Opini
DanaCita Pendidikan Menggilas Masa Depan
Oleh: Yuke Octavianty
(Forum Literasi Muslimah Bogor)
TanahRibathMedia.Com—Biaya pendidikan tinggi kian melangit. Tak sedikit mahasiswa yang akhirnya menunggak uang kuliah tunggal per semesternya. Masalah tunggakan ini pun dimanfaatkan platform pinjaman dana yang "katanya" mampu menjadi solusi masalah pendidikan saat ini.
Role Model Pendidikan ala Kapitalisme
Kebijakan penggunaan pinjaman online yang digandeng beberapa universitas terkemuka tanah air, tengah mendapat sorotan tajam. Diketahui, ITB menjadi salah satu institusi pendidikan telah menggandeng DanaCita, yakni platform pinjaman dana pendidikan yang katanya mampu mengurangi beban mahasiswa dalam membayar berbagai tagihan uang kuliah per semester.
Kabar tentang platform Danacita dan ITB sempat viral beberapa waktu lalu. Dalam salah satu cuitan di media sosial, salah satu solusi pembayaran diberikan oleh ITB melalui kerja sama dengan pihak ketiga yakni Danacita (tempo.co, 26-1-2024). Peminjaman yang ditawarkan berupa pinjaman tanpa jaminan dan tanpa DP apapun. Opsi pembayaran pun disediakan dalam 2 pilihan per 6 bulan atau per 12 bulan. Tujuannya demi meringankan biaya belajar atau tunggakan belajar di lembaga tinggi pendidikan. Dalam tangkapan layar di suatu media sosial juga disebutkan adanya bunga yang harus dibayar peminjam sebesar 1,75 persen dan terdapat biaya persetujuan sebesar 3 persen.
Pihak ITB tidak menyangkal berita dana pinjaman yang kini beredar deras di tengah masyarakat. Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB, Naomi Haswanto, mengungkapkan pihaknya berkomitmen untuk menyediakan akses pendidikan yang berkualitas bagi seluruh mahasiswa (tempo.co, 26-1-2024). Danacita disediakan pihak kampus sebagai salah satu pilihan pembayaran bagi mahasiswa yang melanjutkan studinya di ITB. Demikian lanjut Naomi.
Sebetulnya legalitas penggunaan dana pinjaman online telah dilegalkan sejak Agustus 2023 (kompas.com, 27-1-2024). Dan faktanya, pilihan pembayaran metode demikian tidak hanya disediakan di ITB saja. Ada sekitar 86 lembaga pendidikan tinggi yang memberikan pilihan tersebut bagi para mahasiswanya (kompas.com, 28-1-2024).
Tentu saja, fakta ini membuat publik heran. Bagaimana bisa pinjaman online berbunga menjadi solusi masalah dana pendidikan yang kini menjulang tinggi? Belum lagi, bunga yang harus dibayar pada tenggat waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
Perencana Keuangan Andy Nugroho, mengungkap skema yang disediakan dapat menambah beban mahasiswa. Apalagi dengan besaran bunga yang ditanggung, dapat menjadi beban jika terjadi pembayaran yang menunggak. Contoh saja, mahasiswa mengajukan pinjaman Rp12 juta selama 12 bulan. Dengan bunga 1,75 persen, diperkirakan mahasiswa tersebut harus membayar pinjaman sebesar Rp.15,5 juta. Belum lagi ada biaya denda jika melewati batas pembayaran per bulannya.
Senada dengan Andy, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal menilai seharusnya pihak kampus menyediakan pilihan pembiayaan lain dan menghindari skema pinjol. Pasalnya, dengan skema keuangan demikian, dapat dipastikan ada risiko berat yang akan ditanggung mahasiswa.
Dana pendidikan adalah dana yang sebetulnya wajib disediakan oleh negara untuk menciptakan generasi tangguh yang cerdas. Namun sayang, konsep yang ada saat ini tidak mampu memberikan jaminan pendidikan berkualitas dan terjangkau masyarakat. Justru yang ada sebaliknya. Rakyat dibebani beratnya biaya pendidikan. Pendidikan dianggap sebagai sektor strategis yang dibutuhkan setiap individu. Maka tak heran, saat pendidikan menjadi sektor bisnis yang menggiurkan. Setiap kesulitan yang dihadapi masyarakat dipandang sebagai kesempatan untuk mencari untung bagi para kapitalis oportunis.
Semua ini terjadi karena negara angkat tangan pada pendidikan rakyat. Penyelenggaraan pendidikan diserahkan kepada pihak swasta yang menerapkan intervensi bisnis dalam penetapan kebijakannya. Tidak hanya itu, penyelewengan anggaran pendidikan pun banyak terjadi. Negara tidak memiliki kebijakan yang tegas terkait sektor pendidikan. Alhasil biaya pendidikan tidak terkendali.
Inilah konsekuensi diterapkannya sistem ekonomi kapitalisme. Sistem yang hanya berorientasi pada untung rugi. Tanpa peduli pada pendidikan anak negeri.
Pendidikan dalam Islam
Islam menetapkan kualitas pendidikan yang terbaik untuk setiap individu. Tidak hanya berkualitas, namun juga terjangkau atau bahkan disediakan dengan gratis. Karena konsep pelayanan terhadap umat adalah konsep utama dalam institusinya. Yakni khil4f4h. Satu-satunya institusi yang mampu menjamin ketersediaan pendidikan bagi seluruh umat tanpa adanya diskriminasi.
Rasulullah saw. bersabda:
"Imam adalah ra'in (pengurus) dan ia bertanggung jawab atas urusan rakyatnya."
(HR Al Bukhari)
Khil4f4h akan menerapkan skema pendidikan yang amanah di setiap bidangnya. Kurikulum yang berbasis akidah Islam akan melahirkan generasi cemerlang yang cerdas penuh iman. Skema pembiayaan yang ditanggung khil4f4h dengan mengandalkan pos-pos Baitul Maal yang ditetapkan khalifah untuk biaya pendidikan seluruh umat. Negara menjadi pengatur utama jalannya sektor pendidikan. Artinya pengurusan pendidikan tidak diserahkan kepada asing ataupun swasta. Sehingga tegas ditetapkan bahwa pendidikan bukanlah komoditas bisnis yang dengan mudah dimainkan pihak tidak bertanggung jawab. Karena sektor pendidikan adalah tanggung jawab penuh negara terhadap kepentingan umatnya.
Ilmu adalah harta berharga demi kemuliaan dan keselamatan dunia akhirat. Dan hanya dengan dukungan khil4f4h-lah, pendidikan mampu tersampaikam dengan metode utuh dan menyeluruh dengan skema pembiayaan yang menentramkan umat.
Wallahu a'lam bisshowwab.
Via
Opini
Posting Komentar