Opini
Solusi Kekerasan Terhadap Perempuan
Oleh : Zakiyaturrohmah, S.Pd.
TanahRibathMedia.Com—Solusi kekerasan terhadap perempuan banyak digagas oleh para aktivis yang fokus pada permasalahan perempuan saja. Diantara solusi tersebut adalah gagasan peringatan Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) yang di langsungkan dari tanggal 25 November hingga 10 Desember 2023. HAKTP 2023 merupakan sebuah kampanye yang diselenggarakan selama 16 hari yang bertujuan untuk mencegah dan menghapus kekerasan terhadap anak-anak perempuan maupun perempuan dewasa. Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan telah dimulai sejak 1991. Saat itu, para aktivis memulai kampanye ini dalam peresmian Women's Global Leadership Institute. Kampanye ini pun mendapat dukungan dari PBB. Pada 2008, Sekretaris Jenderal PBB meluncurkan kampanye UNITE dengan tujuan menghapus kekerasan terhadap perempuan. Kampanye UNITE ini pun berjalan paralel dengan peringatan 16 HAKTP yang digelar setiap tahun (Tirto.id 23-11-2023).
Gerakan-gerakan yang digagas sebenarnya tidak lain dan tidak bukan ditujukan untuk menekan angka kekerasan terhadap perempuan di tengah masyarakat. Namun, data menunjukkan sebaliknya. Peringatan HAKTP yang digagas sejak tahun 1991 juga solusi lain yang ditawarkan oleh aktivis perempuan tidak membuat kekerasan terhadap perempuan menurun. Seperti halnya data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) yang menunjukkan sebanyak 25.050 perempuan menjadi korban kekerasan di Indonesia sepanjang 2022. Jumlah tersebut meningkat 15,2% dari tahun sebelumnya sebanyak 21.753 kasus, sedangkan data jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan pada tahun 2021 juga menunjukkan peningkatan atas tahun sebelumnya yakni tahun 2020 dengan jumlah kekerasan 17.575 kasus (dataindonesia.id 07-02-2023).
Hal ini sungguh menjadi ironi, selama ini kita tahu bahwa Komnas perempuan dan lembaga terkait gencar 'menelurkan' solusi terhadap permasalah kekerasan terhadap perempuan, namun jumlah kasusnya di Indonesia sendiri meningkat hampir di setiap tahunnya. Adanya gerakan dan peringatan yang dilakukan setiap tahunnya tidak mempunyai efek yang signifikan pada kasus kekerasan yang terjadi pada perempuan. Hal ini disebabkan tidak adanya aksi nyata yang menyasar akar permasalahan.
Sebenarnya apa akar permasalahan kasus kekerasan terhadap perempuan? Kalau kita amati sebenarnya akar permasalahannya adalah menyebarnya ide sekuler kapitalis yang menjadikan perempuan sebagai komoditas. Perempuan selama ini dijadikan alat untuk menghasilkan materi. Fisik perempuan di eksploitasi sebagai daya tarik konsumen dengan memamerkannya pada iklan-iklan dan peran-peran publik yang sebenarnya tidak membutuhkan keberadaan fisiknya. Seorang perempuan diperas tenaganya untuk menghasilkan uang, mereka sendiri pun berlomba lomba menjadi perempuan yang menghasilkan materi. Kehidupan di rumah dengan kesibukannya pada hal-hal domestik tidak dianggap sebagai sebuah kegiatan yang menghasilkan, sebab mereka sudah termakan ide kapitalis bahwa yang dikatakan menghasilkan adalah ketika ada bentuk materi yang mereka dapatkan. Pada akhirnya mereka berbondong-bondong meninggalkan rumah dan keluarga mereka demi meraup pundi-pundi rupiah.
Akar Masalah
Sebenarnya juga tidak bisa dimungkiri, akar masalah dalam kehidupan saat ini ialah kita berada dalam sistem kapitalisme, kita juga dijerat dengan susahnya mencari lapangan pekerjaan. Negara tidak menjamin ketersediaan lowongan pekerjaan bagi para laki-laki dengan layak, para pemilik modal sendiri banyak memanfaatkan keberadaan perempuan sebagai alat ekonomi yang murah. Tuntutan hidup dalam sistem kapitalisme ini juga sangat bergantung pada uang, negara tidak menjamin kehidupan masyarakatnya, hingga pada hal hal mendasar seperti pendidikan, kesehatan dan tempat tinggal yang sangat dibutuhkan oleh setiap keluarga. Inilah yang juga mengharuskan sosok perempuan mau tidak mau keluar untuk ikut memenuhi kebutuhan keluarga. Tak ubahnya lingkaran setan, di satu sisi kehadiran perempuan ditengah keluarga sangat dibutuhkan sebagai pihak yang melahirkan generasi hebat, namun disisi lain ketidak cukupan ekonomi membuat mereka harus keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Dengan ide liberalisme yang lahir dari rahim sekularisme juga membuat perempuan bebas melakukan apapun yang mereka inginkan. Mereka bebas untuk bersolek dan menggunakan pakaian terbuka yang menjadikan mereka rawan untuk diganggu. Merekapun bebas pergi kemana saja tanpa meribetkan keberadaan mahram dan campur baur bersama laki-laki. Keberadaan ide sekuler kapitalis telah membuat kaum perempuan rentan terhadap aksi kekerasan, baik di tempat umum, di tempat kerja, bahkan juga di dalam keluarga, sebab ada hak di dalam keluarga yang terabaikan. Selama kapitalis sekuler yang melahirkan problem kekerasan terhadap perempuan ini tidak dicabut, maka solusi-solusi yang ada tidak mungkin bisa menanggulangi aksi kekerasan terhadap perempuan.
Islam sebagai Solusi
Hal ini amat sangat berbeda dengan pandangan Islam terhadap perempuan. Islam melindungi perempuan, dengan menjadikan rumah sebagai tempat utamanya. Islam memberikan rincian pengaturan mahram bagi para wanita jika ingin keluar ke tempat yang jauh, Islam melarang perempuan untuk berikhtilath dan berkhalwat dengan laki-laki, Islam juga memberikan pengaturan pakaian yang sangat rinci terhadap perempuan. Semua itu tidak lain untuk menjaga dan memuliakan keberadaan perempuan.
Dalam sistem Islam yang nantinya dijalankan dalam institusi negara, Islam akan menjamin kebutuhan dasar masyarakat yang hidup di dalamnya, sehingga perempuan tidak perlu mengorbankan dirinya untuk ikut bertanggung jawab dalam urusan ekonomi dan bisa fokus menjalankan perannya sebagai ummun wa rabbatul bait. Setiap anggota keluarga bisa menjalankan kewajiban dan mendapatkan hak nya sesuai dengan perannya. Hal ini akan menimbulkan keseimbangan dalam keluarga dan akan melahirkan generasi-generasi yang tangguh. Islam melalui institusi negaranya juga memiliki hukuman yang tegas bagi pelaku kekerasan terhadap perempuan. Setiap kasus yang ada akan di hukum dengan hukuman berat yang menimbulkan efek jera bagi pelakunya. Kemuliaan dan keterjagaan wanita terjamin dalam sistem Islam.
Wallahu a'lam bish shawab
Via
Opini
Posting Komentar