Opini
Catatan Hitam Generasi Muda
Oleh: Carminih, S.E.
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Puluhan remaja diduga geng motor di lndramayu tak berkutik saat diciduk polisi. 75 remaja itu nampak hendak melakukan tawuran.
Fahri selaku Kapolres Indramayu mengatakan bahwa, pihak Kepolisian telah mendapat laporan dari masyarakat, bahwa da kelompok remaja yang memakai sepeda motor. Kemudian, pihak kepolisian mendatangi lokasi dan saat itu mereka sedang mendengarkan arahan dari ketuanya untuk melakukan tawuran di Indramayu. (detikjabar, 18-01-2021).
Polisi juga turut menyita 38 unit sepeda motor yang akan digunakan para pelajar untuk menyerang. Sepeda motor itu langsung diamankan Satlantas Polres Indramayu. Begitu juga para remaja, langsung digelandang ke Mapolres Indramayu. Dari hasil pemeriksaan polisi juga mendapati ada senjata tajam yang dibawa puluhan remaja itu. Selain itu dari 75 remaja yang diamankan tujuh diantaranya positif menggunakan obat keras terlarang.
Aksi tawuran ini sebenarnya telah menjadi catatan hitam generasi muda. Kerusakan mental dan akal sehat pada generasi muda ini sudah menjamur dan merata. Tujuan hidupnya sudah tidak tahu lagi mau dibawa ke mana. Apakah mereka memiliki cita-cita atau tidak. Realita generasi muda sekarang sungguh memprihatinkan. Kondisinya memilukan.
Kerusakan yang datang dari pergaulan bebas pun sudah melekat pada pemuda saat ini. Bisa jadi ini hasil dari akumulasi kerusakan pada generasi muda yang abai atas perilaku buruk. Di sisi lain, orang tua belum memberikan perhatian lebih terkait perilaku kriminal, karena dianggap sebagai kenakalan semata. Mirisnya, perilaku generasi muda sekarang sangat berani kepada orang tua dan pandai bersilat lidah, cenderung memberontak dan sulit diatur.
Padahal jika membuka lembaran sejarah, maka generasi muda masa lalu justru dikenal dengan segudang prestasi. Tidak hanya fakih di bidang agama tetapi juga sukses di bidang sains dan teknologi. Para penakluk dan penemu di masa kejayaan Islam, didominasi oleh para pemuda.
Muhammad Al-Fatih saat usianya 22 tahun, mampu menaklukkan Konstantinopel, setelah 825 tahun penantian panjang disertai perjuangan dan darah para mujahid.
Sebelumnya, telah ada para panglima muda pembela Islam yang berkilau, seperti Usamah bin Zaid pada usia 18 tahun telah memimpin pasukan beranggotakan para pembesar, dan sahabat senior Rasulullah saw.. Lalu Zaid bin Tsabit, di usia 13 tahun sudah menjadi penulis wahyu juga sebagai penerjemah Rasul. Dahulu para ulama pun biasa selesai menghafal Al-Qur'an saat umur mereka masih di bawah 10 tahun. Ibnu Hajar Al-Asqalani, seorang ulama besar di abad ke-8 Hijriyah telah mengimami salat tarawih di Masjidil Haram saat umurnya masih 12 tahun.
Sedang contoh ilmuwan muslim yang hingga kini masih dikenang kontribusinya bagi dunia sains adalah Ibnu Sina, Al Farabi, Al Kindi, Ibnu Rusyd, Ibnu Khaldun, Ibnu Haitsam, Al Ghazali, Jabir Al Hayyan, serta masih banyak lagi. Karya-karya tokoh sains Islam itu pun diakui mempunyai kontribusi besar bagi kemajuan ilmu pengetahuan pada era kontemporer.
Generasi muda pada masa diterapkannya sistem Islam secara menyeluruh, sangat jauh dari hura-hura, dugem, dan gaya hidup hedonistik lainnya. Saat mereka memiliki masalah, keyakinan mereka kepada Allah, qada dan qadar, rezeki dan ajal termasuk tawakal yang sangat luar biasa, membuatnya mampu menghadapi dan melewati dengan bijaksana. Terpatri pemahaman, bahwa setiap masalah bisa diselesaikan, sehingga jauh dari stress atau mental illness.
Dapat dipastikan produktivitas generasi muda, jika diterapkannya sistem Islam. Mereka akan menjadi luar biasa. Hidupnya akan diisi dan disibukkan dengan ketaatan pada syariat dan keinginan kuat untuk menebar kemanfaatan bagi sekitar. Sehingga karya-karya fenomenal pun lahir. Bahkan mereka dapat menjadi peneliti dan ilmuwan pada usia belia, karena support system lewat negara.
Rasanya sukar untuk diperbandiingkan dengan perilaku generasi muda saat ini, terlalu jomplang. Kebanyakan di antara mereka minim visi, sibuk mengejar duniawi dan eksistensi, serta harga diri. Yang nampak menonjol hanyalah potret buram dan catatan hitam berisi kebobrokan generasi muda.
Saat ini, generasi muda bukan hanya menjadi korban bahkan mereka sendiri menjadi pelaku dan penjaja ide kapitalis-sekuler yang menyesatkan. Berbagai seminar moderasi beragama juga kajian feminisme makin menjadikan generasi muda hanya berorientasi pada popularitas, dan kemewahan semata. Padahal seharusnya kecerdasan dan kekuatan yang dimiliki sebagai anugerah dari Allah, dikembalikan kepada Allah dengan memperjuangkan agamanya.
Masa remaja adalah masa penuh gejolak. Karena itu dalam sebuah hadis Rasul saw., bersabda bahwasanya Allah kagum pada remaja yang tumbuh dalam ketaatan pada-Nya, tanpa penyimpangan. Jadi Islam pun tidak memungkiri bahwa masa tersebut adalah masa transisi, rentan berubah-ubah, mudah dipengaruhi dan disusupi, serba penasaran dan ingin mencoba banyak hal.
Inilah pentingnya adanya gerakan pemuda yang kuat melawan arus sekularisasi dan memviralkan dakwah Islam kaffah. Gerakan ini akan bersama-sama secara terorganisir untuk menyampaikan kebenaran Islam. Memberikan pengaruh positif kepada pemuda, mengembalikan mereka kepada identitas mereka sebagai muslim sejati. Dimana mereka terdorong untuk memanfaatkan masa muda mereka di jalan kebaikan.
Maka dari itu kita harus menyelamatkan generasi muda dari kerusakan sistem sekuler liberal saat ini secara kolektif, bukan bergerak sendiri-sendiri. Sekularisme haruslah dibasmi sampai ke akar-akarnya, agar tidak menjadi penyakit kronis di masa depan. Semua itu dapat dimulai dari peran sentral pemerintah sebagai penjaga dan pelindung generasi. Yakni dengan pemberlakuan hukum-hukum Allah secara legal dan tidak parsial, sebagai solusi bagi masalah generasi. Juga semua masalah keumatan lainnya.
Wallahu a’lam bish-shawwab.
Via
Opini
Posting Komentar