Opini
Bersuaralah Melalui Tulisan
Oleh: Syadzuli Rahman
(Tenaga Kependidikan Perguruan Tinggi)
TanahRibathMedia.Com—Mari kita cermati segala informasi yang hadir di berbagai media digital saat ini. Baik itu yang bersumber dari kanal media informasi maupun beranda media sosial. Tak jarang kita mendapati mendapati sebuah kabar atau berita hangat yang membuat dahi berkernyit.
Misalnya dari platform media sosial, sering muncul video curahan hati para guru dan pemerhati pendidikan yang membahas persoalan pendidikan negeri kita. Ada juga video ajakan untuk membantu kakek tua yang barang dagangannya tidak ada yang membeli.
Kemudia viral video aksi perundungan anak. Dan tak kalah hangatnya adalah berita yang membuat hati seorang muslim pilu, yakni tragedi Gaza-Palestina yang sampai sekarang terus berlanjut.
Segala infomasi tersebut, mulai dari problematika dunia pendidikan, masalah ekonomi, perundungan anak hingga krisis Gaza –Palestina, membuat isi kepala terasa penuh dan jumud. Informasi yang tersaji simultan di beranda media sosial bahkan memunculkan keresahan.
Misalnya keresahan orang tua akan masa depan anak-anaknya, keresahan suami untuk mencukupi nafkah keluaganya hingga keresahan seorang muslim akan saudaranya di Gaza–Palentina. Dan jika keresahan ini dibiarkan mengendap dalam pikirin akan berdampak negatif, menjadi racun dalam pikiran. Racun yang jika tidak dikeluarkan dapat menyebabkan penyakit mental bahkan juga penyakit fisik.
Keresahan tadi harus kemudian disalurkan. Keresahan tadi harus kemudian diungkapkan. Tulisan adalah satu media yang dapat digunakan untuk menyalurkan dan mengungkapkan keresahan. Menulis adalah satu dari sekian saluran untuk mengekspresikan keresahan. Aktivitas menulis juga dapat membantu menyembuhkan penyakit. Melalui tulisan seseorang menuangkan ide, pikiran dan mengekspresikan perasaannya. Melalui tulisan pula sikap seseorang itu tampak dan hadir.
Tentunya dalam menulis, terutama dalam mengekspresikan ide, pikiran dan perasaan tadi, kita harus tahu akan aturan, kaidah dan pedoman dalam menulis.
Dalam menulis itu tidak bisa asal-asalan. Kita harus menggunakan kaidah bahasa yang baik dan benar, sehingga tulisan kita dapat dipahami dan dinikmati oleh pembaca. Dalam menulis kita tidak bisa mengabaikan nilai moral dan etika. Terlebih lagi bagi seorang muslim nilai dasar yang harus dipegang adalah nilai dan aturan Islam.
Sebagai seorang muslim ketika menulis untuk mengekspresikan ide dan pikirannya serta mengungkapkan perasaannya harus berlandaskan pada pemikiran Islam.
Hal tersebut di atas kemudian berkorelasi dengan satu kewajiban yang harus dijalankan seorang muslim, yakni kewajiban amar ma’ruf nahi munkar yakni menyeru kebaikan mencegah kemungkaran.
Dari Abu Said Al Khudri ra, dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:
“Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaknya dia ubah dengan tangannya (kekuasaannya). Kalau dia tidak mampu hendaknya dia ubah dengan lisannya dan kalau dia tidak mampu hendaknya dia ingkari dengan hatinya. Dan inilah selemah-lemahnya iman.” (HR Muslim).
Dari hadis tersebut, ada tiga upaya yang dapat dilakukan oleh seorang muslim ketika menghadapi suatu kemungkaran. Pertama, upaya mengubah kemungkaran dengan tangannya. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh orang yang memiliki kekuasaan, yang dengan kekuasaannya itu dia dapat mencegah dan mengubah kemungkaran.
Kedua, upaya mengubah kemungkaran melalui lisannya. Hal ini dapat dilakukan dengan menyampaikan nasihat dengan cara yang baik. Ketiga, upaya yang mencerminkan selemah-lemahnya iman, yakni mengingkari kemungkarann dengan hatinya.
Lalu di mana posisi kita? Bagaimana sikap kita ketika melihat berita yang mampir melintas di beranda sosial kita? Apa sikap kita ketika membaca atau menonton suatu informasi? Jika informasi itu menggambarkan suatu kemungkaran, maka hanya ada dua pilihan bagi kita. Pilhan itu adalah berupaya mengubah kemungkaran yang ada dengan lisan kita dan atau mengingkari dengan hati. Tentunya kita ingin berada pada tingkatan yang paling rendah. Untuk itu suarakan “lisan” kita melalui tulisan. Kita sebagai seorang muslim harus peduli akan segala persoalan yang ada, dan kita harus menampakkan sikap kita, kepedulian kita dan keresahan kita. Tentunya harus berlandaskan Tsaqafah Islamiyah. Suarakan sikap kita, suarakan kepedulian dalam bentuk tulisan.
Via
Opini
Posting Komentar