Opini
Bukti Nyata Demokrasi Bermasalah Mulai Dari Asasnya
Oleh: Rudi Lazuardi
(Anggota Komunitas Medan Beriman)
TanahRibathMedia.Com—Jika kita adalah tipe orang yang suka memperhatikan dinamika politik di Indonesia, tentu kita tidak akan asing dengan slogan salah satu pasangan calon wakil presiden kita pak Mahfud MD yang beberapa tahun lalu pernah viral, yaitu slogan yang mengatakan bahwa malaikat pun bisa menjadi iblis jika masuk ke dalam sistem demokrasi transaksional di Indonesia.
Slogan yang jika kita nilai dengan nalar yang sehat justru telah memberikan pemahaman yang jelas kepada kita bahwa ide demokrasi ini sebenarnya adalah ide yang sudah bermasalah mulai dari asasnya.
Ungkapan malaikat pun bisa berubah menjadi iblis ini sebenarnya adalah realita yang pasti akan terjadi apabila demokrasi dijadikan landasan dalam membuat hukum di suatu negara. Asas demokrasi yang notabenenya adalah meletakkan kedaulatan membuat hukum ada di tangan manusia, membuat segala sesuatu yang asalnya bersifat mutlak bisa berubah menjadi relatif.
Sebagai contoh, hukum asal dari minuman beralkohol yang di dalam Islam dihukumi haram untuk dikonsumsi secara mutlak, namun dalam demokrasi bisa berubah menjadi boleh untuk dikonsumsi apabila orang-orang yang menjadi perwakilan rakyat sepakat untuk membolehkannya.
Dan juga pada permasalahan mutlak lainnya semisal haramnya homoseksual, haramnya riba, haramnya judi dan lain sebagainya. Semuanya itu berubah tergantung kesepakatan bersama para wakil yang diamanahi untuk membuat hukum. Tentunya hal semacam ini sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang telah menetapkan hak membuat hukum hanya milik Allah azza wa jalla.
Akan tetapi, walaupun pertentangan demokrasi dengan Islam ini sudah terlihat dengan sangat terang benderang, ada saja sebagian kaum muslimin yang beranggapan bahwa kerusakan yang dihasilkan dari demokrasi bukan terletak pada asas demokrasi itu sendiri melainkan terletak pada siapa orang yang akan menggunakan demokrasi ini, jika orangnya baik maka kebaikanlah yang akan tercipta dari demokrasi akan tetapi jika orangnya buruk maka buruklah yang akan tercipta dari demokrasi ini.
Kalau begitu bukankah itu artinya demokrasi sendiri tidak mampu melindungi dirinya dari dimanfaatkan oleh orang-orang buruk dan berhati iblis? Lalu bagaimana mungkin kebaikan bisa tercipta ke tengah-tengah umat jika keburukan terus-terusan disajikan di hadapan mereka? Sekadar menjamin asasnya demokrasi tidak mampu. Masih saja disalah-gunakan oleh segelintir orang-orang buruk. Pun, sama halnya demokrasi bukan sistem yang ideal karena demokrasi
juga tidak mampu menjamin kemenangan bagi orang-orang baik yang ingin menggunakannya demi kebaikan umat.
Bukankah impian ini hanyalah utopia belaka?
Untuk itu, tidak layak bagi kaum muslimin menggantungkan harapan mereka akan kebangkitan Islam melalui jalur demokrasi ini. Mereka haruslah sadar bahwa asas demokrasi yang meletakkan suara terbanyak sebagai standart kebenaran sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang meletakkan perintah Allah sebagai standart kebenaran.
Umat harus diberikan pemahaman yang benar tentang mana haram dan mana halal, mana yang wajib dilakukan dan mana yang wajib ditinggalkan, sehingga apa-apa yang seharusnya bersifat mutlak tidak berubah menjadi relatif.
Umat juga seharusnya sadar bahwa ketika mereka telah diberikan Islam sebagai petunjuk yang benar untuk pedoman hidup mereka dari Allah Swt., mereka tidak perlu lagi mencari-cari petunjuk lain yang berasal dari manusia karna bagaimanapun juga, segala sesuatu yang berasal dari ciptaan tidak akan mungkin lebih baik dari yang berasal dari pencipta itu sendiri.
Dan semoga ketika umat Islam lebih sadar untuk menjadikan hukum-hukum Allah sebagai landasan dari kehidupan mampu mendatangkan keberkahan dan rida Allah Swt..
Wallahu a'lam
Via
Opini
Posting Komentar