Opini
Anggaran Ugal-ugalan Renovasi Alun-alun, Untuk Apa?
Oleh: Umi Hanifah
(Aktivis Muslimah Jember)
TanahRibathMedia.Com—Di tengah kasus stunting yang masih tinggi, pupuk mahal dan langka, harga beras yang melonjak, gula dan kebutuhan lainnya yang tak bersahabat, tingginya angka putus sekolah, kini, ada kabar yang menyentak. Pemkab Jember akan merenovasi alun-alun kota dengan nilai yang fantastis 7M lebih.
Alun-alun Jember bakal direnovasi. Demi renovasi tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember menghamburkan anggaran yang fantastis, mencapai Rp 7,3 miliar.
Sekretaris Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (PRKPCK) Kabupaten Jember Eko Ferdianto menjelaskan, rencana renovasi alun-alun itu sudah final. Pemenang lelang sudah diputuskan.
Menurut Eko, proyek ini tinggal tanda tangan kontrak. Nanti setelah kontrak baru bisa dilaksanakan. (Detik.com, 25-5-2023).
Dana sebesar itu tentu bisa untuk mengatasi berbagai permasalahan yang telah membelit kota ini. Seharusnya ada prioritas pembangunan yang urgen untuk masyarakat, bukan malah terkesan ugal-ugalan demi terlihat cantik dan menariknya alun-alun. Sementara fakta di lapang masyarakat membutuhkan pelayanan yang mendasar dan segera untuk di tuntaskan.
Kapitalisme Akar Masalah
Sudah menjadi konsekuensi bagi penerapan sistem kapitalisme, adanya proyek pembangunan selalu berorentasi manfaat dan keuntungan. Dengan megahnya alun-alun maka Jember akan mendapat predikat kota tercantik dan sebagainya. Namun bukankah semua itu tidak berkorelasi dengan kesejahteraan masyarakat?
Dengan anggaran sebesar itu apakah tidak rawan untuk di korupsi? Mengingat setiap proyek selalu ada keuntungan buat pengelolanya. Kondisi ini sudah bukan rahasia lagi, masyarakat sudah paham bahwa setiap proyek maka ada cuan yang didapat. Sebenarnya buat apa renovasi alun-alun tersebut?
Sejatinya pembangunan fasilitas adalah bentuk layanan negara, bukan proyek yang mendatangkan keuntungan. Namun masyarakat tidak membutuhkan alun-alun yang mewah. Saat ini diperlukan masyarakat adalah bisa memenuhi kebutuhan hariannya dengan mudah dan murah, apalagi menjelang Ramadan dan ldulfitri, sudah menjadi rutinan tahunan bahan-bahan pokok akan melonjak tidak terkendali.
Islam Solusi Terbaik
Dalam sistem lslam pembangunan akan dilihat apakah darurat atau sekadar untuk kemegahan semata. Misal pembangunan jalan bagus yang memudahkan transportasi, jembatan penghubung antar desa atau kota, rumah sakit dengan peralatan canggih dan lainnya adalah mutlak harus ada karena pasti diperlukan semua rakyat dengan tidak membebani biaya atau gratis.
Sementara itu kebutuhan dasar juga harus disediakan oleh negara dengan murah bahkan gratis, sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan dan keamanan. Karena pemimpin itu adalah pelayan manusia/rakyat yang akan di pertanggung jawaban di akhirat kelak.
"Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpin..." (HR Bukhari).
Alun-alun akan di buat nyaman tetapi tidak perlu mewah hingga menelan dana besar, dan dipastikan tidak dibuat untuk kemaksiatan misalnya pacaran, transaksi narkoba, nongkrong hingga larut malam dan sebagainya.
Apalagi dalam kondisi masyarakat susah atau serba sulit dalam perekonomian maka pembangunan harus di arahkan untuk kesejahteraan, dan dipastikan individu perindividu terpenuhi kebutuhannya dengan baik.
Pemimpin harus memiliki tujuan yang tepat untuk apakah sebuah fasilitas dibangun? Apalagi fungsi alun-alun saat ini tidak lebih sekadar untuk kesenangan, jika terbukti ada yang menjadikan alun-alun sebagai tempat maksiat maka harus ditindak tegas untuk memberikan efek jera. Bahkan alun-alun bisa di tutup jika justru menimbulkan mudarat.
Islam akan senantiasa memprioritaskan bahwa pembangunan adalah untuk kemaslahatan dan tidak merugikan masyarakat. Sebaliknya dalam sistem kapitalisme pembangunan hanya beriorientasi untuk mendatangkan keuntungan bagi segelintir orang.
Allahu a’lam
Via
Opini
Posting Komentar