Feature News
Terpaksa Harus Cerdas
Oleh: Nur Salamah
(Sahabat Feature News dan Tim Redaksi Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—"Bunda, aku lulus lo," celoteh bocah yang dikenal cukup aktif diantara empat saudaranya.
Sekitar dua bulan yang lalu, November 2023, diadakan tes seleksi untuk ekskul drumband. Sebelumnya memang sudah diinformasikan bahwa drumband ini salah satu ekskul pilihan di RA Darussalam. Sifatnya berbayar dan sistem gugur.
Bocah berumur belum genap enam tahun yang kini sedang duduk di bangku TK B, telah lama menyimpan mimpinya untuk bisa mengikuti ekskul drumband.
Aura bahagia terbaca dengan jelas ketika ia melihat kakak kelasnya latihan drumband, dirinya enggan untuk pulang. Sampai-sampai terjatuh dari plosotan saking fokusnya menikmati alunan musik drumband.
Hari yang sekian lama ditunggu pun tiba. Bagi siswa yang ingin mengikuti ekskul drumband orang tuanya dipersilakan untuk mengisi list. Seluruh siswa yang telah mendaftar mengikuti tes seleksi.
Sebagai ibu yang telah mengandung dan melahirkan, tentu berharap putri ketiganya ini lolos tes seleksi. Ternyata, mimpi sang bocah harus kandas. Berdasarkan hasil tes, dinyatakan bahwa dari kelas B2, hanya 4 yang lolos tes dan bisa mengikuti latihan selanjutnya.
Namun, sebagai orang tua, Bunda Lubna menyadari bahwa setiap anak pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mungkin bocah yang terkenal anteng di sekolah ini lebih menonjol daris sisi hafalan. Namun kurang dari sisi yang lain. Berusaha untuk memberikan pengertian kepada putri ketiganya ini.
Benar, seperti yang diduga. Meskipun tidak diungkapkan secara langsung. Namun guratan kecewa menghiasi wajah Sang bocah.
"Kenapa kok aku gak dipilih, Bun?" tanyanya kepada Sang Bunda disertai bibir manyun dua centi saat dijemput sekolah.
"Oh, main drumband itu capek kan. Mukul-mukul alat. Mungkin karena Allah sayang dengan Ning Lubna, biar Ning gak capek, jadi gak dipilih," jawab wanita itu seadanya.
Masih merasa belum puas dengan jawaban Bundanya. Rengekan itu berkepanjangan. Pelampiasan rasa kecewanya itu dengan meminta ini dan itu. Bunda yang memahami karakter putrinya segera memenuhi permintaan untuk jalan ke Indomart. Barangkali dengan diajak jalan dan membeli jajanan rasa kecewanya bisa teralihkan.
Sayangnya hanya sesaat. Setelah ke Indomart, jajanan telah habis. Ingatan itu terbuka kembali.
"Bunda, kenapa aku gak dipilih," tanyanya kembali penuh kesal.
"Hemmmm, mungkin karena Ning sudah terpilih di tahfiz. Berarti Ning hebat di tahfiz," jawaban Bunda sambil memikirkan alternatif jawaban kalau saja jawaban yang ini gagal.
"Gak mau lah. Padahal aku bisa lo Bun. Kenapa aku gak lolos," celotehnya seolah tak ada akhir.
"Oh Bunda tahu. Karena alat drumband-nya sedikit. Kalau banyak yang ikut gak cukup. Jadi hanya sedikit saja yang dipilih," jawaban Sang Bunda mantab penuh keyakinan bakal berhasil.
Si bocah terdiam. Sepertinya alasan ini bisa diterima.
Namun, siapa sangka, keesokan harinya saat berangkat sekolah. Ternyata ada latihan drumband.
"Hemmm, waduh," gumam Bunda Lubna dalam hati. Sang Bunda mendadak gusar. Berbagai cara telah dilakukan untuk membuat putrinya lupa terhadap impiannya ikut drumband. Tapi hari itu tak bisa dielakkan. Bocah yang sudah mulai tenang, kini meronta kembali saat melihat sebagian temen-temennya sedang bersiap latihan drumband.
Betul seperti apa yang diduga. Tangan bocah menggenggam erat Bundanya. Enggan untuk naik menuju kelasnya B2.
"Bunda, aku mau ikut drumband," pintanya penuh iba.
"Ning kan gak lolos, Nak," jawab Bunda sambil mengelus kepalanya.
"Tapi di situ ada Keynan. Keynan kan gak lulus juga kemarin. Kenapa dia ada di situ?"
Tanpa berkata-kata, perempuan itu terus menggandeng tangan si buah hati penuh kasih sayang untuk naik ke lantai dua.
Sesampainya di sana, segera wali kelasnya menyarankan untuk turun kembali mengikuti tes kedua. Konon anak-anak ini sebenarnya tidak gagal. Akan tetapi karena keterbatasan alat, banyak yang rusak. Akhirnya kepala sekolah membuat kebijakan, setelah alat-alat diperbaiki anak-anak ini dites kembali. Sehingga yang sebelumnya bisa dibilang cadangan bisa terekrut.
Tanpa disadari alasan Bundanya ternyata benar adanya.
Dua jam berlalu. Tak banyak berharap, takut kecewa. Notifikasi pesan WhatsApp, nomor Sang Bunda dimasukkan dalam group drumband. Bundanya paham, berarti putrinya lolos tes.
Masih belum percaya, segera Sang Bunda menanyakan ke guru pembimbing. Ternyata benar, Ananda Lubna dinyatakan lulus tes. Masya Allah. Perasaan bahagia dan haru menyatu dalam hati seorang ibu.
Perjalanan dan perjuangan yang cukup memutar otak, mencari jawaban untuk ananda yang cukup cerdas. Mau tidak mau seorang ibu terpaksa harus cerdas. Agar mampu membersamai, mendidik dan mengarahkan anak-anaknya pada jalan yang Allah rida.
Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimmushalihat.
Via
Feature News
Posting Komentar