Opini
Meneladani Aktivitas Politik Rasulullah saw.
Oleh: Aisyah Ummu Azra
(Aktivis Dakwah)
TanahRibathMedia.Com—Menjelang pemilu 2024, aktivitas politik pun semakin banyak diminati oleh masyarakat, mulai dari ibu rumah tangga, pengusaha hingga kalangan artis. Sayangnya, banyak diantara para aktivis politik saat ini tidak memiliki visi dan misi yang jelas dalam berpolitik. Tak jarang dari mereka hanya menjadi aktivis politik sementara. Ketika mereka gagal dalam mendulang suara demi meraih kekuasaan maka aktivitas politik pun terhenti.
Sebagai muslim, tentu rujukan kita dalam segala hal adalah aturan Islam. Termasuk ketika ingin berkiprah di dalam dunia politik rujukannya adalah syariat Islam. Sebab, Islam sebagai agama yang sempurna telah menjelaskan secara rinci tentang aktivitas politik. Islam tidak memandang politik sebagai sesuatu yang kotor dan najis seperti apa yang dikatakan kebanyakan orang saat ini, hingga mereka membenarkan gagasan tentang pemisahan agama dari politik yang merupakan pemikiran Barat.
Politik Islam tegak diatas akidah Islam. Fungsinya adalah untuk melaksanakan hukum-hukum Islam di dalam negeri dan melakukan dakwah ke luar negeri. Hakikat politik Islam adalah pengurusan seluruh urusan umat berdasarkan kebenaran dan keadilan aturan-aturan Islam.
Sirah Rasulullah saw. menghimpun berbagai kisah yang liar biasa berkaitan dengan sikap dan aktivitas politik Rasulullah saw.. Misalnya ketika Rasulullah saw. berinteraksi dengan kaum kuffar, mengungkap rencana buruk mereka, termasuk mengadopsi berbagai kemaslahatan umat. Dari sana kita bisa belajar bagaimana Rasulullah saw. melakukan aktivitas politik yakni dengan membongkar makar buruk kaum kuffar.
Tentu yang mendorong Rasulullah saw. melakukan aktivitas politik adalah akidah Islam, bukan karena haus jabatan dan kekuasaan. Meskipun kekuasaan adalah hal yang tetap dipandang penting. Karena dengan kekuasaanlah umat Islam menerapkan hukum Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Bukan seperti saat ini, kekuasaan hanya digunakan sebagai alat untuk mewujudkan kepentingan para oligarki, mereka mengkhianati kepentingan-kepentingan umat melalui slogan-slogan kosong hanya untuk meraih dukungan umat kepada mereka.
Masihkah kita menaruh harapan pada sistem politik hari ini yang sejatinya pemiliknya panggung politik itu adalah para oligarki? Belum jugakah karut- marutnya kondisi negeri ini menyadarkan kita tentang buruknya peran penguasa hari ini di panggung politik oligarki? Sudah saatnya kita merenungi apa yang difirmankan Allah Swt. dalam surah Al-An'am ayat 57,
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), “Aku (berada) di atas keterangan yang nyata (Al-Qur'an) dari Tuhanku sedang kamu mendustakannya. Bukanlah kewenanganku (untuk menurunkan azab) yang kamu tuntut untuk disegerakan kedatangannya. Menetapkan (hukum itu) hanyalah hak Allah. Dia menerangkan kebenaran dan Dia pemberi keputusan yang terbaik.” (QS Al-An'am: 57).
Dengan mentadabburi ayat ini maka jelaslah bahwa yang berhak menetapkan hukum hanyalah Allah Swt. Maka tidak ada jalan lain bagi umat Islam untuk mengembalikan hak Allah sebagai pembuat hukum atas seluruh alam, kehidupan dan manusia, kecuali kembali pada aktivitas politik Islam yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. dan para sahabat. Politik Islam yang meniscayakan kebaikan untuk seluruh manusia.
Via
Opini
Posting Komentar