Opini
Jujur, Hidup Mujur
Oleh : Naila Ahmad Farah Adiba
(Siswi MAN Batam)
TanahRibathMedia.Com—Beberapa pekan terakhir ini para siswa dan siswi disibukkan dengan pelaksanaan sumatif akhir semester, atau biasa dikenal dengan ujian akhir semester. Begitupun yang penulis alami dua pekan terakhir ini, kami disibukkan dengan ujian tertulis, maupun tugas-tugas yang tak bisa dibilang sedikit.
Kami melaksanakan ujian secara online atau menggunakan smartphone, sehingga lebih praktis dan tidak membutuhkan banyak kertas. Namun pada kenyataannya, ujian dengan smartphone juga memiliki dampak negatif, selain daripada positifnya. Zaman makin canggih seperti saat ini, bukan meniadakan kecurangan, bahkan karena kecanggihan teknologi tersebut, kecurangan tersebut seolah makin dipermudah.
Banyak sekali yang melakukannya, bahkan di sekolah yang berbasis Islam, tetap saja fenomena tersebut juga semakin menjamur dikalangan siswa dan siswi. Mereka seolah melakukan hal tersebut tanpa rasa malu lagi, mereka seolah tak mempedulikan lagi yang namanya norma dan adab.
Hal tersebut didasari kepada tidak adanya kesadaran dalam diri setiap manusia, bahwasannya Allah dan malaikat senantiasa mengawasi dan melihat apa yang kita lakukan. Bahkan sejak kita bangun tidur, hingga kembali tidur. Namun kesadaran tersebut seolah hilang dari diri kaum muslim, terutama di kalangan remaja.
Kurangnya ilmu pengetahuan akan Islam itu sendiri membuat remaja makin jauh dari agamanya. Sebagian besar bahkan tak mengetahui rukun Islam dan rukun iman. Padahal seharusnya itu sudah mendarah daging yang dalam diri kita sebagai seorang muslim.
Kurangnya kontrol masyarakat sehingga tidak ada yang mengingatkan ketika seorang individu melakukan perbuatan dosa atau maksiat. Padahal, sebagai seorang muslim itu kita harus melakukan amar makruf nahi mungkar, yaitu memerintahkan pada kebaikan dan juga menjauhi kemungkaran.
Tidak adanya sanksi atau hukuman kepada pelanggaran, membuat manusia tak jera akan apa yang ia telah lakukan. Penerapan sistem saat ini juga sangat berpengaruh terhadap kecurangan-kecurangan yang kini semakin digeluti oleh orang banyak.
Nah, bagaimana cara kita untuk memutus tali kemaksiatan dan dosa ini? Cara yang pertama tentu saja adanya kesadaran dalam diri setiap manusia, bahwa apapun yang kita lakukan di dunia ini selalu diawasi oleh Allah, dan semua itu akan ada ganjarannya. Sehingga ketika seseorang tersebut sudah meyakini bahwa Allah ada dan hari pembalasan itu ada, maka ia tidak akan berani melakukan dosa dan kemaksiatan.
Sehingga yang perlu diperbaiki disini adalah pola pikir setiap individu. Karena perubahan atau kebangkitan seseorang itu dimulai dari pemikirannya. Apabila pemikiran tersebut sudah sesuai, maka ia tidak akan pernah berani untuk melanggar perintah Allah Swt..
Masyarakat yang bertakwa juga diperlukan dalam hal ini. Karena harus ada yang saling mengingatkan ketika salah seorang diantaranya lalai dan melakukan maksiat. Namun hal ini tidak mudah untuk diwujudkan ketika tidak ada sebuah institusi yang mampu untuk mengayomi rakyat dan menerapkan hukum-hukum sesuai yang Allah telah perintahkan.
Oleh karena itu, tugas kita sebagai seorang remaja yang akan mengubah masa depan, adalah terus berdakwah dan berjuang untuk menyebarkan agama Islam ke seluruh penjuru dunia.
Wallahu a'lam bish showwab.
Via
Opini
Posting Komentar