Opini
Prostitusi Ancaman Generasi
Oleh: Wiwit Irma Dewi, S.Sos.I.
(Pemerhati Sosial dan Media)
TanahRibathMedia.Com—Prostitusi online kembali menggegerkan masyarakat Indonesia, khususnya warga Bekasi, Jawa Barat. Dilansir dari republika.co.id (13-01-2024), seorang remaja putri di Pondok Gede, Kota Bekasi yang menjadi korban prostitusi online.
Remaja berusia 15 tahun tersebut dijual ke hidung belang dan dibayar Rp50 ribu oleh pelaku berinisial D (17 tahun). Dalam aksi kejinya pelaku bekerja sama dengan seseorang wanita paruh baya 40 tahun yang disebut 'Omah' untuk menjajakan korban ke para pria hidung belang. Diberitakan total ada 8 korban lainnya yang dijual mucikari Omah untuk open BO melalui aplikasi MiChat.
Terungkapnya kasus prostitusi online ini bermula dari perkenalan korban dengan pelaku D. Polisi saat ini telah mengamankan pelaku, akibat perbuatannya, pelaku D ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan Pasal 88 Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Pelaku D juga dipidana penjara paling lama 10 tahun dan atau denda paling banyak Rp200 juta rupiah. Polisi mengungkap tak hanya anak remaja berusia 15 tahun yang menjadi korban muncikari A alias Oma (52) di Bekasi.
Bahaya prostitusi nyatanya menjadi sebuah ancaman di tengah umat, tidak hanya prostitusi dewasa mirisnya prostitusi anak juga kian merebak, tidak hanya di Bekasi prostitusi semacam ini juga nyatanya ada di wilayah-wilayah lain di Indonesia. Seolah menjadi tren di zaman yang modern ini, di mana teknologi makin maju justru disalahgunakan oleh sebagian kalangan untuk meraup untung dari bisnis haram tersebut. Open BO melalu aplikasi kini menjadi tren di tengah masyarakat, aplikasi chatting seperti MiChat atau WeChat kerap dimanfaatkan untuk transaksi prostitusi online tersebut.
Kapitalisme-Sekuler Ancaman Bagi Generasi
Prostitusi yang melibatkan anak di bawah umur kian marak, dalam sistem kapitalisme-sekuler kasus ini belum menemui solusi tuntas. Tak bisa dipungkiri hedonisme atau gaya hidup yang hanya berfokus mencari kesenangan dan kepuasan tanpa batas makin menjangkiti generasi muda saat ini. Akibat jauhnya pemahaman agama, mereka rela melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa melihat lagi halal-haram atau dampak panjang suatu perbuatan.
Derasnya arus informasi yang mereka dapat melalui media sosial, menuntut mereka untuk memiliki standar yang sama dengan para influencer atau idola mereka, mulai dari handphone, baju, tas, alat make up, dll. Akhirnya generasi pun terpapar budaya flexing yang kian menyebar. Itu semua disebabkan sistem kapitalisme-sekuler, yang berasaskan pemisahan agama dari kehidupan manusia, sehingga manusia mencari standar kebahagiaannya sendiri, dan menghalalkan segala cara untuk meraihnya.
Mencari solusi atas masalah generasi dalam sistem kapitalisme-sekuler adalah hal yang sia-sia, karena justru sistem inilah yang menjadi sumber segala kerusakan yang ada. Akibat mahalnya pendidikan dalam sistem kapitalisme-sekuler lahirlah generasi yang minim akhlak dan mudah terpapar ide sesat seperti hedonisme, liberalisme, dll.
Peran keluarga dan masyarakat saat ini juga jauh dari kata saling mengingatkan, mereka cenderung disibukkan dalam mencari dan mengumpulkan materi demi kehidupan. Budaya permisif atau sikap serba membiarkan mulai menjangkiti umat, sehingga wajar jika kemaksiatan demi kemaksiatan semakin merajalela.
Belum lagi konten-konten berbau kemaksiatan yang semakin merebak yang kian menstimulus perbuatan amoral di tengah generasi. Tak heran jika akhirnya generasi akrab dengan aktivitas ikhtilat (campu baur antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom), khalwat (berdua-duan laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom), bahkan perzinahan. Ditambah lagi penegakkan hukum yang ada tidak mampu memberikan efek jera bagi pelaku kejahatan, alih-alih meminimalisir kejahatan, sanksi hukum yang ringan bahkan bisa diperjual-belikan justru malah membuat orang menyepelekan aturan.
