Opini
Islam Solusi Zero Stunting
Oleh: Elis Sulistiyani
(Komunitas Muslimah Perindu Surga)
TanahRibathMedia.Com—Stunting menjadi masalah yang belum mampu terurai hingga saat ini. Indonesia menempati peringkat 4 di Asia Tenggara dalam kasus stunting (merdeka.com, 21-12-2020). Permasalahan stunting menjadi masalah yang serius karena akan berdampak terhadap tumbuh kembang anak bangsa. Jika demikian maka harapan untuk memilki penerus bangsa yang cerdas dan tangguh akan sirna.
Tak sedikit program yang dicanangkan pemerintah, berikut ini adalah 3 upaya yang akan dilakukan guna mencegah stunting di Indonesia, diantaranya adalah: pemberian TTD (Tablet Tambah Darah) bagi para remaja putri, melakukan pemeriksaan kehamilan dan pemberian makanan tambahan pada ibu hamil guna mencukupi kandungan gizi dan zat besi pada ibu hamil, dan pemberian makanan tambahan berupa protein hewani pada anak usia 6-24 bulan seperti telur, ikan, ayam, daging dan susu. (ayosehat.kemkes.go.id, 15-8-2022)
Banyak faktor yang menyebabkan program ini tak bisa menyelesaikan persoalan stunting secara tuntas. Faktor utama dari masalah ini adalah setiap solusi yang ditawarkan tidak menyentuh akar masalahnya. Sedangkan yang menjadi akar masalahnya adalah sistem yang diterapkan ini tidak mendukung untuk terwujudnya generasi yang sejahtera.
Sistem kapitalis adalah sistem yang saat ini dianut, sistem ini membuat relasi yang terjalin antara rakyat dan negara hanya sebagai relasi bisnis semata. Dalam hal ini segalanya dihitung untung dan rugi serta manfaatnya.
Saat tiga upaya pencegahan stunting dimulai untuk dilaksanakan tidak semua bisa berjalan sebagaimana mestinya.
Seperti saat pemberian tablet tambah darah (TTD). Tidak semua daerah dapat diakses dengan program tersebut, entah karena kendala jarak yang sulit dijangkau karena infrastruktur yang kurang memadai, tenaga medis yang kurang atau kurangnya edukasi sehingga saat ada pemberian TTD tidak dikonsumsi oleh para remaja putri.
Selanjutnya pada masa kehamilan kaum ibu sudah dipermudah dengan program posyandu sehingga mudah untuk melakukan pemeriksaan oleh tenaga ahli. Namun berkaitan dengan pemenuhan gizi, edukasi pasca melahirkan juga merawat bayi belum bisa tercapai dengan optimal bahkan jauh dari standar. Kalaupun ada bantuan ibu hamil itu hanya mampu memenuhi untuk kebutuhannya dalam hitungan hari tidak sampai melahirkan.
Keadaan ekonomi saat ini memaksa rakyat termasuk ibu hamil berjuang untuk memenuhi kebutuhannya, termasuk urusan makan. Jika bisa memilih mereka ingin makanan bergizi di konsumsi setiap hari seperti daging, buah, sayur dan sebagainya.
Namun kondisi sekarang mencukupkan mereka harus bersyukur walaupun harus makan nasi dengan lauk pauk seadanya. Bukan mereka tak mau makan bergizi tapi karena memang tak mampu untuk itu. Para ayah sebagai pencari nafkah juga, bukannya tak mau membelikan anak istrinya makanan bergizi, namun himpitan ekonomi saat ini sulit untuk memenuhinya. Ditambah lagi dengan biaya kesehatan, pendidikan, kebutuhan pokok juga kebutuhan lainnya yang kian tak terjangkau masyarakat banyak.
Demikianlah fakta yang terjadi saat ini, Setiap orang harus bekerja keras demi bisa bertahan hidup. Hal ini membuat masalah stunting bagaikan benang kusut yang kian sulit terurai. Terlebih jika solusinya yang di tawarkan bersumber dari kapitalisme.
Akan kita temui solusi tuntas masalah stunting jika kita gunakan Islam sebagai aturan yang berasal dari Sang Khaliq. Islam bukan hanya sebatas agama yang mengatur hubungan manusia dengan Rabb-Nya. Namun Islam adalah ideologi yang melahirkan berbagi aturan yang mampu menyelesaikan problematika kehidupan manusia.
Islam memandang bahwa manusia adalah salah satu pendukung utama dalam peradaban. Maka Islam akan membentuk manusia yang sehat fisik dan mental serta menjadikannya berkepribadian Islam. Sehingga siap untuk menjadi generasi yang melanjutkan peradaban Islam.
Untuk mewujudkannya maka butuh peran negara untuk memperhatikan konsumsi pangan setiap individu dengan memaksimalkan produksi pangan, mendistribusikan secara merata dan menjamin rakyat menerimanya. Khalifah sebagai pemimpin Daulah Islam serta seluruh struktur pemerintahannya menunaikan amanahnya dengan baik. Karena setiap amanah akan dimintai pertanggungjawaban.
Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya.” (HR Bukhari).
Via
Opini
Posting Komentar