Opini
Belajar Menyatukan Perasaan dan Pemikiran
Oleh : Retno Puspitasari, S.Si.
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibatnMedia.Com—Pemilihan pemimpin dan wakil rakyat telah usai, namun permasalahan seputar pelaksanaan pemilihan ini seakan tak pernah selesai. Dari tahun ke tahun tetap saja diwarnai dengan kecurangan.
Ada hal menarik dalam diskusi-diskusi menjelang pemilihan. Kaum muslimin sebenarnya sudah memahami bahwa setiap amal perbuatan pasti akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah Swt. termasuk aktivitas mengikuti pemilihan.
Namun seringnya kita lupa berpikir mendalam tentang sesuatu yang akan kita lakukan. Misalnya, orang yang kita pilih itu tugasnya apa? Kita sering lupa atau abai bahwa tugasnya adalah menetapkan undang-undang. Dan undang-undang itu seringnya tidak sesuai dengan aturan Allah Swt.. Kita rela memilih pemimpin dan wakil yang tidak mau menerapkan aturan Allah Swt.?
Sementara Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur'an Surah Al-Ma'idah Ayat 49:
وَاَ نِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَاۤ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَآءَهُمْ وَا حْذَرْهُمْ اَنْ يَّفْتِنُوْكَ عَنْۢ بَعْضِ مَاۤ اَنْزَلَ اللّٰهُ اِلَيْكَ ۗ فَاِ نْ تَوَلَّوْا فَا عْلَمْ اَنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّصِيْبَهُمْ بِبَـعْضِ ذُنُوْبِهِمْ ۗ وَاِ نَّ كَثِيْرًا مِّنَ النَّا سِ لَفٰسِقُوْنَ
Artinya: "Dan hendaklah engkau memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka. Dan waspadalah terhadap mereka, jangan sampai mereka memerdayakan engkau terhadap sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah berkehendak menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sungguh, kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik."
Ada yang bilang, kalau kita tidak ikut memilih, nanti kita dikuasai orang kafir. Mengapa kita tidak pernah bertanya, mengapa kita harus mengikuti aturan pemilihan yang bisa membuat orang kafir berkuasa?
Jika kita pelajari, demokrasi dari sejarahnya bukan lahir dari Islam. Jadi mengapa kita harus mengikuti aturan kuffar yang jelas-jelas tidak mengakomodir aturan Allah Swt.?
Seringnya perasaan kita lebih mendominasi daripada pemikiran Islam yang sudah kita pelajari. Itu membuat kita setengah-setengah menggenggam aturan Allah Swt.?
Kita lupa bahwa kadang hikmah berpegang pada aturan Allah Swt. dan Rasul-Nya memang tidak langsung terlihat. Dulu para sahabat Rasulullah saw. pernah terbawa perasaan, dengan memprotes kebijakan Rasulullah saw. menerima perjanjian Hudaibiyah, yang isinya seolah menguntungkan kafir Quraisy.
Namun akhirnya mereka bisa menerima, setelah menyatukan perasaan dan pemikiran. Bahwa Rasulullah saw. tidak mungkin salah, karena dalam bimbingan wahyu Allah Swt.. Seiring berjalannya waktu, terbukti bahwa strategi Rasulullah saw. tidak pernah salah. Dakwah Islam menjadi lebih berkembang menuju kemenangan.
Mungkin sekarang ada yang bilang, kalau Rasulullah saw. dulukan dibimbing wahyu, sedangkan jamaah dakwah yang mengingatkan tentang demokrasi, hanya kumpulan manusia biasa, tidak sama dengan Rasulullah saw..
Memang benar, jamaah ini bukan langsung dibimbing Rasul, tetapi jamaah ini menjadikan metode dakwah Rasul sebagai acuan. Metode ini bisa digali dengan mempelajari Sirah Nabawiyah dengan seksama.
Dari Sirah Nabawiyah kita bisa belajar bahwa Rasulullah saw. dulu tidak pernah mencampurkan yang haq dan bathil dalam meraih kemenangan Islam.
Teringat kisah Rasulullah saw. saat
kafir Quraisy mengajak Rasulullah saw. menyembah tuhannya selama 1 tahun dan mereka menyembah Allah Swt. selama 1 tahun secara bergantian. Rasulullah saw. tidak mengambil jalan tengah dengan menerima tawaran itu. Lalu turunlah surat Al Kafiruun.
Kadang perasaan kita mengatakan, dakwah akan lebih mudah jika kita berkompromi, namun hal itu tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw.. Jadi kita harus belajar menyatukan pemikiran Islam dan perasaan kita.
Dari sini bukan berarti kita abai dengan beragam peristiwa politik, namun kita harus menyikapinya sesuai dengan teladan dari Rasulullah saw.. Dakwah Islam tetap harus dijalankan mengikuti metode dakwah Rasul. Meski sebagian orang memandang utopis, tapi yakinlah jalan itu yang akan menang.
Waallahu A'lam Bish Shawwab.
Via
Opini
Posting Komentar