Fakta di atas disebabkan lalainya negara dalam menjaga dan melindungi generasi, padahal sejatinya generasi merupakan aset masa depan. Terlebih Indonesia diprediksi akan mengalami ledakan populasi, di mana pertumbuhan penduduk melaju sangat cepat. Bayangkan dengan populasi yang banyak dan berkualitas Indonesia akan memiliki keunggulan SDM yang luar biasa! Namun jika kerusakan akibat sistem ini dibiarkan alih-alih membawa kebaikan ledakan populasi justru akan menjadi ancaman. Bukankah baik-buruknya masa depan sebuah bangsa ditentukan generasinya saat ini?
Islam Selamatkan Generasi
Dengan ancaman generasi seperti di atas, umat membutuhkan solusi yang mampu menyelesaikan masalah secara tuntas. Islam sebagai sebuah pandangan hidup yang memiliki aturan sempurna dan paripurna mampu menyelesaikan segala permasalahan termasuk masalah yang dihadapi generasi.
Islam menuntut pemeluknya untuk terikat secara penuh pada syariat, oleh karenanya negara Khil4f4h akan menjalankan seluruh hukum Islam dalam setiap aspek tanpa terkecuali. Pemimpin dalam Khil4f4h akan menjaga masyarakatnya dari segala bentuk ancaman baik ancaman itu berupa pemikiran maupun ancaman berupa fisik, sebagaimana dalam hadis Nabi shallallahu alaihi wassalam,
"Sesungguhnya Imam/Khalifah itu (laksana) perisai. Dia akan dijadikan perisai, di mana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng." (HR Bukhari dan Muslim)
Khil4f4h akan menjadi junnah atau perisai yang akan membentengi atau melindung umat dari racun-racun pemikiran Barat. Khil4f4h akan menerapkan sistem pendidikan berbasis akidah Islam, yang akan melahirkan individu-indivu yang memiliki kepribadian Islami, memiliki self control dan ketakwaan individu yang kuat, individu-indivu yang memiliki orientasi hidup untuk beribadah kepada Allah Azza wa Jalla. Individu seperti ini tak akan mudah melakukan kemaksiatan karena ia akan selalu merasa diawasi dan sadar kelak perbuatannya akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.
Sistem pendidikan dalam Islam juga akan melahirkan masyarakat yang peka, berbeda dengan masyarakat kapitalisme-sekuler yang permisif, masyarakat dalam Islam akan terkondisikan gemar melakukan amar makruf nahi mungkar, karena sadar aktivitas tersebut adalah kewajiban. Begitupun dengan sistem sosial yang digunakan di tengah masyarakat, Khil4f4h akan menjadikan Islam sebagai asasnya, menjamin interaksi antara laki-laki dan perempuan sesuai dengan syariat Islam.
Selain itu Khil4f4h juga menerapkan sistem ekonomi Islam yang akan memberikan kesejahteraan pada masyarakat, dengan gratisnya biaya pendidikan, kesehatan, dan terjaminnya keamanan dalam masyarakat maka masyarakat akan bebas dari tekanan ekonomi, dan terhindar dari stress akibat biaya hidup. Khil4f4h juga akan membuka lapangan pekerjaan bagi laki-laki sebagai pencari nafkah, dengan begitu akan menjaga peran mulia seorang ibu dalam mendidik anak-anaknya, dan menjadikannya generasi unggul berkualitas.
Untuk memberikan jaminan keamanan di tengah masyarakat, negara Khil4f4h akan menegakkan sistem persanksian Islam. Setiap pelaku kejahatan akan diberikan sanksi tegas sesuai dengan syariat Islam.
Konsep persanksian dalam Islam bersifat jawabir (sebagai penebus dosa) dan jawazir (pemberi efek jera), dengan begitu bisa meminimalisir kriminalitas dan mencegah orang lain melakukan kejahatan yang serupa.
Media dalam Khil4f4h berfungsi sebagai sarana dakwah yang dapat meningkatkan keimanan, ketakwaan dan memberikan informasi yang benar. Oleh karena itu, Khil4f4h akan mengontrol seluruh media massa yang ada baik cetak maupun elektronik, begitupun dengan aplikasi chatting atau sejenisnya.
Khil4f4h juga akan melarang konten-konten yang merusak, yang berbau pornografi-pornoaksi, ataupun kemaksiatan lainnya. Begitupun dalam penyebaran racun-racun pemikiran Barat yang membahayakan. Dengan begitu menutup celah terjadinya kemaksiatan di tengah umat.
Demikianlah mekanisme Khil4f4h dalam menjaga generasi dari segala macam ancaman yang merusak. Hanya Islam saja lah satu-satunya solusi untuk mewujudkan generasi mulia. Jika Islam diterapkan sempurna dalam naungan Khil4f4h niscaya permasalahan yang terjadi akan terselesaikan hingga ke akar-akarnya.
Wallahu a'lam bi ash-shawab.
Via
Opini
Posting Komentar