Reportase
Lebih dari 80 Muslimah Hadiri Kajian Talk Show Risalah Akhir Tahun 2023
TanahRibathMedia.Com—"Lebih dari 80 muslimah hadiri talk show kajian risalah akhir tahun 2023," tutur panitia Kajian Bulanan Majelis Ta'lim Muslimah Mutiara Umat: 365 Day Refleksi Kondisi Muslimah dan Generasi, Ahad (31-12-2023).
Peserta yang hadir, kata panitia, adalah anggota Majelis Taklim dari berbagai kalangan. Mulai dari guru, ibu-ibu rumah tangga, tenaga medis, dan didominasi oleh kalangan pelajar dan mahasiswi, yang berada disekitar kecamatan Sekupang-Bengkong, Batam, Kepulauan Riau.
Agenda yang diselenggarakan berlangsung kurang lebih sekitar empat jam. Antusiasme peserta terlihat dari semangatnya dalam menyimak materi dan mengajukan pertanyaan. Para peserta tetap fokus meskipun Batam diguyur hujan.
Seorang Mubalighah sekaligus tenaga pendidik di salah satu ponpes Batam, Ustazah Yeni Indri S.T. sebagai pemateri, menyajikan fakta dan analisa secara runut yang terkait tentang akar permasalahan muslimah dan generasi saat ini.
"Muslimah dan generasi hari ini, khususnya di wilayah Kepulauan Riau tengah terjebak oleh sistem kapitalisme," terangnya.
Selanjutnya ia menyampaikan bahaya sistem kapitalisme-sekulerisme yang menjadi ancaman bagi perempuan dan generasi saat ini.
"Disadari atau tidak kapitalisme menjadi ancaman bagi perempuan dan generasi di Kepri, seperti terjadinya konflik agraria adalah buah diterapkan berbagai proyek atas asas Kapitalisme," bebernya.
Teteh, sapaan akrabnya, juga memaparkan beberapa fakta dan data terkait konflik agraria yang disadari atau tidak berdampak terhadap perempuan dan generasi.
"Proyek yang tengah menjadi konflik seperti Proyek Strategi Nasional (PSN), kemudian dibuatnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), keduanya berdampak pada kesejahteraan dan kehidupan masyarakat khususnya perempuan dan generasi," paparnya secara lugas.
Salah satu PSN yang sedang digadang-gadang oleh pemerintah adalah Rempang ECO-City, imbuhnya. Tujuan utama dari proyek ini adalah pendirian pabrik panel surya. Akibatnya warga setempat terkena dampak penggusuran.
Sebagai pendidik sekaligus pemerhati kebijakan publik dan pendakwah, ia menyoroti terkait relokasi.
"Relokasi telah banyak meninggalkan luka di hati warga terdampak, dirampasnya hak-hak kepemilikan, fisik dan psikis ibu dan anak terancam, pendidikan anak terbengkalai, serta kehilangan mata pencaharian utama mereka sebagai nelayan," ujarnya.
Selanjutnya ia menekankan bahwa ketika Islam diterapkan dalam mengatur kehidupan niscaya akan ada keberkahan di langit dan di bumi.
"Ketika aturan Islam dipakai untuk mengatur kehidupan, maka segala kerusakan berganti menjadi keberkahan dan keberuntungan bagi orang-orang yang menghendaki," paparnya secara gamblang.
Sebagai seorang muslim, tukasnya, sudah sepantasnya mengganti sistem buatan manusia yakni kapitalisme kembali kepada sistem Islam yang mutlak dari Allah Yang Maha Pencipta.
Kemudian Teteh mengutip sebuah dalil bahwa hanya hukum Allah yang layak diterapkan yakni Al-Qur'an Surah Al-Maidah ayat 105 yang artinya:
"Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?" ucapannya.
Sebagai penutup, Teh Yeni mengajak semua peserta untuk menyadari bahwa setiap kita harus yakin kepada Islam sebagai cahaya menuju kemuliaan, dimulai dari merubah mindset, kemudian segera memperbaiki diri, serta ikut mendakwahkan aturan Islam secara kafah, sehingga segala persoalan yang menghimpit muslimah dan generasi akan segera terentaskan. []Sunaini
Via
Reportase
Posting Komentar