Opini
Pelajari Bahasa Taklukkan Dunia
Oleh: Naila Ahmad Farah Adiba
(Siswi MAN Batam)
TanahRibathMedia.Com—Bahasa adalah salah satu hal penting yang harus kita pahami dan kuasai ketika kita ingin mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang berasal dari tempat yang berbeda dan berjauhan. Jika kita tidak mengetahui banyak bahasa, maka kita akan lebih mudah ditipu dan dibohongi oleh orang, karena mereka menganggap kita sangat bodoh, sehingga tidak mengerti apa yang mereka ucapkan.
Dalam sebuah pepatah Arab, yang artinya, "Barang siapa yang mengetahui bahasa suatu kaum maka ia akan selamat dari tipu daya kaum tersebut."
Dari ungkapan tersebut, menyadarkan kita bahwa dengan bahasa, kita mampu untuk menaklukkan dunia. Begitu pentingnya sebuah bahasa, karena tanpa bahasa, kita akan mudah diperdaya oleh orang yang hendak berbuat jahat kepada kita. Jangan pernah malas untuk menuntut ilmu, termasuk di dalamnya adalah mempelajari berbagai bahasa, terutama bahasa Arab, karena bahasa Arab adalah bahasa surga.
Sudah sering kita mendengar sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang artinya, "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim."
Namun sayangnya seringkali hadis di atas hanya kita dengarkan, namun tidak kita amalkan. Buktinya sangat banyak di zaman saat ini yang serba canggih, terlebih dalam kehidupan para remajanya. Generasi kita sibuk dengan dunia sosial media mereka yang bahkan sebagian besar sangat unfaedah. Namun mereka lebih memilih scroll gadget daripada membuka buku dan mengikuti kajian untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan wawasan yang baru dan lebih luas tentunya.
Maka dalam sistem kapitalisme saat ini, memunculkan generasi-generasi yang memiliki pola pikir yang pragmatis dan apatis. Tidak peduli terhadap permasalahan umat dan hanya berpikir jangka pendeknya saja, tanpa memikirkan jangka panjang yang akan mereka gunakan di masa depan kelak. Maka, sungguh sulit untuk mengkondisikan suasana sebagaimana masa ketika Islam berjaya dulu.
Ketika itu seorang remaja bernama Mehmed II, putra dari Sultan Murad dari Daulah Utsmaniyah, menjadi seorang pembelajar yang tekun dan ulet untuk memahami berbagai ilmu yang diajarkan kepadanya. Bahkan yang membuat kagum adalah, di usia beliau yang kala itu masih sangat dini, beliau telah menguasai lebih dari delapan bahasa. Lalu, bagaimana dengan kita? Apakah kita telah bergiat menuntut ilmu dan belajar bahasa ketika berusia dini?
Subhanallah, ternyata di usia dini, kira-kira tingkat SD, kita terlalu sibuk dengan bermain, dan belajar seperlunya saja. Astaghfirullah hal adzim, semoga menjadi pengingat bagi diri kita sendiri ya, Aamiin.
Nah, tentu muncul pertanyaan dalam benak kita. Bagaimana cara menjadi sosok pemuda seperti Muhammad Al-Fatih, yang diusia mudanya mampu menaklukkan Kota Konstantinopel.
Tentu saja yang pertama adalah kesadaran masing-masing individu akan kewajibannya untuk menuntut ilmu, sebagai konsekuensi kita ketika kita telah beriman kepada Allah Swt., sehingga ketika setiap individu sudah sadar akan tanggung jawabnya, maka mereka akan dengan sendirinya mudah untuk mengikuti kajian dan sering membaca buku.
Kemudian harus ada dukungan atau support yang kuat dari keluarganya, karena keluarga atau terlebih seorang ibu, adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Karena sering kali terjadi, banyak anak berprestasi, namun jarang didukung oleh orang tuanya. Sehingga mereka menjadi malas untuk kembali belajar.
Dalam hal ini juga akan ada hal yang harus kita luruskan. Bahwa niat kita untuk menuntut ilmu itu hanya untuk mendapatkan rida Allah Swt. semata, bukan karena ingin pujian ataupun ucapan bangga dari semua orang. Sehingga ketika tujuan kita hanyalah Allah semata, maka kita tidak butuh lagi pengakuan ataupun dorongan dari orang-orang di sekitar kita.
Ibaratnya seperti ini, jika kita memulai sesuatu karena Allah, maka jangan pernah berhenti karena manusia, namun berhentilah karena Allah yang menyuruh kita untuk purna dari tugas di dunia. Oleh karena selagi kita masih bisa dan kuat untuk menuntut ilmu dan mempelajari bahasa, maka lakukanlah. Karena di masa muda inilah masa-masa produktif yang dimiliki oleh manusia. Sehingga gunakanlah itu dengan sebaik-baiknya. Ingatlah, tuntutlah ilmu sejak dalam buaian hingga ke liang lahat.
Wallahu a'lam bish showwab.
Via
Opini
Posting Komentar