Opini
Bahaya Mengintai Warga Sekitar Stockpile Batu Bara Buah Kebijakan Kapitalisme
Oleh: Chatharina, S.Si.
TanahRibathMedia.Com—Debu batu bara stockpile (penimbunan) di Kelurahan Waylunik Kecamatan Panjang Bandar Lampung, berdampak pada kesehatan warga sekitar. Warga beberapa RT Waylunik merasakan sesak napas dan mata perih saat berada di luar rumah. Kondisi terparah saat angin kencang musim panas, debu-debu dari penimbunan batu bara mengotori rumah penduduk juga mengakibatkan mata perih dan pedih, sesak napas atau menderita ispa. Penimbunan batu bara tersebut sudah berlangsung lebih dari tujuh bulan, namun belum ada penyelesaian atau solusi. (Republika.co.id, 23-12-2023).
Warga Waylunik juga sudah mempertanyakan kepada Pemkot Bandar Lampung terkait keluhan mereka. Namun belum ada tindakan dan sanksi kepada perusahaan stockpile batu bara. Sementara Direktur PT. Sentral Mitra Energi, William Budiono selaku pengelola stockpile batu bara di Kawasan Waylunik belum bisa dikonfirmasi terkait dampak debu batu bara terhadap kesehatan warga sekitar.
Buah Kebijakan Kapitalisme
Keluhan warga terkait dampak debu batu bara (stockpile) terhadap kondisi kesehatan warga sekitar dan lingkungan tidak hanya terjadi di Waylunik saja, tetapi hampir di setiap kawasan sekitar industri stockpile di seluruh Indonesia mengeluhkan hal yang sama. Warga mengalami gangguan kesehatan terutama pernafasan, mata perih serta kualitas udara yang tidak sehat.
Hal ini tidak terlepas dari kebijakan negara terhadap perusahaan-perusahaan pertambangan yang tidak memperhatikan lingkungan serta tidak tegas dalam memberikan sanksi pada perusahaan yang melakukan pelanggaran. Parahnya lagi negara bahkan lebih berpihak pada perusahaan dan mengabaikan rakyat. Lagi-lagi rakyat yang menjadi korban.
Inilah yang terjadi pada negara yang menjadikan demokrasi-kapitalisme sebagai dasar dalam membuat kebijakan. Negara dalam sistem ini hanya berperan sebagai regulator yang sering kali membuat kebijakan lebih banyak menguntungkan perusahaan atau korporasi. Negara tidak berpihak pada rakyat, bahkan yang ada membahayakan rakyat.
Ditambah lagi sistem ekonomi kapitalisme telah melegalkan pihak swasta, asing maupun aseng untuk mengelola sumber daya alam negeri ini termasuk batu bara. Kran investasi dibuka sebesar-besarnya atas nama pembangunan nasional dan pertumbuhan ekonomi. Sehingga sumber daya alam di negeri ini yang begitu melimpah yang sejatinya adalah milik rakyat, hanya dinikmati oleh segelintir orang atau kelompok saja. Rakyat justru lebih banyak dirugikan.
Sistem Islam Sebagai Solusi
Tidak ada jalan lain, solusi atas semua masalah ini adalah kembali pada sistem Islam yang bersumber dari Sang Maha Pencipta dan Pengatur kehidupan manusia dan alam semesta yaitu Allah Swt.. Islam menjadikan negara sebagai pengurus dan pelindung bagi rakyatnya. Semua aturan yang ditetapkan dalam Islam senantiasa memperhatikan dan mengutamakan kemaslahatan rakyat, termasuk keselamatan rakyat dari proyek pertambangan.
Sejatinya dalam Islam, mineral dan batu bara adalah milik rakyat secara keseluruhan dan haram dimiliki oleh segelintir orang atau pihak swasta. Rasulullah saw. bersabda:
"Kaum muslimin berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air dan api."
(HR Abu Dawud dan Ahmad).
Batu bara masuk dalam kategori api, sebab yang dimaksud berserikat dengan api adalah sumber yang dengannya bisa menimbulkan api seperti minyak bumi, batu bara, gas alam, listrik dan yang semisal dengannya. Islam akan memastikan sumber daya alam termasuk batu bara digunakan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat dengan tetap menjaga lingkungan agar terus berkelanjutan.
Begitupun industri dalam Islam dibangun semata untuk kemaslahatan umat manusia. Keberadaan tambang batu bara misalnya, penguasa wajib menghindarkan rakyatnya dari mudharat termasuk limbah berbahaya. Sebelum pembangunan tambang batu bara dibangun, sudah dipastikan tidak akan membawa dampak pencemaran dengan membangun pengelolaan limbah yang berkualitas. Bahkan negara memiliki tata kelola modern yang tidak menyatukan pemukiman dengan pertambangan, karena ada banyak potensi buruk yang bisa menimpa masyarakat.
Demikianlah syariat Islam yang sangat memperhatikan keselamatan manusia dan kesejahteraannya, begitu juga lingkungan di mana tempat manusia tinggal.
Wallahua'lam bishshawab
Via
Opini
Posting Komentar