Opini
Ancaman Resesi Hingga PHK Massal Buruh Akibat Ekonomi Rapuh
Oleh: Wiwit Irma Dewi, S.Sos.I.
(Pemerhati Sosial dan Media)
TanahRibathMedia.Com—Di awal tahun 2024 kondisi perekonomian dunia saat ini masih menegang dan mengalami ketidakpastian. Bahkan beberapa menyebutkan ancaman resesi ekonomi global semakin terkuak, kondisi iklim dan geopolitik global menjadi beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Di saat perang Rusia-Ukraina belum tersolusikan, kini bertambah perang Palestina-Zionis Yahudi dan membawa pengaruh yang cukup signifikan terhadap kondisi dunia.
Meskipun dikatakan ketegangan ekonomi global masih terkendali namun nyatanya perekonomian dunia membawa dampak terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Indonesia mengalami pertumbuhan yang lebih lambat dibanding tahun sebelumnya. Terbukti pada kuartal ketiga tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 4,49 persen. Sekalipun dianggap memiliki performa ekonomi yang masih relatif kuat, faktanya Indonesia belum berada pada posisi yang aman, bahkan secara umum dapat dikatakan struktur ekonomi Indonesia rapuh karena basis ekonomi rakyat yang lemah saat ini, yang berimplikasi pada lemahnya daya beli masyarakat akibat kondisi ekonomi tersebut.
Hal di atas juga berbuntut pada ancaman tsunami PHK massal yang menghantui di tahun 2024 ini. Antisipasi ancaman resesi menjadi alasan beberapa perusahaan untuk melakukan PHK massal tersebut. Ada pula yang beralasan karena tidak mampu menghadapi serbuan produk impor dan perlambatan ekonomi negara tujuan ekspor. Alasan lainnya juga dikarenakan bersaing dengan teknologi yaitu menggantikan pekerja dengan kecerdasan buatan (AI).
Dikutip dari Cnbcindonesia.com (28-12-23), satu per satu pabrik tekstil dan produk tekstil (TPT) serta industri padat karya lainnya melakukan pemangkasan pekerja, merumahkan karyawan, bahkan ada yang tutup permanen. Mengutip catatan Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN), sejak awal tahun 2023, setidaknya sekitar 7.200 buruh telah jadi korban PHK. Di mana, 700-an orang diantaranya terkena PHK karena pabrik tutup.
Dampak Penerapan Sistem Kapitalisme-Sekuler
Demikian fakta kondisi ekonomi dalam sistem kapitalisme-sekuler. Dalam pandangan kapitalisme berlaku hukum rimba, siapa yang kuat dialah yang menang. Kuat di sini adalah bertahan dari segi modal untuk bersaing dengan yang lainnya. Sehingga wajar jika pengusaha dalam sistem kapitalisme lebih mengutamakan kepentingan atau keselamatan peribadinya dibanding mengutamakan nasib pekerja. Alhasil, PHK buruh secara massal pun dilakukan, karena yang terpenting adalah keuntungan dan keselamatan perusahaannya.
Selain itu negara juga tidak menjalankan perannya sebagai pelindung rakyat, salah satunya tidak menyediakan lapangan pekerjaan yang memadai. Hal ini diperparah dengan adanya pengelolaan SDA (Sumber Daya Alam) oleh asing dan pihak swasta yang justru mengurangi peluang terciptanya lapangan pekerjaan bagi rakyat.
Ditambah lagi dengan adanya kebijakan pemerintah terkait investasi asing, dan masuknya TKA (Tenaga Kerja Asing) yang datang dan bekerja di negeri ini membuat rakyat semakin sulit mendapatkan pekerjaan. Imbas dari itu semua memberikan tekanan ekonomi pada masyarakat, hal ini tentu berkelindan dengan naiknya angka kemiskinan, stunting, dan meningkatkan angka kriminalitas. Inilah bukti negara kapitalisme gagal menjamin kesejahteraan rakyatnya.
Islam Menjamin Kesejahteraan Umat
Islam sebagai sebuah ideologi pasti mampu menyelesaikan permasalahan ini, karena Islam memiliki sistem-sistem kehidupan praktis yang dapat diterapkan dalam sebuah institusi negara yang bernama Khil4f4h. Khil4f4h akan memberikan kemaslahatan pada manusia termasuk dalam sistem ekonominya.
Dalam sistem Islam terdapat kaidah pembagian kepemilikan ekonomi yaitu kepemimpinan individu, kepemilikan umum dan kepemilikan negara. Individu tidak boleh menguasai harta kepemilikan negara (seperti usyur, kharaj, jizyah, ghanimah, dan sejenisnya) dan kepemilikan umum (seperti SDA). Begitupun sebaliknya negara tidak boleh melarang individu mengembangkan hartanya. Individu dibolehkan berbisnis di bidang pertanian, peternakan, dan bidang ekonomi yang dibutuhkan masyarakat.
Khil4f4h akan menggunakan sistem mata uang dinar-dirham yang distandarkan pada emas, ini akan menjadikan mata uang dalam Khil4f4h tetap stabil. Kemandirian Khil4f4h dalam sistem ekonomi akan membuatnya kuat berdiri sendiri tanpa perlu mengekor pada kebijakan ekonomi negara-negara di luar Khil4f4h. Mekanisme inilah yang membuat ekonomi dalam Islam kuat terhadap krisis, dan tidak pernah mengalami resesi atau bubble ekonomi.
Selain itu, Khil4f4h juga akan menjamin kebutuhan dasar masyarakat dengan sebaik-baiknya. Karena Khalifah berfungsi sebagai ri'ayah suunil ummah (mengurus seluruh urusan umat), ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw., "Imam (Khalifah) adalah raa'in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya." (HR Al Bukhari).
Oleh karenanya, Khil4f4h wajib bertanggungjawab mengurus seluruh urusan umat di antaranya menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat berupa kesehatan, pendidikan dan keamanan. Dengan begitu masyarakat akan terpenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papannya.
Negara Khil4f4h akan menjamin kesejahteran termasuk memberikan lapangan pekerjaan bagi para pencari nafkah, negara juga memiliki kemampuan mengantispasi kemajuan teknologi sehingga tetap tersedia lapangan kerja bagi rakyatnya. Negara Khil4f4h akan mengelola SDA secara mandiri kemudian hasilnya akan dikembalikan kepada rakyat untuk kepentingan mereka. Pengelolaan SDA tidak diberikan kepada swasta apalagi asing, pengelolaan ini akan membuka peluang lapangan pekerjaan yang sangat besar, sehingga tidak ada celah untuk munculnya PHK atau pengangguran.
Demikianlah cara jitu sistem Islam dalam menyelesaikan permasalahan ekonomi dan PHK massal. Namun itu semua hanya akan terwujud ketika Islam diterapkan dalam bingkai negara Khil4f4h Islamiyah. Oleh karenanya memperjuangkan penegakkannya adalah sebuah kewajiban agar tercipta kesejahteran bagi seluruh umat.
Wallahu a'lam bi ash-shawab.
Via
Opini
Posting Komentar