhkan dalam permasalahan ini.
Kehidupan yang harmonis tidak akan tercapai apabila sebuah negara atau institusi nya tidak berdasarkan pada ideologi Islam. Karena Islam adalah satu-satunya hukum yang sesuai dengan fitrah manusia dan memuaskan akal.
Sehingga negara bisa menetralisir penyebab dari banyaknya bunuh diri yang terjadi saat ini. Misalnya seperti lapangan pekerjaan yang disediakan, agar para mahasiswa yang telah lulus tidak bunuh diri karena menjadi pengangguran. Kemudian membayarkan utang orang-orang yang hidupnya serba kekurangan dan mencukupi kebutuhan mereka sehingga mereka tidak lagi berutang karena kekurangan.
Maka dari itu, solusi tuntas atas permasalahan ini adalah diterapkannya syariat Islam secara sempurna di seluruh penjuru dunia, karena Islam adalah rahmatan lil 'alamiin. Rahmat bagi seluruh alam. Islam yang mampu menjadi problem solver bagi seluruh permasalahan yang terjadi dan menjadi pengayom bagi seluruh umat manusia tanpa memandang ras dan agama.
Wallahu a'lam bish showwab.
Via
Opini
Posting Komentar